“tuan Phoenix?!” Ken dan Don Gen terkejut melihat Phoenix datang
menemui Diablo, sesaat kemudian puluhan PKPC datang menggunakan Skypot
yang berbentuk seperti motor tapi dapat melayang dilangit. Mereka
berbondong-bondong datang dari markas besar dan mereka mengepung Diablo
dan Momo dalam formasi lingkaran.
“banyak sekali mereka!!
Rohku semakin melemah aku tidak yakin dapat mengalahkan mereka tuan.”
Kata Momo yang agak gelisah melihat keadaan. “........” Diablo hanya
diam saja menatap Phoenix yang terlihat marah. “sekarang kau menggunakan
naga untuk bicara ya Diablo? Lama juga kita tidak bertemu, seingatku
kau dulu masih remaja dan sekarang kau sudah dewasa. Apa sebernya
maumu?” Phoenix bertanya pada Diablo. “aku disini hanya ingin menjadikan
anak ini menjadi pengikutku. Jadi jika kau menghalangiku akan
kuhancurkan semua pasukanmu ini.” Kata Diablo yang diucapkan oleh Agny.
“bu...bu...bukankah itu Diablo, Diablo yang menjadi garis depan
pertempuran 16 tahun yang lalu.” Kata salah satu PKPC yang gemetaran
melihat Diablo. “iya itu Diablo celaka kita takkan bisa selamat
melawannya.” “gawat kita bisa mati.” Terdengar para PKPC gelisah melawan
Diablo walau dia hanya seorang diri.
Melihat anak buahnya
tak percaya diri, Phoenix mulai memejamkan mata dan menarik nafas
panjang. “apa kalian ingin kejadian 16 tahun lalu terulang kembali?
Memang balas dendam takkan menyelesaikan masalah, tapi jika kita
menghancurkan 1 orang ini memperkecil kemungkinan kejadian 16 tahun lalu
terulang. Untuk kita, untuk keluarga kita, untuk anak cucu kita,
HANCURKAN....!!!” dan pidato singkat Phoenix tadi membangkitkan semangat
para PKPC. Hawa dingin ketakutan berubah menjadi hangatnya semangat.
Para pengguna Contract tanah secara bersamaan menggunakan tehnik mereka.
“earth Contract, hujan batu.” Serangan dari langit yang berupa
batu-batu besar menghujani Diablo.
Diablo tidak bergeming
sedikitpun melihat serangan pertama yang dilancarkan oleh PKPC yang
bercontract tanah. “keluarlah Hippodia.” Kata Agny yang mewakili Diablo.
Dari mata didalam topeng Diablo keluar mahluk lain yang berwujud
kudanil. Dengan mulut yang besar mengaga menghadap keatas, Hippodia
menyerap semua batu yang dikeluarkan oleh para pasukan. “hewan itu
menyerap serangan kita??” kata salah satu PKPC terkejut. “jangan
hiraukan hewan itu. Serang Momo dan Diablo!” kata Phoenix memerintah
semua anak buahnya. “tuan Phoenix aku butuh bantuan, tuan muda kakinya
membeku.” Terdengar Ken meminta tolong dari belakang barisan. Phoenix
segera menemui Ken dan Don Gen. “tuan Phoenix tolong aku, kakiku sudah
mati rasa.” Don Gen merengek meminta tolong. “diamlah akan kulelehkan es
ini. Contract api neraka, sarung tangan neraka.” Tangan Phoenix mulai
menjadi merah yang menyala bagai bara api. Disentuhnya es di kaki Don
Gen dan dalam beberapa detik esnya mulai mencair. Melihat hal itu Don
Gen bingung kenapa api Ken tidak bisa melelehkan es itu tapi Phoenix
bisa.
“serang terus dengan semua kekuatan kalian..!” kata
salah satu pasukan memerintahkan untuk menyerang. Berbagai macam
Contract telah dikeluarkan ntuk melawan Diablo tapi serangan diserap
oleh Hippodia. Kudanil yang satu itu mempunyai kemampuan menyerap semua
kekuatan Contract. Semakin banyak dia menyerap Contract semakin besar
tubuhnya. “terlalu beresiko mengeluarkan Contract yang berdampak besar
dalam formasi ini.” Salah satu pasukan cemas karena Diablo tak kunjung
terkena serangan. “kita butuh bantuan Contract yang berkombinasi.” Sahut
pasukan yang lain sambil menyerang.
Dalam keadaan yang
hampir menimbulkan keputus asaan muncul lubang lorong angin Furin.
“pedang emas, diaktifkan.” Terdengar suara dari dalam lorong angin. Lalu
tak berselang lama cahaya yang menyilaukan yang membuat orang menutup
matanya. “tak salah lagi, itu Kagero dan Furin. Momo masuklah kemulut
Hippodia!” suruh Diablo. “baiklah tuan.” Momo kemudian mendekat ke
Hippodia dan mulai tersedot kedalam mulutnya. Setelah Momo masuk
kemulutnya Hippodia menghentikan menyedot serangan dan menjadi cahaya
putih yang kemudian masuk kembali ke mata Diablo.
Di salah
satu jalan terlihat Steve sedang membopong Bit yang kesakitan didaerah
perutnya. “tadi katamu mau menggunakan teleportasi, kenapa kita harus
berjalan kaki?” tanya Bit menggrutu. “maaf kak aku masih belum cukup
kuat untuk meneleport dua orang, jadi kita jalan saja.” “sepertinya ada
yang aneh, biasanya kan jalan ini ramai sekali, kenapa sekarang sepi?
Tak ada seorangpun yang lewat.” “benar kak tak seperti biasanya... ah
itu ada perawat! Kebetulan sekali.” Steve melihat seorang wanita keluar
dari sebuah gang.
Wanita yang cantik berkulit putih,
mengenakan pakaian suster dengan rok mininya. Tubuh yang sexy dan
gemulai, kalau pak Bondan wisata kuliner mengatakan *Mak Nyus..!* “ayo
kak kita tanyakan padanya apa yang sedang terjadi... Lho!? Diamana kak
Bit?”
bagi temen2 yang mau request karakter bisa kok tinggal sms ke 085647299863 aku butuh bantuan nambah karakter
trimakasih
Steve melihat kebelakang, siapa tau Bit lari kembali ke tempat tadi
untuk mencari pedangnya yang hilang. Dia melihat ke sepanjang jalan tadi
yang dilewatinya tetapi tak ada seorangpun. “nama mbak siapa? Kok
cantik sekali.” Terdengar suara samar-samar. Steve berbalik dan sudah
menduga suara siapa itu. “apa kau baik-baik saja? Lihat hidungmu
mimisan.” Kata suster yang sexy tadi. “tidak kok aku tidak apa-apa mbak.
Mbak rumahnya mana?” tanya Bit sambil mengusap mimisannya yang terus
banjir keluar dari lubang hidungnya.
Memang penyakit
mimisannya itu sudah lama diderita Bit. Penyakit yang mulai kumat ketika
melihat wanita cantik dan sexy. Entah kapan tepatnya tapi diketahui
bahwa Bit mengalami mimisan setelah dia disunat. Tapi lain halnya Bit
jika melihat Yoona, Yoona memang cantik berkulit putih bermata agak
sipit, berambut panjang bergelombang. Memang tidak begitu sexy karena
Yoona memiliki tubuh yang kurus tapi enak dipandang. Mungkin karena itu
Bit tidak Mimisan kalau melihat Yoona, terlebih dia sangat suka pada
Yoona pasti dia tidak ingin terlihat konyol didepannya dengan menjadi
mimisan.
“aduh...” teriak Bit sambil memegangi kepalanya,
ternyata dia kesakitan karena kepalanya dijitak oleh Steve. “apa-apaan
kakak ini? Aku sudah khawatir kalau-kalau kakak kembali ketempat
berbahaya itu, tapi ternyata kau malah disini menggoda suster cantik
ini.” Kata Steve sambil marah-marah. “sudah kalian jangan bertengkar,
sedang apa kalian disini? Tempat ini seharusnya sudah dikosongkan dan
semua harus dievakuasi.” Kata suster itu yang terlihat heran.
“dievakuasi? Memangnya ada apa?” kata Bit yang sudah berhenti
mimisannya. “tak jauh dari sini ada pertempuran besar yang mengerahkan
seluruh pasukan keamanan pulau Currant yang kalian biasa sebut PKPC.”
“jangan-jangan Momo yang menyebabkan semua ini?” tanya Bit sambil
melihat kearah Steve. “Momo? Siapa Momo?” tanya Suster yang mendengarkan
Bit. “dia yang menyerangku dan mengambil pedangku. Lihat ini perutku
terkena racunnya.” Lalu Bit menaikkan bajunya dan memperlihatkan luka di
perutnya. “sepertinya kau terkena racun.” “memang aku terkena racun
cintamu mbak suster yang cantik.” Sahut Bit dengan memegangi tangan
suster dan mengeluarkan wajah yang romantis. “AAAGGHH...” perut Bit
mulai terasa sakit kembali. Wajahnya yang tadi romantis berubah menahan
rasa sakit yang luar biasa.
Sementara itu di tempat
pertempuran. Hampir semua orang disana membeku menjadi balok Es berwarna
perak. Disana hanya berdiri Phoenix, Ken, Furin, tetapi Kagero dan para
ninja bunga membeku. Sedangkan Don Gen masih terbaring ditanah
kedinginan. “hah...hah...hah... kita tidak bisa terus menghindar dari
serangannya seperti ini terus.” Kata Ken terengah-engah. “andai aku
dapat melelehkan Kagero dengan cepat aku dapat mengetahui dimana orang
itu berada dan membawanya kesini.” Kata Phoenix yang terlihat mempunyai
tiga bola api mengitarinya berputar dengan lambat. “kenapa harus Kagero
dan siapa yang kau maksud orang itu? Apakah dia anak berambut ungu?”
tanya Ken. “itu karena dalam gagang pedang emas kagero terdapat mutiara
DNA milik orang itu, jika mutiara itu dikeluarkan dari gagang pedang
maka mutiara itu akan menuju orang itu. Orang itu adalah rahasia kami
dan bukan Bit anak berambut ungu yang kau maksud.” Kata Phoenix.
Diablo
masih berdiri tegak ditempatnya yang tadi. Dua naganyamasih bertengger
dipundaknya seakan tak mau lepas dari tuannya. “apakah sudah cukup
istirahatnya?” kata Diablo yang diwakilkan oleh naga biru, Essy. “gawat
tuan. Diablo mulai menyerang kembali!” kata Furin khawatir. “apakah kau
masih mempunyai pil peningkat roh?” tanya Phoenix. “masih bisa satu pil
lagi tuan. Tapi aku sudah tidak mampu menggunakan tornado pelindung
lagi.” “baguslah kalau begitu, berikan pil itu padaku. Akan kukendalikan
burung Phoenix sepenuhnya.” “maksud tuan?” “benar, aku akan menggunakan
Contract legendaris suku Phoenix. Sekarang berikan pil itu.” Pinta
Phoenix dengan nada datar.
“percuma saja kalian melakukan
hal bodoh seperti itu. Nikmatilah saat-saat dimana kalian membeku dalam
kematian.” Kata Diablo mengejek yang masih saja diwakili oleh Agny.
“mungkin Furin, Ken, Don Gen dan orang-orang yang membeku itu akan mati.
Tapi tidak denganku. karna aku ABADI...!!” Phoenix berteriak dengan
keras dan lantang. Setelah itu dia memakan pil peningkat Roh yang
diberikan oleh Furin tadi. Dalam sekejap tubuh Phoenix dipenuhi
aura-aura merah. Dahinya berkerut menandakan dia marah. Tiga bola api
yang mengelilingi Phoenix berputar dengan cepat yang menimbulkan rambut
putih beruban Phoenix tersingkap keatas.
“apa yang
dilakukan tuan Phoenix?” tanya Ken. “dia sedang mengeluarkan Contract
abadinya. Lihatlah betapa kuatnya tenaga yang dipancarkan.” Kata Furin
yang tak henti-hentinya memandang Phoenix. “abadi katamu?” “iya abadi,
dia dan burung Phoenixnya tidak akan pernah mati jika dalam keadaan
seperti ini. Entah bagaimana aku juga tidak secara pasti penjelasannya.
Tapi jika burung Phoenix mati maka burung itu akan terlahit kembali dari
tubuh tuan Phoenix dan sebaliknya. Mereka berdua seakan jadi satu.”
Jelas Furin.
Phoenix mulai mengangkat tangannya dan
membuat bola api berwarna merah cerah. Lalu dia menatap langit seraya
memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Setelah beberapa
detik. “Contract api neraka, Phoenix” teriak Phoenix sambil melempar
bola apinya kelangit. Kemudian Bola api itu meledak dilangit yang
mengakibatkan langit menjadi berwarna merah. Dilangit yang merah
tersebut muncul bola api berwarna kuning cerah mirip matahari.
Sesosok
burung Phoenix yang ditunggangi phoenix tadi muncul kembali. Dimakannya
bola api kuning tersebut. Setelah tertelan tubuhnya menjadi terbakar
api dan ukurannya semakin membesar 5 kali lipat. Dibawahnya, Phoenix
juga mengalami gejala sama dengan apa yang dialami burung Phoenixnya.
Tubuhnya juga terbakar tetapi dia tidak bertambah ukurannya, hanya saja
mata kiri Phoenix berubah seperti mata burung Phoenixnya. “dengan ini
aku akan menjadi abadi.” Kata Phoenix datar.
“abadi ha?
Coba saja serang aku. tuan abadi.” Kata diablo yang diwakili oleh Agny.
Burung Phoenix mulai menyambar dari langit menuju arah Diablo. Tetapi
Diablo telah menyiapkan tombak-tombak es dalam jubahnya yang lalu
terbang kearah burung Phoenix. Dengan semburan api serangan dari Diablo
dapat dipatahkan dengan mudah. Tombak es yang tersembur api tadi menguap
menjadi asap putih pekat yang menutupi pandangan. Didalam asap itu
terdapat Diablo dan burung Phoenix serta tak ada yang tau apa yang
terjadi dalam asap itu.
apa yang terjadi dalam asap tersebut? apakah Diablo berhasil dikalahkan oleh Phoenix?
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar