Ketika Momo diserang oleh dua orang yang sama-sama mengeluarkan
Contract api ia mulai gelisah. “kurang ajar mereka, bagaimana bisa
pedang Zero itu mengeluarkan Contract api biru, setahuku dia hanya bisa
menghilangkan Contract saja.” Pikir Momo di saat terpojok. “ucapkan
selamat tinggal Momo van Kaak!!” kata Don Gen dan Ken secara bersamaan.
“tembok akar!!” Momo mengeluarkan pertahanan untuk menahan serangan
mereka berdua tapi percuma saja karena akar-akarnya terbakar habis oleh
api biru.
Saat Momo sudah dekat dengan kekalahannya karen api
sudah ada di depannya dan siap membakar dirinya, dewi keberuntungan
masih berpihak padanya, api biru dari Don Gen dan Ken tiba-tiba membeku
menjadi es dan keadaan disana menjadi dingin. “ada apa ini? Ini hawa roh
yang sangat mengerikan.” Pikir Don Gen bingung. “aneh sekali apiku
mustahil bisa dibekukan.” Kata Ken yang juga bingung. “ah aku masih
hidup? Api mereka membeku? Kenapa bisa?” Momo juga ikut bertanya-tanya.
Pohon besar yang semula terbakar menjadi ikut membeku, keadaan disana
memang sangat dingin sedingin keadaan dikutub.
“Momo van Kaak
betul itu namamu?” terdengar suara entah darimana, lalu datang seekor
kucing berwarna putih yang bisa berbicara ke arah Momo. “aku tanya
apakah kau benar Momo van Kaak?” kata kucing putih itu. “kucing bisa
bicara aneh sekali?! Aku takuuut...” Ken kaget melihat kucing yang bisa
bicara kepada Momo dan dia mulai bergetar ketakutan. “apa kucing itu
yang menyebabkan hawa yang dingin ini? Tapi aku pikir bukan kucing itu,
ada hawa roh yang besar mengarah kemari, apa kau juga merasakan Stra
Ken?” tanya Don Gen. “Takuuuut....!!” Ken malah lari ketakutan. “hei...
kembali kemari!” seru Don Gen pada Ken yang telah lari jauh, tapi Ken
dengan terpaksa kembali menuruti kata Don Gen.
“iya benar aku Momo
van Kaak, ada apa kau mencariku kucing aneh?” tanya Momo. “sebenarnya
tuanku mau bertemu denganmu dan menjadikanmu anak buahnya.” Kata kucing
tadi. “anak buah katamu? Memangnya siapa tuanmu benarinya menjadikanku
anak buah?” tanya Momo lagi. “lihatlah itu dia datang.” Kata kucing
putih sambil menunjuk kearah seorang pria berjalan dari cakrawala. Pria
berambut separuh hitam separuh putih itu berjalan ke arah Momo, terlihat
dia memakai topeng yang menutupi semua wajahnya, topengnya berbeda dari
topeng Barrock Rai yang hanya menutupi wajahnya sampai batas hidung
saja, Pria ini menutupi semua wajahnya dan yang terlihat hanya rambutnya
saja yang berwarna setengah hitam setengah putih.
Semakin
dia mendekat hawa dingin semakin menjadi-jadi, dan juga terlihat
semakin jelas bahwa dia memakai jubah yang bercorakkan api dan es. Ada
dua naga berwarna biru dan merah bertengger di pundaknya. “tuan ini dia
pria yang kau cari-cari selama ini.” Kata kucing sambil berlari ke arah
pria bertopeng. “kerja bagus Mori.” Kata naga yang berwarna biru. “tapi
ada dua ekor kecoa disana tuan, haruskah kita membunuhnya?” tanya Mori
yang kemudian segera dijawab oleh naga Biru. “biarkan saja, tugas kita
disini hanya merekrut Momo saja, sekarang kembalilah.” Lalu Mori berubah
menjadi bola putih dan masuk kemata kiri pria bertopeng tadi.
Steve
yang tadi mengejar Don Gen baru sampai dan melihat Bit yang masih
dijerat oleh akar Momo. “Kak Bit kau tidak apa-apa?” kata Steve
khawatir. Tapi bukannya pingsan seperti seharusnya tetapi malah dia
dengan santainya tidur pulas. “zzzz....” terdengar suara Bit yang sedang
mengorok. “kenapa saat seperti ini dia tidur? Yang penting aku lepaskan
akar ini dulu. Tapi dimana ya tuan penjual mie ayam tadi kok gak
kelihatan?” Steve bertanya-tanya sambil membersihkan akar dari tubuh
Bit.
Kembali ke tempat sebelumnya. “kucing, naga dipundak,
api, es, sepertinya aku mengenal pria ini.” Kata Ken yang menutup
sebagian mukanya kembali. “kau tau siapa dia?” tanya Don Gen kaget.
“benar, tidak salah lagi, dia adalah Diablo salah satu pemimpin pasukan
Matahari hitam dia tak pernah bicara dan hanya naganya saja yang
mewakili dia berbicara. Dia sangatlah kuat dan kita bukanlah
tandingannya.” Jelas Ken dengan nada serius. “sebegitu kuatkah dia? Biar
kucoba!” Tantang Don Gen yang meremehkan Diablo.
“jangan tuan muda,
melawan kucing putihnya saja mungkin kita bisa terbunuh, dia sangat
berbahaya.” Kata Ken melarang Don Gen. Mendengar yang di ucapkan Ken,
Momo yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa mulai tau apa yang sedang
terjadi. Momo segera berlari kearah Diablo dan berlutut dihadapannya.
“tuan, saya Momo van Kaak menghadap anda.” Kata Momo sambil menundukan
kepala. Momo yang biasanya sering mengejek orang yang ada disekitarnya
tetapi kepada Diablo entah kenapa dia menghormatinya.
Di
ruang Phoenix para ninja bunga melaporkan apa yang sebenarnya terjadi
kepada Phoenix. “ini adalah masalah besar. Kalian yakin dia tidak
membawa pasukan?” tanya Phoenix. “tidak tuan kami hanya mendapati satu
jejak saja, sementara itu semua orang yang dibekukan tidak bisa
dicairkan, esnya terlalu solid untuk dilelehkan.” Jelas Roze yang
merupakan pemimpin para ninja bunga. “kalian panggil semua PKPC yang ada
disini dan suruh mereka ketempat Ken, pasti Diablo disana. Dan jangan
lupa panggil Furin dan Kagero kesini!” Phoenix memerintahkan semua
pasukan agar mengepung Diablo.
“jadi kau si tawa pembunuh itu ya?” tanya naga biru. “benar tuan,
tapi kenapa naga anda yang berbicara bukannya anda?” Momo berbalik
tanya. “kau tidak perlu tau, aku sedang menggunakan naga biru yang
bernama Essy karena suasanaku lebih cenderung senang, celakalah kau jika
aku mulai berbicara dengan naga merah yang bernama Agny karena jika
marah aku akan menggunakan Agny untuk berbicara.” Jelas naga biru yang
diketahui namanya adalah Essy. “apakah benar yang dikatakan kucing tadi
bahwa tuan mau menjadikan saya anak buah anda?” “sebenarnya aku akan
menjadikanmu sebagai wakilku, dan aku melihat ada kekuatan yang
terpendam dalam dirimu. Ikutlah denganku akan kubuat kau menjadi lebih
kuat.” Ajak Diablo yang suaranya diwakilkan. “tapi tuan bagaimana dengan
pedang yang aku inginkan selama ini, yaitu pedang Zero?” “kau nantinya
takkan butuh pedang itu.” “benarkah itu tuan?”
Ditengah
perbincangan Momo dan Diablo, Don Gen yang sedari tadi ingin menghajar
Diablo mulai menyusun rencana. “sekarang akan kugunakan Rakeri tingkat 5
yang mempunyai kekuatan super cepat untuk menyerangnya.” Pikir Don Gen
yang mulai memfokuskan rohnya didaerah kaki. Ken yang melihat Don Gen
berkonsentrasi menyadari kalau Don Gen akan menyerang dan lalu Ken
memperingatkannya. “tak kan ada gunanya tuan muda, kita takkan menang
melawannya. Hentikan tuan!” “terlambat Star Ken.” Don Gen mulai
melontarkan dirinya kedepan dengan kecepatan penuh dan tak dapat dilihat
oleh mata biasa. Tapi diablo telah menyadari hal itu dan tanpa bergerak
dengan hanya melihat saja kaki Don Gen dibekukan dengan esnya.
“mustahi?! Kakiku dibekukan dengan cepat sekali.” Don Gen akhirnya jatuh
tersungkur ditanah kakinya terasa sulit digerakkan dan sangat berat dan
terasa sangat dingin menusuk tulang. “tuan muda...! tunggu akan aku
coba lelehkan.” Ken bergegas mengeluarkan api ditangannya dan mencoba
melelehkan es di kaki Don Gen.
Sedangkan tak jauh dari
tempat Ken dan Don Gen. “akhirnya selesai juga, semua akar telah aku
singkirkan.” Kata Steve yang sedang mengusap keringatnya. Entah kenapa
setelah duri-duri itu disingkirkan Bit terbangun dari tidurnya. “ha...
dimana aku?” tanya Bit bingung. “kak Bit kau sudah sadar ya? Bagaimana
keadaanmu?” “sudah agak baikan,sepertinya tadi aku terkena racun, pria
itu sangat kuat.” “oh ya kak ngomong-ngomong dimana Momo?” “oh iya
mungkin dia di... aaagghh...!!” Bit menggerang kesakitan sambil
memegangi perutnya. “kenapa kau kak?” tanya Steve khawatir. “sepertinya
ada duri yang masuk kedalam perutku Steve. Tunggu dulu ada hawa dingin
dari sebelah sana, ayo kita kesana Steve.” Ajak Bit yang penasaran.
“sebaiknya kita kerumah sakit terlebih dahulu kak, kita akan lebih cepat
jika aku menggunakan teleport.” Steve mencoba membujuk Bit agar
mempedulikan kesehatannya dan akhirnya Bit menurutinya dan melewatkan
pertempuran besar yang terjadi.
Ken yang telah berusaha
mati-matian melelehkan es dikaki Don Gen mulai lelah karena es tak
mencair sedikitpun. “percuma es ini sangatlah keras dan tak bisa
dilelehkan.” Eluh Ken. “akan kutebas dengan pedang Zero ini.” Kemudian
Don Gen mengaktifkan pedang Zero yang kemudian ditebaskan kekakinya
sendiri. Kekuatan pedang Zero ternyata bukan tandingan untuk Diablo yang
merupakan pengguna Contract level XXS yang sangat ditakuti. “sial tidak
tergores sedikitpun. Es ini sangatlah padat dan solid.” Kata Don Gen
dengan putus asa. “hebat sekali tuan, bagaimana anda bisa mengeluarkan
Contract yang begitu hebat?” tanya Momo dengan perasaan kagum.
“sebenarnya itu adalah tehnik terlemah milikku, sekarang ayo kita pergi
Momo.” Kata Diablo yang diwakilkan oleh Essy. “tapi aku ingin membunuh
mereka tuan.” Pinta Momo. “aku bilang ayo sekarang kita pergi...!” wakil
Diablo dalam berbicara tiba-tiba digantikan oleh Agny yang menandakan
Diablo sedang tidak senang.
“berhenti Diablo sekarang kau telah
dikepung oleh semua PKPC, keluarlah dari pulau ini segera.” Terdengar
suara dari atas langit. Dari silaunya matahari turunlah seekor burung
api yang merupakan burung Phoenix. Dari ketinggian Phoenix turun dari
burungnya kemudian menyemburkan api di kakinya yang membuatnya turun
dengan perlahan.
apakah menurut kalian ceritaku ini mirip/ menjiplak cerita karangan orang lain? mohon pendapatnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar