Rabu, 11 Januari 2012

chapter 13

“tuan Phoenix?!” Ken dan Don Gen terkejut melihat Phoenix datang menemui Diablo, sesaat kemudian puluhan PKPC datang menggunakan Skypot yang berbentuk seperti motor tapi dapat melayang dilangit. Mereka berbondong-bondong datang dari markas besar dan mereka mengepung Diablo dan Momo dalam formasi lingkaran.

“banyak sekali mereka!! Rohku semakin melemah aku tidak yakin dapat mengalahkan mereka tuan.” Kata Momo yang agak gelisah melihat keadaan. “........” Diablo hanya diam saja menatap Phoenix yang terlihat marah. “sekarang kau menggunakan naga untuk bicara ya Diablo? Lama juga kita tidak bertemu, seingatku kau dulu masih remaja dan sekarang kau sudah dewasa. Apa sebernya maumu?” Phoenix bertanya pada Diablo. “aku disini hanya ingin menjadikan anak ini menjadi pengikutku. Jadi jika kau menghalangiku akan kuhancurkan semua pasukanmu ini.” Kata Diablo yang diucapkan oleh Agny. “bu...bu...bukankah itu Diablo, Diablo yang menjadi garis depan pertempuran 16 tahun yang lalu.” Kata salah satu PKPC yang gemetaran melihat Diablo. “iya itu Diablo celaka kita takkan bisa selamat melawannya.” “gawat kita bisa mati.” Terdengar para PKPC gelisah melawan Diablo walau dia hanya seorang diri.

Melihat anak buahnya tak percaya diri, Phoenix mulai memejamkan mata dan menarik nafas panjang. “apa kalian ingin kejadian 16 tahun lalu terulang kembali? Memang balas dendam takkan menyelesaikan masalah, tapi jika kita menghancurkan 1 orang ini memperkecil kemungkinan kejadian 16 tahun lalu terulang. Untuk kita, untuk keluarga kita, untuk anak cucu kita, HANCURKAN....!!!” dan pidato singkat Phoenix tadi membangkitkan semangat para PKPC. Hawa dingin ketakutan berubah menjadi hangatnya semangat. Para pengguna Contract tanah secara bersamaan menggunakan tehnik mereka. “earth Contract, hujan batu.” Serangan dari langit yang berupa batu-batu besar menghujani Diablo.

Diablo tidak bergeming sedikitpun melihat serangan pertama yang dilancarkan oleh PKPC yang bercontract tanah. “keluarlah Hippodia.” Kata Agny yang mewakili Diablo. Dari mata didalam topeng Diablo keluar mahluk lain yang berwujud kudanil. Dengan mulut yang besar mengaga menghadap keatas, Hippodia menyerap semua batu yang dikeluarkan oleh para pasukan. “hewan itu menyerap serangan kita??” kata salah satu PKPC terkejut. “jangan hiraukan hewan itu. Serang Momo dan Diablo!” kata Phoenix memerintah semua anak buahnya. “tuan Phoenix aku butuh bantuan, tuan muda kakinya membeku.” Terdengar Ken meminta tolong dari belakang barisan. Phoenix segera menemui Ken dan Don Gen. “tuan Phoenix tolong aku, kakiku sudah mati rasa.” Don Gen merengek meminta tolong. “diamlah akan kulelehkan es ini. Contract api neraka, sarung tangan neraka.” Tangan Phoenix mulai menjadi merah yang menyala bagai bara api. Disentuhnya es di kaki Don Gen dan dalam beberapa detik esnya mulai mencair. Melihat hal itu Don Gen bingung kenapa api Ken tidak bisa melelehkan es itu tapi Phoenix bisa.

“serang terus dengan semua kekuatan kalian..!” kata salah satu pasukan memerintahkan untuk menyerang. Berbagai macam Contract telah dikeluarkan ntuk melawan Diablo tapi serangan diserap oleh Hippodia. Kudanil yang satu itu mempunyai kemampuan menyerap semua kekuatan Contract. Semakin banyak dia menyerap Contract semakin besar tubuhnya. “terlalu beresiko mengeluarkan Contract yang berdampak besar dalam formasi ini.” Salah satu pasukan cemas karena Diablo tak kunjung terkena serangan. “kita butuh bantuan Contract yang berkombinasi.” Sahut pasukan yang lain sambil menyerang.

Dalam keadaan yang hampir menimbulkan keputus asaan muncul lubang lorong angin Furin. “pedang emas, diaktifkan.” Terdengar suara dari dalam lorong angin. Lalu tak berselang lama cahaya yang menyilaukan yang membuat orang menutup matanya. “tak salah lagi, itu Kagero dan Furin. Momo masuklah kemulut Hippodia!” suruh Diablo. “baiklah tuan.” Momo kemudian mendekat ke Hippodia dan mulai tersedot kedalam mulutnya. Setelah Momo masuk kemulutnya Hippodia menghentikan menyedot serangan dan menjadi cahaya putih yang kemudian masuk kembali ke mata Diablo.

Di salah satu jalan terlihat Steve sedang membopong Bit yang kesakitan didaerah perutnya. “tadi katamu mau menggunakan teleportasi, kenapa kita harus berjalan kaki?” tanya Bit menggrutu. “maaf kak aku masih belum cukup kuat untuk meneleport dua orang, jadi kita jalan saja.” “sepertinya ada yang aneh, biasanya kan jalan ini ramai sekali, kenapa sekarang sepi? Tak ada seorangpun yang lewat.” “benar kak tak seperti biasanya... ah itu ada perawat! Kebetulan sekali.” Steve melihat seorang wanita keluar dari sebuah gang.

Wanita yang cantik berkulit putih, mengenakan pakaian suster dengan rok mininya. Tubuh yang sexy dan gemulai, kalau pak Bondan wisata kuliner mengatakan *Mak Nyus..!*  “ayo kak kita tanyakan padanya apa yang sedang terjadi... Lho!? Diamana kak Bit?”

bagi temen2 yang mau request karakter bisa kok tinggal sms ke 085647299863 aku butuh bantuan nambah karakter
trimakasih

Seibu Phoenix
Steve melihat kebelakang, siapa tau Bit lari kembali ke tempat tadi untuk mencari pedangnya yang hilang. Dia melihat ke sepanjang jalan tadi yang dilewatinya tetapi tak ada seorangpun. “nama mbak siapa? Kok cantik sekali.” Terdengar suara samar-samar. Steve berbalik dan sudah menduga suara siapa itu. “apa kau baik-baik saja? Lihat hidungmu mimisan.” Kata suster yang sexy tadi. “tidak kok aku tidak apa-apa mbak. Mbak rumahnya mana?” tanya Bit sambil mengusap mimisannya yang terus banjir keluar dari lubang hidungnya.

Memang penyakit mimisannya itu sudah lama diderita Bit. Penyakit yang mulai kumat ketika melihat wanita cantik dan sexy. Entah kapan tepatnya tapi diketahui bahwa Bit mengalami mimisan setelah dia disunat. Tapi lain halnya Bit jika melihat Yoona, Yoona memang cantik berkulit putih bermata agak sipit, berambut panjang bergelombang. Memang tidak begitu sexy karena Yoona memiliki tubuh yang kurus tapi enak dipandang. Mungkin karena itu Bit tidak Mimisan kalau melihat Yoona, terlebih dia sangat suka pada Yoona pasti dia tidak ingin terlihat konyol didepannya dengan menjadi mimisan.

“aduh...” teriak Bit sambil memegangi kepalanya, ternyata dia kesakitan karena kepalanya dijitak oleh Steve. “apa-apaan kakak ini? Aku sudah khawatir kalau-kalau kakak kembali ketempat berbahaya itu, tapi ternyata kau malah disini menggoda suster cantik ini.” Kata Steve sambil marah-marah. “sudah kalian jangan bertengkar, sedang apa kalian disini? Tempat ini seharusnya sudah dikosongkan dan semua harus dievakuasi.” Kata suster itu yang terlihat heran. “dievakuasi? Memangnya ada apa?” kata Bit yang sudah berhenti mimisannya. “tak jauh dari sini ada pertempuran besar yang mengerahkan seluruh pasukan keamanan pulau Currant yang kalian biasa sebut PKPC.” “jangan-jangan Momo yang menyebabkan semua ini?” tanya Bit sambil melihat kearah Steve. “Momo? Siapa Momo?” tanya Suster yang mendengarkan Bit. “dia yang menyerangku dan mengambil pedangku. Lihat ini perutku terkena racunnya.” Lalu Bit menaikkan bajunya dan memperlihatkan luka di perutnya. “sepertinya kau terkena racun.” “memang aku terkena racun cintamu mbak suster yang cantik.” Sahut Bit dengan memegangi tangan suster dan mengeluarkan wajah yang romantis. “AAAGGHH...” perut Bit mulai terasa sakit kembali. Wajahnya yang tadi romantis berubah menahan rasa sakit yang luar biasa.

Sementara itu di tempat pertempuran. Hampir semua orang disana membeku menjadi balok Es berwarna perak. Disana hanya berdiri Phoenix, Ken, Furin, tetapi Kagero dan para ninja bunga membeku. Sedangkan Don Gen masih terbaring ditanah kedinginan. “hah...hah...hah... kita tidak bisa terus menghindar dari serangannya seperti ini terus.” Kata Ken terengah-engah. “andai aku dapat melelehkan Kagero dengan cepat aku dapat mengetahui dimana orang itu berada dan membawanya kesini.” Kata Phoenix yang terlihat mempunyai tiga bola api mengitarinya berputar dengan lambat. “kenapa harus Kagero dan siapa yang kau maksud orang itu? Apakah dia anak berambut ungu?” tanya Ken. “itu karena dalam gagang pedang emas kagero terdapat mutiara DNA milik orang itu, jika mutiara itu dikeluarkan dari gagang pedang maka mutiara itu akan menuju orang itu. Orang itu adalah rahasia kami dan bukan Bit anak berambut ungu yang kau maksud.” Kata Phoenix.

Diablo masih berdiri tegak ditempatnya yang tadi. Dua naganyamasih bertengger dipundaknya seakan tak mau lepas dari tuannya. “apakah sudah cukup istirahatnya?” kata Diablo yang diwakilkan oleh naga biru, Essy. “gawat tuan. Diablo mulai menyerang kembali!” kata Furin khawatir. “apakah kau masih mempunyai pil peningkat roh?” tanya Phoenix. “masih bisa satu pil lagi tuan. Tapi aku sudah tidak mampu menggunakan tornado pelindung lagi.” “baguslah kalau begitu, berikan pil itu padaku. Akan kukendalikan burung Phoenix sepenuhnya.” “maksud tuan?” “benar, aku akan menggunakan Contract legendaris suku Phoenix. Sekarang berikan pil itu.” Pinta Phoenix dengan nada datar.

“percuma saja kalian melakukan hal bodoh seperti itu. Nikmatilah saat-saat dimana kalian membeku dalam kematian.” Kata Diablo mengejek yang masih saja diwakili oleh Agny. “mungkin Furin, Ken, Don Gen dan orang-orang yang membeku itu akan mati. Tapi tidak denganku. karna aku ABADI...!!” Phoenix berteriak dengan keras dan lantang. Setelah itu dia memakan pil peningkat Roh yang diberikan oleh Furin tadi. Dalam sekejap tubuh Phoenix dipenuhi aura-aura merah. Dahinya berkerut menandakan dia marah. Tiga bola api yang mengelilingi Phoenix berputar dengan cepat yang menimbulkan rambut putih beruban Phoenix tersingkap keatas.

“apa yang dilakukan tuan Phoenix?” tanya Ken. “dia sedang mengeluarkan Contract abadinya. Lihatlah betapa kuatnya tenaga yang dipancarkan.” Kata Furin yang tak henti-hentinya memandang Phoenix. “abadi katamu?” “iya abadi, dia dan burung Phoenixnya tidak akan pernah mati jika dalam keadaan seperti ini. Entah bagaimana aku juga tidak secara pasti penjelasannya. Tapi jika burung Phoenix mati maka burung itu akan terlahit kembali dari tubuh tuan Phoenix dan sebaliknya. Mereka berdua seakan jadi satu.” Jelas Furin.

Phoenix mulai mengangkat tangannya dan membuat bola api berwarna merah cerah. Lalu dia menatap langit seraya memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Setelah beberapa detik. “Contract api neraka, Phoenix” teriak Phoenix sambil melempar bola apinya kelangit. Kemudian Bola api itu meledak dilangit yang mengakibatkan langit menjadi berwarna merah. Dilangit yang merah tersebut muncul bola api berwarna kuning cerah mirip matahari.

Sesosok burung Phoenix yang ditunggangi phoenix tadi muncul kembali. Dimakannya bola api kuning tersebut. Setelah tertelan tubuhnya menjadi terbakar api dan ukurannya semakin membesar 5 kali lipat. Dibawahnya, Phoenix juga mengalami gejala sama dengan apa yang dialami burung Phoenixnya. Tubuhnya juga terbakar tetapi dia tidak bertambah ukurannya, hanya saja mata kiri Phoenix berubah seperti mata burung Phoenixnya. “dengan ini aku akan menjadi abadi.” Kata Phoenix datar.

“abadi ha? Coba saja serang aku. tuan abadi.” Kata diablo yang diwakili oleh Agny. Burung Phoenix mulai menyambar dari langit menuju arah Diablo. Tetapi Diablo telah menyiapkan tombak-tombak es dalam jubahnya yang lalu terbang kearah burung Phoenix. Dengan semburan api serangan dari Diablo dapat dipatahkan dengan mudah. Tombak es yang tersembur api tadi menguap menjadi asap putih pekat yang menutupi pandangan. Didalam asap itu terdapat Diablo dan burung Phoenix serta tak ada yang tau apa yang terjadi dalam asap itu.

apa yang terjadi dalam asap tersebut? apakah Diablo berhasil dikalahkan oleh Phoenix?

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar