Rabu, 11 Januari 2012

chapter 11

“ternyata kau juga sudah ada disini ya? Tapi kau sudah telat karena pedang Zero akan menjadi milikku.” Kata Momo yang mulai bersemangat karena melihat Ken.

Bit yang masih terkapar ditanah berusaha bangkit tetapi tertahan oleh akar Momo yang mulai bergerak menjeratnya karena jeratnya sangat kuat dan melilit semua tubuh Bit mengakibatkan Bit pingsan tak sadarkan diri. “aku akan mengakhiri pertempuran ini secepat mungkin, karena aku sedang taruhan di duel Contract, jika sampai aku tidak tau hasil akhirnya kau akan mati Momo!” kata Ken sambil melompat kearah Momo dan menyerangnya dengan tangan kosong. “kau kira kau akan menang ha? Kau salah besar menyerangku dengan tangan kosong.” Kata Momo sombong, Ternyata pedang Zero yang tadi dipegang Bit telah berpindah ketangan Momo. “pedang Zero diaktifkan! Saatnya bersenang-senang.” Momo mulai tersenyum sadis dan pedang Zero mulai bercahaya. “sial ternyata pedang itu sudah ada ditangannya. Aku tidak bisa bergerak saat mengambang seperti ini.” Pikir Ken. Kemudian Momo berlari kearah Ken yang masih berada di udara karena melompat tadi, Ken yang terdesak kemudian mengeluarkan Contractnya. “apa boleh buat, Blue Flame Contract, jet!” Ken mengeluarkan Contractnya yang berupa api biru dan disembirkan ketanah dari tangannya yang kemudian membuat dorongan pada tubuh Ken dan membuatnya terpental. “apa, dia mementalkan dirinya? Cerdik juga dia.” Kata Momo yang kemudian mengeluarkan akar berduri dan menaikinya untuk mengejar Ken.

Ken terpental sampai kepohon besar dimana ia mengambil ancang-ancang untuk melompat tadi. “rasakan ini Blue Flame Contract, pukulan bintang.” Ken mengeluarkan pukulan dengan kekuatan penuh dan terbentuk bola api biru yang besar mengarah ke Momo. “percuma saja kau lakukan itu bodoh!” tapi Momo dengan santai menebaskan pedang Zero ke serangan Ken dan Serangan Ken lenyap. “kau lihat, seranganmu takkan mempan melawan pedang Zero ini karena pedang ini melenyapkan Contract.”jelas Momo pada Ken. “tidak bisa menyerang dengan Contract ya.” Ken terdiam dan memejamkan matanya lalu merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah pil, bukan pil biasa tapi pil yang besar hampir seukuran kepalan tangan kemudian Ken membuka maskernya karena semua pasukan level S menggunakan masker penutup. Saat dibuka masker itu terlihat bulu hidung Ken yang panjang keluar dari lubang hidungnya yang agak besar, seperti namanya Hoca Koca dari bahasa Bulgar yang berarti bulu hidung. Melihat bulu hidung yang aneh itu Momo segera mengejek Ken yang saat itu masih terpejam. “Hahaha...Hahaha... bulu hidungmu aneh sekali, itu bulu hidung atau sapu halaman? Hahaha...” ejek Momo sambil terbahak-bahak. “kau diam saja rambut hijau, akan kuhajar kau karena telah menghina bulu hidungku ini, tunggu setelah aku habiskan pil ini.” Kata Ken yang kemudian mulai mengunyah pil besarnya.

Steve yang tadi mencari bantuan pergi ke warung mie ayam milik Don Gen. Dengan terengah-engah Steve meminta bantuan. “tuan, tolong teman saya tuan, hah...hah...hah...” “ada apa anak muda? Kenapa terburu-buru seperti itu?” tanya Don Gen yang sedang memotong-motong sayuran. “temanku... temanku sedang diserang oleh Momo, kumohon tolong dia tuan!” pinta Steve yang sudah mulai tenang. Mendengar ada yang diserang Momo Don Gen kaget dan bertanya. “memangnya siapa temanmu dan kenapa dia bisa diserang nak? “ “teman saya adalah Bit, William Bit anak dari William Zai. Dia diserang karena Momo ingin merebut pedang Zero dari kak Bit.” Jelas Steve pada Don Gen dan Don Gen lalu menghentikan kegiatannya memotong sayuran. “tunngu disini sebentar nak!” kata Don Gen yang kemudian masuk ke kamar, belum sempat pintu kamarnya tertutup rapat Don Gen sudah keluar dengan mengenakan pakian yang berbeda dan serba tertutup menggunakan krudung dari jaketnya untuk menutupi kepalanya. “apa-apaan pria ini cepat sekali berganti baju, sepertinya aku tidak salah memilih bantuan.” Pikir steve dalam hati. “tunjukan arah diaman Bit diserang nak!” seru Don Gen yang kemudian ditanggapi Steve dengan menunjukan arahnya. “aku duluan nak!” cuittt sekejap Don Gen sudah tidak ada ditempat dan Don Gen lupa kalau warung mie ayamnya masih belum ditutup.

Sementara itu di atas pohon besar Ken masih saja mengunyah pil besar tadi. “hei kapan kau selesai mengunyah? Kau sudah 20 menit melakukan hal itu terus menerus.” Kata Momo yang duduk diatas kar berdurinya menunggu Ken. “ah... akhirnya tertelan juga pil sial ini. Maaf ya membuatmu menunggu.” Kata Ken yang telah selesai memakan pil besar tadi. “aku ingin tau, sebenarnya pil apa yang kau makan itu? Apakah itu akan membuat kau menjadi kuat ha?” tanya Momo. “tidak, sebenarnya ini adalah pil pengenyang biasa dengan rasa semur jengkol.” Jelas Ken dengan gaya santainya. ‘AAAPPPAAA....? kau hanya makan pil pengenyang biasa? Setelah lama menunggu ternyata pil pengenyang?” Momo mulai berdiri dan marah dengan wajah yang memerah. “kau tau kan jika perut kosong kita takkan bisa bertarung.’ Kata Ken yang kemudian siaga kembali. “kau telah membuatku marah sapu halaman!!” kata Momo yang mengejek Ken yang mempunyai bulu hidung panjang dan lebat seperti sapu halaman. “rasak ini! Keluarlah Kraken..!” Momo mengeluarkan Contract terkuatnya yaitu Kraken dan Momo dikelilingi akar berduri raksasa yang berjumlah 8. “lumayan hebat Contractnya, tapi dia ada ditengah akar-akar besar itu, jadi dia takkan sempat menebaskan pedang Zero untuk menghentikan seranganku. Baiklah ini dia!” Ken yang mengetahui ada kesempatan untuknya mulai merentangkan tangannya  kesamping. “Blue Flame Contract, Tsunami api!” Ken telah mengucapkan Contract codenya lalu keluar api dalam jumlah banyak dari tangan yang tadi direntangkan dan apinya memanjang dan semakin besar seperti ombak yang besar.

Tak jauh dari tempat pertarungan Don Gen bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan secara tiba-tiba berhenti karena merasakan tenaga yang sangat besar. “roh ini? Ini bukan milik Bit, hawa roh ini seperti seseorang yang aku kenal.” Kata Don Gen yang sambil melihat kearah langit berusaha mengingat hawa roh yang dia rasakan. “Ah!! aku ingat, aku harus cepat kesana!” kemudian setelah Don Gen mengingat kembali hawa roh yang dia rasakan, ia segera berlari kembali menuju hawa roh itu berasal.

Api biru yang keluar dari tangan Ken semakin panjang dan besar dan pohon dimana Ken berpijak ikut terbakar, sementara itu Momo yang tak terlihat karena akar-akar Kraken yang besar menutup keberadaannya di pusat delapan akar berduri tersebut. “ah tunggu sebentar, kenapa Momo tidak menyerangku disaat menguntungkan seperti ini? Padahal pertahananku terbuka. ada sesuatu yang aneh, kenapa akarnya Cuma ada tujuh?!” pikir Ken sambil mempeehatikan keadaan. “tsunami api, tubrukan ombak!” tangan Ken yang semula direntangkan kemudian siap untuk ditepukkan kedepan, Ken terlihat terasa berat menggerakan tangannya dikarenakan sia juga menggerakan api biru yang panjang dan besar bagai ombak tsunami.

Perlahan api biru Ken mergerak sesuai gerakan tangan Ken dan berusaha mengurung kraken Momo dengan tubrukan dua ombak api. “dengan begini dia akan sulit menghentikan seranganku ini, selagi dia menghilangkan serangan dari kiri dia pasti akan terkena seranganku dari kanan.” Kata Ken yakin. Ombak api Ken sudah hampir mencapai Kraken, tapi tanpa disangka Momo melemparkan dirinya dengan akarnya sendiri kearah Ken. “dengan begini habislah kau sapu halaman, dasar kau bulu babi tak berguna hahaha!” teriak Momo yang sambil meluncur ke arah Ken bersiap menebas dengan pedang Zero. “Aaah..?! bagaimana dia... hey apa yang kau maksut dengan bulu babi?” Ken kaget dan tidak siap menghadapi serangan Momo. Momo yang sadar rencananya berhasil kemudian mulai menebaskan pedang Zero ke aliran api dari tangan Ken dan seperti tebasan-tebasan pedang Zero yang sebelumnya membuat api biru Ken menghilang yang kemudian disusul dengan pukulan Momo yang diarahkan kepada Ken. Ken pun terpental jatuh dari pohon besar, sesaat sebelum jatuh dia ditangkap oleh seseorang yang sangat cepat.

Di ruang island leader Roze sedang melapor kepada Phoenix. “ken sudah menemukan buruannya ya?” tanya phoenix. “benar tuan, mereka sedang bertarung di pohon harapan.” Jelas Roze yang kemudian dijawab Phoenix. “biarkan Ken bertarung sendiri, itu memang sudah tugasnya.” “tapi tuan bukankah Teratai Putih bergerak dalam pasukan besar.” Sanggah Roze. “kau benar, yang kau tidak tau adalah dia sebelumnya rekan anakku Mario Phoenix dan kau pasti tau kan apa prinsip anakku dalam bertarung?” “bertarung tanpa membuat orang yang tak punya urusan terluka.” Kata Roze, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh viola yang datang tiba-tiba. “tuan ini gawat semua pasukan digerbang masuk timur dibekukan oleh pria bertopeng!!” kata Viola yang terengah-engah. “segera perintahkan PKPC level A menyelidiki siapa pelakunya!!” seru Phoenix. “siap tuan!”

Kembali ke pohon Harapan. Penyelamat Ken saat ia terjatuh ternyata adalah Don Gen. “kau tidak apa-apa Star Ken?” tanya Don Gen. “ah..?! tuan muda Gen?” Ken kaget kalau penyelamatnya adalah Don Gen. “siapa pria gentong itu?” Momo yang berada di atas pohon bertanya-tanya melihat pria gemuk menyelamatkan Ken. “ternyata kau dikalahkan oleh dia ya Star ken? Sebenarnya seberapa kuat dia?” tanya Don Gen. “dia kuat tuan muda karena dia punya pedang Zero dan Contractku dinetralkan dengan mudah.” Jelas Ken. “kalau begitu biar aku yang akan menghajar si rambut lumut itu.” Kata Don Gen sambil menatap tajam ke Momo yang berada diatas pohon.

Keadaan mulai menegangkan saat Don Gen menunjuk Momo dan berkata. “ingatlah ini saat terakhir kau melihatku dengan jelas dan setelah aku turunkan jariku ini bersiaplah mendapat siksaan yang takkan terlupakan.” Ancam Don Gen pada Momo. Tapi Momo menyepelekan hal tersebut dan mencela Don Gen. “dasar kau gentong gosong, mau apa kau dengan perutmu yang seperti kudanil itu? Kau mau melompat kesini? Itu hal paling mustahil yang pernah kupikirkan hahaha...” Momo kemudian tertawa terbahak-bahak setelah mencela Don Gen, tapi Don Gen juga tak menghiraukan celaan itu dan mulai menurunkan jarinya tadi yang menunjuk kearah Momo. “gawat tuan muda akan menggunakan itu! Momo pasti akan celaka.” Pikir Ken yang melihat Don Gen berwajah serius.

Jari Don Gen tak lama lagi turun dengan sempurna tapi Momo masih terbahak-bahak diatas pohon. “kau membuat kesalahan besar Momo Van Kaak.” Kata Don Gen yang telah menurunkan jarinya “Rakeri!!!” wuuusshh... Don Gen tiba-tiba menghilang dan muncul disamping Momo, Momo kemudian berhenti tertawa dan kaget melihat Don Gen telah ada disampingnya. Don Gen kemudian menendang kepala Momo dengan sangat kuat hingga Momo memuncratkan darah dan terpental, belum juga 3 detik Momo menerima tendangan, Don Gen memukul perutnya dari bawah Momo dan membuat Momo terbang keatas serta melepaskan pedang Zero dari genggaman Momo. “Tuan muda Gen memang hebat bisa membuat tehnik sederhana Rakeri yang hanya membutuhkan aliran Roh yang melewati kaki dipercepat secara bertahap dan membuat langkah kaki menjadi cepat dari biasanya dan yang menakjubkan adalah percepatannya sangatlah luar biasa.” Pikir ken yang melihat pergerakan Don gen yang sangat cepat.

Don Gen lalu menganbil pedang Zero yang terlepas dari tangan Momo dan membiarkan Momo jatuh dari pohon yang besar yang terbakar kemudian Don Gen kembali ke tempat Ken. “saatnya kita mengakhiri ini Star Ken.” Aka Don Gen. “baiklah tuan muda Gen sepertinya rohku juga sudah stabil.”  Kata Ken setuju. Momo yang jatuh dari ketinggian masih bisa bangkit sambil memegang perutnya yang terasa sakit. “aku terlalu meremehkan si gentong gosong itu, ternyata kekuatannya hebat sekali.” Gerutu Momo. “akan kutunjukan kepadanya kemampuan pedang Zero yang sebenarnya!!” kata Don Gen dengan tatapan tajam. Ken yang mendengar hal itu berpikir apa yang Don Gen maksud. “jangan membuang waktu lagi Star Ken, ayo kita habisi dia bersama-sama!!”ajak Don Gen kembali. Lalu Ken bersiap mengeluarkan Contractnya. “Blue Flame Contract, ekor bintang.” Ken merentangkan tangannya kedepan dan mulai mengeluarkan api biru yang mendesis seperti api tukang las. “ini dia kemampuan pedang Zero sebenarnya, aktifkan kemampuan Zero, Tsunami api.” Don Gen menebaskan pedang Zero keatas dan membuat Tsunami api seperti milik Ken. Melihat hal itu Ken dan Momo tercengang kaget dengan apa yang dilakukan Don Gen.

bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar