Kemudian Kagero segera
pergi meninggalkan markas menuju laboratorium. Setelah sampai disana.
Laboratorium yang beratapkan teleskop raksasa itu memancarkan petir
hitam kearah langit, Kagero jadi cemas melihat keadaan ini. “sebenarnya
apa yang terjadi disini?” segera Kagero masuk kedalam laboratorium,
disana Bit sedang dalam posisi berdiri terlentang dan mengapung diudara,
seluruh anggota tubuhnya bergantian menyambarkan petir kesegala arah,
kepalanya mendongak keatas dan mulutnya terbuka menyambarkan petir besar
kearah langit. “ah tuan Kagero!” Steve berlari menghampiri Kagero
dengan keadaan panik. “kenapa bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya
terjadi katakan padaku!!” tanya Kagero. “be...be...begini ceritanya,
semalam aku membuat percobaan ramuan tentang penguat kekuatan Contract
tingkat tinggi, ramuan tersebut bisa melipat gandakan kekuatan Contract
penggunanya, tapi itu belum sempurna. Tadi pagi kak Bit pas makan salah
mengambil air minum yg diambil bukan air tapi malah ramuanku jadinya
seperti ini.” Jelas Steve panjang lebar.
Didalam diri Bit yang sedang mengalami kejadian aneh, dia memikirkan dan mengingat-ingat masa kecilnya dimana ia diasuh oleh Zai. Ditaman bermain di desa Clamour. “ayah apakah punya ibu itu menyenangkan yah?” tanya Bit kecil pada ayahnya yang sedang melihat anak-anak bermain dengan ibu mereka. “apakah kau ingin tau Bit?” tanya ayahnya kembali. “iya ayah aku ingin punya ibu.” Kata Bit kecil. “Ibu adalah seorang wanita yang paling baik didunia ini, di saat kita dekat dengannya kita akan merasa hangat jika kita didekatnya apalagi kalau...” “ayah apakah aku punya ibu?” Bit kecil bertanya pada ayahnya yang sedang bicara. “pasti semua orang punya nak, aku, kau, burung-burung diatas, atau tupai dipohon itu, semua punya ibu.” Jelas Zai sambil menunjukan Bit keadaan sekitar. “jadi siapa ibuku yah?” Zai terdiam sesaat saat Bit menanyakan hal tersebut. Sambil tersenyum menatap langit Zai menjawab. “kau pasti akan mengetahuinya Bit suatu saat nanti tapi bukan hari ini.” Mereka lalu berjalan bergandenagn dan pulang kerumah. Di perjalanan Zai bertanya pada Bit. “Bit apakah cita-citamu suatu saat nanti?” “aku tidak punya cita-cita ayah.” Jawab Bit. “sebaiknya kau punya cita-cita Bit agar hidupmu jadi berarti.” Saran Zai pada Bit. “begitu ya? Baiklah sudah kuputuskan, cita-citaku adalah bertemu ibu.” Zai senang Bit kini punya cita-cita dan untuk mempermudah mencapai cita-cita Zai memberi petunjuk untuk Bit. “jika itu cita-citamu Bit akan kuberi kau sedikit petunjuk, ibumu sekarang berada di pulau yang mengapung diudara.”
Creeettt.... creeeettt.... petir semakin menjadi-jadi menyambar ruangan laboratorium. Lama-kelamaan rambut Bit yang semula ungu berubah menjadi putih, Matanya hanya putih tak berpupil, kuku-kukunya mulai menjadi panjang dan gigi taringnya juga memanjang. Melihat keadaan semakin memburuk Kagero mulai memikirkan sesuatu. “hai Steve bukankah Bit mempunyai pedang Zero?” tanya Kagero. “iya dia punya, pedangnya ada dilantai atas tetapi untuk kesana kita harus melewati kak Bit terlebih dahulu.” Jawab Steve. “aku tidak bisa menggunakan bayanganku dilantai atas nanti aku akan jatuh jika masuk dalam bayangan.” Tiba-tiba Kagero merasakan sesuatu. “apa..!? aku harus segera pergi dari sini.” Kagero dengan tergesa-gesa meninggalkan laboratorium. “tuan kau mau kemana? Kenapa dia malah pergi ya?” Setelah Kagero pergi kemudian Steve menggunakan daya otaknya untuk memecahkan masalah dan mulai berpikir.
Tak jauh dari laboratorium Don sedang mendorong grobak mie ayamnya menuju tempat dagangnya dan dia melihat kilat hitam yang dipancarkan Bit. “Ternyata benar bocah itu ya.” kata Don sambil memberhentikan grobaknya. “hai kau, segera pergi dari sini ini daerah bahaya!” kata pasukan keamanan pulau Currant. “baiklah tuan aku hanya ingin istirahat. Mau mie ayam pak?” Don menawari mie ayam pada PKPC. “tidak nanti saja, sana pergi!” suruh PKPC. Lalu Don pergi dari tempat itu.
Kembali diwaktu dimana Furin diberi tugas oleh Phoenix. “Ken dan kau Delta keluar dari ruanganku.” Phoenix menyuruh Ken dan Delta dari anggota dewan keluar agar dia bisa memberikan tugas rahasia kepada Furin. “Furin, kau adalah satu-satunya yang bisa menggunakan lorong perpindahan dipulau ini benar kan?” tanya Phoenix. “benar tuan hanya saya saja yantg tau tehnik ini karna tehnik ini adalah tehnik khusus dari klan kami. Lantas apa perlu tuan denganku?” kemudian Phoenix mengeluarkan sebuah buku kecil dan menunjukannya ke Furin. “ini lihatlah!” suruh phoenix. “maaf tuan apakah kau menyuruhku melihat foto gadis telanjang ini?” tanya Furin bingung. Phoenix kaget dan segera membuang buku itu. “hehe maaf tadi itu buku playboy untuk hiburan semata.” Furin bingung melihat kelakuan si Island Leader yang satu ini. “ini dia buku catatan William Zai. Coba baca halaman ke 69.” Kemudian Furin mengambil buku itu dan membaca sedangkan Phoenix menyembunyikan buku-buku playboynya. “Baca dengan keras nak!” bentak Phoenix “baiklah tuan, disini tertulis dimalam penyerangan terakhir dipusat para pengguna Contract kegelapan, kugunakan Earth spirit dan menghancurkan seluruh pasukan musuh. Pada saat aku masuk ketenda dimana pemimpin musuh berada aku terkejut tidak ada siapa-siapa dan hanya ada bayi laki-laki menangis, lalu aku putuskan untuk mengambilnya dan saat aku keluar dari tenda ada seorang laki-laki dengan tinggi 3 meter didepanku. Di halaman ini hanya tertulis demikian tuan.” Kata Furin selesai membaca.
Didalam diri Bit yang sedang mengalami kejadian aneh, dia memikirkan dan mengingat-ingat masa kecilnya dimana ia diasuh oleh Zai. Ditaman bermain di desa Clamour. “ayah apakah punya ibu itu menyenangkan yah?” tanya Bit kecil pada ayahnya yang sedang melihat anak-anak bermain dengan ibu mereka. “apakah kau ingin tau Bit?” tanya ayahnya kembali. “iya ayah aku ingin punya ibu.” Kata Bit kecil. “Ibu adalah seorang wanita yang paling baik didunia ini, di saat kita dekat dengannya kita akan merasa hangat jika kita didekatnya apalagi kalau...” “ayah apakah aku punya ibu?” Bit kecil bertanya pada ayahnya yang sedang bicara. “pasti semua orang punya nak, aku, kau, burung-burung diatas, atau tupai dipohon itu, semua punya ibu.” Jelas Zai sambil menunjukan Bit keadaan sekitar. “jadi siapa ibuku yah?” Zai terdiam sesaat saat Bit menanyakan hal tersebut. Sambil tersenyum menatap langit Zai menjawab. “kau pasti akan mengetahuinya Bit suatu saat nanti tapi bukan hari ini.” Mereka lalu berjalan bergandenagn dan pulang kerumah. Di perjalanan Zai bertanya pada Bit. “Bit apakah cita-citamu suatu saat nanti?” “aku tidak punya cita-cita ayah.” Jawab Bit. “sebaiknya kau punya cita-cita Bit agar hidupmu jadi berarti.” Saran Zai pada Bit. “begitu ya? Baiklah sudah kuputuskan, cita-citaku adalah bertemu ibu.” Zai senang Bit kini punya cita-cita dan untuk mempermudah mencapai cita-cita Zai memberi petunjuk untuk Bit. “jika itu cita-citamu Bit akan kuberi kau sedikit petunjuk, ibumu sekarang berada di pulau yang mengapung diudara.”
Creeettt.... creeeettt.... petir semakin menjadi-jadi menyambar ruangan laboratorium. Lama-kelamaan rambut Bit yang semula ungu berubah menjadi putih, Matanya hanya putih tak berpupil, kuku-kukunya mulai menjadi panjang dan gigi taringnya juga memanjang. Melihat keadaan semakin memburuk Kagero mulai memikirkan sesuatu. “hai Steve bukankah Bit mempunyai pedang Zero?” tanya Kagero. “iya dia punya, pedangnya ada dilantai atas tetapi untuk kesana kita harus melewati kak Bit terlebih dahulu.” Jawab Steve. “aku tidak bisa menggunakan bayanganku dilantai atas nanti aku akan jatuh jika masuk dalam bayangan.” Tiba-tiba Kagero merasakan sesuatu. “apa..!? aku harus segera pergi dari sini.” Kagero dengan tergesa-gesa meninggalkan laboratorium. “tuan kau mau kemana? Kenapa dia malah pergi ya?” Setelah Kagero pergi kemudian Steve menggunakan daya otaknya untuk memecahkan masalah dan mulai berpikir.
Tak jauh dari laboratorium Don sedang mendorong grobak mie ayamnya menuju tempat dagangnya dan dia melihat kilat hitam yang dipancarkan Bit. “Ternyata benar bocah itu ya.” kata Don sambil memberhentikan grobaknya. “hai kau, segera pergi dari sini ini daerah bahaya!” kata pasukan keamanan pulau Currant. “baiklah tuan aku hanya ingin istirahat. Mau mie ayam pak?” Don menawari mie ayam pada PKPC. “tidak nanti saja, sana pergi!” suruh PKPC. Lalu Don pergi dari tempat itu.
Kembali diwaktu dimana Furin diberi tugas oleh Phoenix. “Ken dan kau Delta keluar dari ruanganku.” Phoenix menyuruh Ken dan Delta dari anggota dewan keluar agar dia bisa memberikan tugas rahasia kepada Furin. “Furin, kau adalah satu-satunya yang bisa menggunakan lorong perpindahan dipulau ini benar kan?” tanya Phoenix. “benar tuan hanya saya saja yantg tau tehnik ini karna tehnik ini adalah tehnik khusus dari klan kami. Lantas apa perlu tuan denganku?” kemudian Phoenix mengeluarkan sebuah buku kecil dan menunjukannya ke Furin. “ini lihatlah!” suruh phoenix. “maaf tuan apakah kau menyuruhku melihat foto gadis telanjang ini?” tanya Furin bingung. Phoenix kaget dan segera membuang buku itu. “hehe maaf tadi itu buku playboy untuk hiburan semata.” Furin bingung melihat kelakuan si Island Leader yang satu ini. “ini dia buku catatan William Zai. Coba baca halaman ke 69.” Kemudian Furin mengambil buku itu dan membaca sedangkan Phoenix menyembunyikan buku-buku playboynya. “Baca dengan keras nak!” bentak Phoenix “baiklah tuan, disini tertulis dimalam penyerangan terakhir dipusat para pengguna Contract kegelapan, kugunakan Earth spirit dan menghancurkan seluruh pasukan musuh. Pada saat aku masuk ketenda dimana pemimpin musuh berada aku terkejut tidak ada siapa-siapa dan hanya ada bayi laki-laki menangis, lalu aku putuskan untuk mengambilnya dan saat aku keluar dari tenda ada seorang laki-laki dengan tinggi 3 meter didepanku. Di halaman ini hanya tertulis demikian tuan.” Kata Furin selesai membaca.
Sementara Furin dan
Phoenix membaca buku catatan Zai, Bit yang sedang mengalami kejadian
aneh dilaboratorium mengalami perubahan bentuk fisik, oto-otot Bit mulai
keluar, mata yang semula tak berpupil kemudian muncul pupil mata yang
berwarna hijau tua yang menyeramkan, dipunggungnya ada sesuatu yang
mencoba keluar dari dalam kulit. “gawat sekali apa yang harus aku
lakukan? Keadaan semakin buruk.” Kata Steve panik. Ditengah kepanikannya
Steve baru ingat kalau dia bisa berteleportasi. “ oh iya aku akan
berteleportasi saja, tapi jika aku berteleportasi ¾ rohku tersedot. Mmmm
baiklah tidak apa-apa demi Kak Bit. Mind Contract, Teleport.” Sekejap
saja Steve sudah sampai dilantai atas dan ia langsung mengambil pedang
Zero milik Bit dan menuju kebawah. Sesampainya dibawah Steve kaget
melihat sudah tidak ada petir lagi. Disana ia melihat Bit sedang
tersungkur terengah-engah, tanpa pikir panjang Steve segera menghampiri
Bit dan ingin menolongnya.
Steve berlari menghampiri Bit dan berharap Bit tidak apa-apa, sesampainya di dekat Bit, Steve merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. “hawa apa ini? Tiba-tiba aku merasa takut, dingin sekali disini aku akan membawamu keatas kak.” Steve memegang pundak Bit, mendadak Steve kaget karna yang dipegangnya bukan Bit tapi sesuatu yang merasuki Bit tadi, walau rambutnya Bit sudah menjadi ungu kembali tapi mata hijau seramnya masih ada dan mata itu menatap Steve dengan tajam. Steve tak bisa bergerak melihat mata Bit yang sangat seram memutuskan untuk berteriak meminta pertolongan. “Tttoooolllooonnnggg.....!” teriak Steve ketakutan. “diam kau bocah bodoh!” bentak Bit yang sedang kerasukan. Steve lalu diam dan tertegun mendengar bentakan Bit. “si..si..siapa kau sebenarnya? Kau bukan kak Bit.” Tanya Steve. “siapa aku? siapa aku kau bilang? Aku adalah... ah!? Dia kembali agh...agh...!!” kata Bit bingung dan kembali mengejang. Petir kembali keluar dari dalam tubuhnya dan ia kembali melayang dan pupil matanya yang hijau hilang.
Di ruangan Phoenix. Furin telah selesai membaca buku catatan Zai dan menutup buku itu. “baiklah aku sudah selesai membaca, mungkin ini cara satu-satunya untuk mengetahui Bit itu istimewa dari yang istimewa. Aku akan berangkat dan mengajak gadis itu.” Kata Furin yang kemudian segera pergi. “semoga yang ditulis Zai itu benar, jika tidak habislah riwayat Bit.” Kata Phoenix sambil melihat kearah laboratorium yang masih memancarkan petir hitam kelangit. Tanpa diduga Ken masuk kedalam ruangan dan bertanya pada Phoenix. “maaf tuan aku masuk secara diam-diam, tapi aku ingin bertanya tentang bocah yang mengeluarkan petir hitam itu, bukankah dia anak dari W. Zai rock?” “benar. langsung saja kepusat masalah saja aku masih banyak urusan.” Jawab Phoenix. “begini tuan, bukankah para pengguna Contract hitam tidak bisa terlahir dari Contract alami seperti Contract batunya Zai? Lalu dimana mayat Zai yang mati karena serangan Barrock Rai? Harusnya masih ada walaupun hanya rambut atau serpihan kulit yang tak terkena laser, kalau aku bisa mendapat sedikit saja contoh sel dari Zai aku akan membawanya ke pulau cahaya untuk diteliti bagaimana seorang Contract alami dapat mempunyai keturunan Contract hitam. Anda pasti punya sedikit sel Zai tuan, aku mohon berikanlah padaku.” Pinta Ken. “aku akan memberi sel Zai padamu tapi setelah kau mengalahkan Momo dan menyuruh anakku untuk mampir kepulau ini walau hanya sebentar, aku sangat merindukannya.”
Di laboratorium. Steve yang tadinya ketakutan berubah menjadi panik melihat Bit kembali mengeluarkan petir kesegala arah untuk yang kedua kalinya. “sebenarnya apa yang terjadi?” lalu Steve melihat pedang Zero yang tergeletak di lantai dan ia mengambilnya dan bertian menebas Bit dengan harapan akan menghentakan petir hitam yang dikeluarkan Bit. “maafkan aku kak Bit aku harus menebasmu demi kebaikanmu.” Kata Steve sambil berlari menghampiri Bit, tiba-tiba pusaran angin muncul di depan Steve dan membuatnya terpental. “maaf ya Steve aku muncul terlambat.” Kata Furin yang keluar bersama Yoona dari lorong angin. “kenapa anda membawa Yoona tuan?” tanya Steve. “ini perintah dari tuan Phoenix.” Jawab Furin. Sementara Furin dan Steve berbicara, Yoona menangis melihat Bit dalam keadaan melayang dan mengeluarkan petir dari dalam tubuhnya.
bersambung
Steve berlari menghampiri Bit dan berharap Bit tidak apa-apa, sesampainya di dekat Bit, Steve merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. “hawa apa ini? Tiba-tiba aku merasa takut, dingin sekali disini aku akan membawamu keatas kak.” Steve memegang pundak Bit, mendadak Steve kaget karna yang dipegangnya bukan Bit tapi sesuatu yang merasuki Bit tadi, walau rambutnya Bit sudah menjadi ungu kembali tapi mata hijau seramnya masih ada dan mata itu menatap Steve dengan tajam. Steve tak bisa bergerak melihat mata Bit yang sangat seram memutuskan untuk berteriak meminta pertolongan. “Tttoooolllooonnnggg.....!” teriak Steve ketakutan. “diam kau bocah bodoh!” bentak Bit yang sedang kerasukan. Steve lalu diam dan tertegun mendengar bentakan Bit. “si..si..siapa kau sebenarnya? Kau bukan kak Bit.” Tanya Steve. “siapa aku? siapa aku kau bilang? Aku adalah... ah!? Dia kembali agh...agh...!!” kata Bit bingung dan kembali mengejang. Petir kembali keluar dari dalam tubuhnya dan ia kembali melayang dan pupil matanya yang hijau hilang.
Di ruangan Phoenix. Furin telah selesai membaca buku catatan Zai dan menutup buku itu. “baiklah aku sudah selesai membaca, mungkin ini cara satu-satunya untuk mengetahui Bit itu istimewa dari yang istimewa. Aku akan berangkat dan mengajak gadis itu.” Kata Furin yang kemudian segera pergi. “semoga yang ditulis Zai itu benar, jika tidak habislah riwayat Bit.” Kata Phoenix sambil melihat kearah laboratorium yang masih memancarkan petir hitam kelangit. Tanpa diduga Ken masuk kedalam ruangan dan bertanya pada Phoenix. “maaf tuan aku masuk secara diam-diam, tapi aku ingin bertanya tentang bocah yang mengeluarkan petir hitam itu, bukankah dia anak dari W. Zai rock?” “benar. langsung saja kepusat masalah saja aku masih banyak urusan.” Jawab Phoenix. “begini tuan, bukankah para pengguna Contract hitam tidak bisa terlahir dari Contract alami seperti Contract batunya Zai? Lalu dimana mayat Zai yang mati karena serangan Barrock Rai? Harusnya masih ada walaupun hanya rambut atau serpihan kulit yang tak terkena laser, kalau aku bisa mendapat sedikit saja contoh sel dari Zai aku akan membawanya ke pulau cahaya untuk diteliti bagaimana seorang Contract alami dapat mempunyai keturunan Contract hitam. Anda pasti punya sedikit sel Zai tuan, aku mohon berikanlah padaku.” Pinta Ken. “aku akan memberi sel Zai padamu tapi setelah kau mengalahkan Momo dan menyuruh anakku untuk mampir kepulau ini walau hanya sebentar, aku sangat merindukannya.”
Di laboratorium. Steve yang tadinya ketakutan berubah menjadi panik melihat Bit kembali mengeluarkan petir kesegala arah untuk yang kedua kalinya. “sebenarnya apa yang terjadi?” lalu Steve melihat pedang Zero yang tergeletak di lantai dan ia mengambilnya dan bertian menebas Bit dengan harapan akan menghentakan petir hitam yang dikeluarkan Bit. “maafkan aku kak Bit aku harus menebasmu demi kebaikanmu.” Kata Steve sambil berlari menghampiri Bit, tiba-tiba pusaran angin muncul di depan Steve dan membuatnya terpental. “maaf ya Steve aku muncul terlambat.” Kata Furin yang keluar bersama Yoona dari lorong angin. “kenapa anda membawa Yoona tuan?” tanya Steve. “ini perintah dari tuan Phoenix.” Jawab Furin. Sementara Furin dan Steve berbicara, Yoona menangis melihat Bit dalam keadaan melayang dan mengeluarkan petir dari dalam tubuhnya.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar