Rabu, 11 Januari 2012

chapter 12

Ketika Momo diserang oleh dua orang yang sama-sama mengeluarkan Contract api ia mulai gelisah. “kurang ajar mereka, bagaimana bisa pedang Zero itu mengeluarkan Contract api biru, setahuku dia hanya bisa menghilangkan Contract saja.” Pikir Momo di saat terpojok. “ucapkan selamat tinggal Momo van Kaak!!” kata Don Gen dan Ken secara bersamaan. “tembok akar!!” Momo mengeluarkan pertahanan untuk menahan serangan mereka berdua tapi percuma saja karena akar-akarnya terbakar habis oleh api biru.
Saat Momo sudah dekat dengan kekalahannya karen api sudah ada di depannya dan siap membakar dirinya, dewi keberuntungan masih berpihak padanya, api biru dari Don Gen dan Ken tiba-tiba membeku menjadi es dan keadaan disana menjadi dingin. “ada apa ini? Ini hawa roh yang sangat mengerikan.” Pikir Don Gen bingung. “aneh sekali apiku mustahil bisa dibekukan.” Kata Ken yang juga bingung. “ah aku masih hidup? Api mereka membeku? Kenapa bisa?” Momo juga ikut bertanya-tanya. Pohon besar yang semula terbakar menjadi ikut membeku, keadaan disana memang sangat dingin sedingin keadaan dikutub.

“Momo van Kaak betul itu namamu?” terdengar suara entah darimana, lalu datang seekor kucing berwarna putih yang bisa berbicara ke arah Momo. “aku tanya apakah kau benar Momo van Kaak?” kata kucing putih itu. “kucing bisa bicara aneh sekali?! Aku takuuut...” Ken kaget melihat kucing yang bisa bicara kepada Momo dan dia mulai bergetar ketakutan. “apa kucing itu yang menyebabkan hawa yang dingin ini? Tapi aku pikir bukan kucing itu, ada hawa roh yang besar mengarah kemari, apa kau juga merasakan Stra Ken?” tanya Don Gen. “Takuuuut....!!” Ken malah lari ketakutan. “hei... kembali kemari!” seru Don Gen pada Ken yang telah lari jauh, tapi Ken dengan terpaksa kembali menuruti kata Don Gen.

“iya benar aku Momo van Kaak, ada apa kau mencariku kucing aneh?” tanya Momo. “sebenarnya tuanku mau bertemu denganmu dan menjadikanmu anak buahnya.” Kata kucing tadi. “anak buah katamu? Memangnya siapa tuanmu benarinya menjadikanku anak buah?” tanya Momo lagi. “lihatlah itu dia datang.” Kata kucing putih sambil menunjuk kearah seorang pria berjalan dari cakrawala. Pria berambut separuh hitam separuh putih itu berjalan ke arah Momo, terlihat dia memakai topeng yang menutupi semua wajahnya, topengnya berbeda dari topeng Barrock Rai yang hanya menutupi wajahnya sampai batas hidung saja, Pria ini menutupi semua wajahnya dan yang terlihat hanya rambutnya saja yang berwarna setengah hitam setengah putih.

Semakin dia mendekat hawa dingin semakin menjadi-jadi, dan juga terlihat semakin jelas bahwa dia memakai jubah yang bercorakkan api dan es. Ada dua naga berwarna biru dan merah bertengger di pundaknya. “tuan ini dia pria yang kau cari-cari selama ini.” Kata kucing sambil berlari ke arah pria bertopeng. “kerja bagus Mori.” Kata naga yang berwarna biru. “tapi ada dua ekor kecoa disana tuan, haruskah kita membunuhnya?” tanya Mori yang kemudian segera dijawab oleh naga Biru. “biarkan saja, tugas kita disini hanya merekrut Momo saja, sekarang kembalilah.” Lalu Mori berubah menjadi bola putih dan masuk kemata kiri pria bertopeng tadi.

Steve yang tadi mengejar Don Gen baru sampai dan melihat Bit yang masih dijerat oleh akar Momo. “Kak Bit kau tidak apa-apa?” kata Steve khawatir. Tapi bukannya pingsan seperti seharusnya tetapi malah dia dengan santainya tidur pulas. “zzzz....” terdengar suara Bit yang sedang mengorok. “kenapa saat seperti ini dia tidur? Yang penting aku lepaskan akar ini dulu. Tapi dimana ya tuan penjual mie ayam tadi kok gak kelihatan?” Steve bertanya-tanya sambil membersihkan akar dari tubuh Bit.

Kembali ke tempat sebelumnya. “kucing, naga dipundak, api, es, sepertinya aku mengenal pria ini.” Kata Ken yang menutup sebagian mukanya kembali. “kau tau siapa dia?” tanya Don Gen kaget. “benar, tidak salah lagi, dia adalah Diablo salah satu pemimpin pasukan Matahari hitam dia tak pernah bicara dan hanya naganya saja yang mewakili dia berbicara. Dia sangatlah kuat dan kita bukanlah tandingannya.” Jelas Ken dengan nada serius. “sebegitu kuatkah dia? Biar kucoba!” Tantang Don Gen yang meremehkan Diablo.

“jangan tuan muda, melawan kucing putihnya saja mungkin kita bisa terbunuh, dia sangat berbahaya.” Kata Ken melarang Don Gen. Mendengar yang di ucapkan Ken, Momo yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa mulai tau apa yang sedang terjadi. Momo segera berlari kearah Diablo dan berlutut dihadapannya. “tuan, saya Momo van Kaak menghadap anda.” Kata Momo sambil menundukan kepala. Momo yang biasanya sering mengejek orang yang ada disekitarnya tetapi kepada Diablo entah kenapa dia menghormatinya.

Di ruang Phoenix para ninja bunga melaporkan apa yang sebenarnya terjadi kepada Phoenix. “ini adalah masalah besar. Kalian yakin dia tidak membawa pasukan?” tanya Phoenix. “tidak tuan kami hanya mendapati satu jejak saja, sementara itu semua orang yang dibekukan tidak bisa dicairkan, esnya terlalu solid untuk dilelehkan.” Jelas Roze yang merupakan pemimpin para ninja bunga. “kalian panggil semua PKPC yang ada disini dan suruh mereka ketempat Ken, pasti Diablo disana. Dan jangan lupa panggil Furin dan Kagero kesini!” Phoenix memerintahkan semua pasukan agar mengepung Diablo.

“jadi kau si tawa pembunuh itu ya?” tanya naga biru. “benar tuan, tapi kenapa naga anda yang berbicara bukannya anda?” Momo berbalik tanya. “kau tidak perlu tau, aku sedang menggunakan naga biru yang bernama Essy karena suasanaku lebih cenderung senang, celakalah kau jika aku mulai berbicara dengan naga merah yang bernama Agny karena jika marah aku akan menggunakan Agny untuk berbicara.” Jelas naga biru yang diketahui namanya adalah Essy. “apakah benar yang dikatakan kucing tadi bahwa tuan mau menjadikan saya anak buah anda?” “sebenarnya aku akan menjadikanmu sebagai wakilku, dan aku melihat ada kekuatan yang terpendam dalam dirimu. Ikutlah denganku akan kubuat kau menjadi lebih kuat.” Ajak Diablo yang suaranya diwakilkan. “tapi tuan bagaimana dengan pedang yang aku inginkan selama ini, yaitu pedang Zero?” “kau nantinya takkan butuh pedang itu.” “benarkah itu tuan?”

Ditengah perbincangan Momo dan Diablo, Don Gen yang sedari tadi ingin menghajar Diablo mulai menyusun rencana. “sekarang akan kugunakan Rakeri tingkat 5 yang mempunyai kekuatan super cepat untuk menyerangnya.” Pikir Don Gen yang mulai memfokuskan rohnya didaerah kaki. Ken yang melihat Don Gen berkonsentrasi menyadari kalau Don Gen akan menyerang dan lalu Ken memperingatkannya. “tak kan ada gunanya tuan muda, kita takkan menang melawannya. Hentikan tuan!” “terlambat Star Ken.” Don Gen mulai melontarkan dirinya kedepan dengan kecepatan penuh dan tak dapat dilihat oleh mata biasa. Tapi diablo telah menyadari hal itu dan tanpa bergerak dengan hanya melihat saja kaki Don Gen dibekukan dengan esnya. “mustahi?! Kakiku dibekukan dengan cepat sekali.” Don Gen akhirnya jatuh tersungkur ditanah kakinya terasa sulit digerakkan dan sangat berat dan terasa sangat dingin menusuk tulang. “tuan muda...! tunggu akan aku coba lelehkan.” Ken bergegas mengeluarkan api ditangannya dan mencoba melelehkan es di kaki Don Gen.

Sedangkan tak jauh dari tempat Ken dan Don Gen. “akhirnya selesai juga, semua akar telah aku singkirkan.” Kata Steve yang sedang mengusap keringatnya. Entah kenapa setelah duri-duri itu disingkirkan Bit terbangun dari tidurnya. “ha... dimana aku?” tanya Bit bingung. “kak Bit kau sudah sadar ya? Bagaimana keadaanmu?” “sudah agak baikan,sepertinya tadi aku terkena racun, pria itu sangat kuat.” “oh ya kak ngomong-ngomong dimana Momo?” “oh iya mungkin dia di... aaagghh...!!” Bit menggerang kesakitan sambil memegangi perutnya. “kenapa kau kak?” tanya Steve khawatir. “sepertinya ada duri yang masuk kedalam perutku Steve. Tunggu dulu ada hawa dingin dari sebelah sana, ayo kita kesana Steve.” Ajak Bit yang penasaran. “sebaiknya kita kerumah sakit terlebih dahulu kak, kita akan lebih cepat jika aku menggunakan teleport.” Steve mencoba membujuk Bit agar mempedulikan kesehatannya dan akhirnya Bit menurutinya dan melewatkan pertempuran besar yang terjadi.

Ken yang telah berusaha mati-matian melelehkan es dikaki Don Gen mulai lelah karena es tak mencair sedikitpun. “percuma es ini sangatlah keras dan tak bisa dilelehkan.” Eluh Ken. “akan kutebas dengan pedang Zero ini.” Kemudian Don Gen mengaktifkan pedang Zero yang kemudian ditebaskan kekakinya sendiri. Kekuatan pedang Zero ternyata bukan tandingan untuk Diablo yang merupakan pengguna Contract level XXS yang sangat ditakuti. “sial tidak tergores sedikitpun. Es ini sangatlah padat dan solid.” Kata Don Gen dengan putus asa. “hebat sekali tuan, bagaimana anda bisa mengeluarkan Contract yang begitu hebat?” tanya Momo dengan perasaan kagum. “sebenarnya itu adalah tehnik terlemah milikku, sekarang ayo kita pergi Momo.” Kata Diablo yang diwakilkan oleh Essy. “tapi aku ingin membunuh mereka tuan.” Pinta Momo. “aku bilang ayo sekarang kita pergi...!” wakil Diablo dalam berbicara tiba-tiba digantikan oleh Agny yang menandakan Diablo sedang tidak senang.

“berhenti Diablo sekarang kau telah dikepung oleh semua PKPC, keluarlah dari pulau ini segera.” Terdengar suara dari atas langit. Dari silaunya matahari turunlah seekor burung api yang merupakan burung Phoenix. Dari ketinggian Phoenix turun dari burungnya kemudian menyemburkan api di kakinya yang membuatnya turun dengan perlahan.

apakah menurut kalian ceritaku ini mirip/ menjiplak cerita karangan orang lain? mohon pendapatnya...

Diablo

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar