“ternyata kau juga sudah ada disini ya? Tapi kau sudah telat karena
pedang Zero akan menjadi milikku.” Kata Momo yang mulai bersemangat
karena melihat Ken.
Bit yang masih terkapar ditanah berusaha
bangkit tetapi tertahan oleh akar Momo yang mulai bergerak menjeratnya
karena jeratnya sangat kuat dan melilit semua tubuh Bit mengakibatkan
Bit pingsan tak sadarkan diri. “aku akan mengakhiri pertempuran ini
secepat mungkin, karena aku sedang taruhan di duel Contract, jika sampai
aku tidak tau hasil akhirnya kau akan mati Momo!” kata Ken sambil
melompat kearah Momo dan menyerangnya dengan tangan kosong. “kau kira
kau akan menang ha? Kau salah besar menyerangku dengan tangan kosong.”
Kata Momo sombong, Ternyata pedang Zero yang tadi dipegang Bit telah
berpindah ketangan Momo. “pedang Zero diaktifkan! Saatnya
bersenang-senang.” Momo mulai tersenyum sadis dan pedang Zero mulai
bercahaya. “sial ternyata pedang itu sudah ada ditangannya. Aku tidak
bisa bergerak saat mengambang seperti ini.” Pikir Ken. Kemudian Momo
berlari kearah Ken yang masih berada di udara karena melompat tadi, Ken
yang terdesak kemudian mengeluarkan Contractnya. “apa boleh buat, Blue
Flame Contract, jet!” Ken mengeluarkan Contractnya yang berupa api biru
dan disembirkan ketanah dari tangannya yang kemudian membuat dorongan
pada tubuh Ken dan membuatnya terpental. “apa, dia mementalkan dirinya?
Cerdik juga dia.” Kata Momo yang kemudian mengeluarkan akar berduri dan
menaikinya untuk mengejar Ken.
Ken terpental sampai kepohon besar
dimana ia mengambil ancang-ancang untuk melompat tadi. “rasakan ini Blue
Flame Contract, pukulan bintang.” Ken mengeluarkan pukulan dengan
kekuatan penuh dan terbentuk bola api biru yang besar mengarah ke Momo.
“percuma saja kau lakukan itu bodoh!” tapi Momo dengan santai menebaskan
pedang Zero ke serangan Ken dan Serangan Ken lenyap. “kau lihat,
seranganmu takkan mempan melawan pedang Zero ini karena pedang ini
melenyapkan Contract.”jelas Momo pada Ken. “tidak bisa menyerang dengan
Contract ya.” Ken terdiam dan memejamkan matanya lalu merogoh kantung
celananya dan mengambil sebuah pil, bukan pil biasa tapi pil yang besar
hampir seukuran kepalan tangan kemudian Ken membuka maskernya karena
semua pasukan level S menggunakan masker penutup. Saat dibuka masker itu
terlihat bulu hidung Ken yang panjang keluar dari lubang hidungnya yang
agak besar, seperti namanya Hoca Koca dari bahasa Bulgar yang berarti
bulu hidung. Melihat bulu hidung yang aneh itu Momo segera mengejek Ken
yang saat itu masih terpejam. “Hahaha...Hahaha... bulu hidungmu aneh
sekali, itu bulu hidung atau sapu halaman? Hahaha...” ejek Momo sambil
terbahak-bahak. “kau diam saja rambut hijau, akan kuhajar kau karena
telah menghina bulu hidungku ini, tunggu setelah aku habiskan pil ini.”
Kata Ken yang kemudian mulai mengunyah pil besarnya.
Steve
yang tadi mencari bantuan pergi ke warung mie ayam milik Don Gen.
Dengan terengah-engah Steve meminta bantuan. “tuan, tolong teman saya
tuan, hah...hah...hah...” “ada apa anak muda? Kenapa terburu-buru
seperti itu?” tanya Don Gen yang sedang memotong-motong sayuran.
“temanku... temanku sedang diserang oleh Momo, kumohon tolong dia tuan!”
pinta Steve yang sudah mulai tenang. Mendengar ada yang diserang Momo
Don Gen kaget dan bertanya. “memangnya siapa temanmu dan kenapa dia bisa
diserang nak? “ “teman saya adalah Bit, William Bit anak dari William
Zai. Dia diserang karena Momo ingin merebut pedang Zero dari kak Bit.”
Jelas Steve pada Don Gen dan Don Gen lalu menghentikan kegiatannya
memotong sayuran. “tunngu disini sebentar nak!” kata Don Gen yang
kemudian masuk ke kamar, belum sempat pintu kamarnya tertutup rapat Don
Gen sudah keluar dengan mengenakan pakian yang berbeda dan serba
tertutup menggunakan krudung dari jaketnya untuk menutupi kepalanya.
“apa-apaan pria ini cepat sekali berganti baju, sepertinya aku tidak
salah memilih bantuan.” Pikir steve dalam hati. “tunjukan arah diaman
Bit diserang nak!” seru Don Gen yang kemudian ditanggapi Steve dengan
menunjukan arahnya. “aku duluan nak!” cuittt sekejap Don Gen sudah tidak
ada ditempat dan Don Gen lupa kalau warung mie ayamnya masih belum
ditutup.
Sementara itu di atas pohon besar Ken masih saja
mengunyah pil besar tadi. “hei kapan kau selesai mengunyah? Kau sudah 20
menit melakukan hal itu terus menerus.” Kata Momo yang duduk diatas kar
berdurinya menunggu Ken. “ah... akhirnya tertelan juga pil sial ini.
Maaf ya membuatmu menunggu.” Kata Ken yang telah selesai memakan pil
besar tadi. “aku ingin tau, sebenarnya pil apa yang kau makan itu?
Apakah itu akan membuat kau menjadi kuat ha?” tanya Momo. “tidak,
sebenarnya ini adalah pil pengenyang biasa dengan rasa semur jengkol.”
Jelas Ken dengan gaya santainya. ‘AAAPPPAAA....? kau hanya makan pil
pengenyang biasa? Setelah lama menunggu ternyata pil pengenyang?” Momo
mulai berdiri dan marah dengan wajah yang memerah. “kau tau kan jika
perut kosong kita takkan bisa bertarung.’ Kata Ken yang kemudian siaga
kembali. “kau telah membuatku marah sapu halaman!!” kata Momo yang
mengejek Ken yang mempunyai bulu hidung panjang dan lebat seperti sapu
halaman. “rasak ini! Keluarlah Kraken..!” Momo mengeluarkan Contract
terkuatnya yaitu Kraken dan Momo dikelilingi akar berduri raksasa yang
berjumlah 8. “lumayan hebat Contractnya, tapi dia ada ditengah akar-akar
besar itu, jadi dia takkan sempat menebaskan pedang Zero untuk
menghentikan seranganku. Baiklah ini dia!” Ken yang mengetahui ada
kesempatan untuknya mulai merentangkan tangannya kesamping. “Blue Flame
Contract, Tsunami api!” Ken telah mengucapkan Contract codenya lalu
keluar api dalam jumlah banyak dari tangan yang tadi direntangkan dan
apinya memanjang dan semakin besar seperti ombak yang besar.
Tak
jauh dari tempat pertarungan Don Gen bergerak dengan kecepatan sangat
tinggi dan secara tiba-tiba berhenti karena merasakan tenaga yang sangat
besar. “roh ini? Ini bukan milik Bit, hawa roh ini seperti seseorang
yang aku kenal.” Kata Don Gen yang sambil melihat kearah langit berusaha
mengingat hawa roh yang dia rasakan. “Ah!! aku ingat, aku harus cepat
kesana!” kemudian setelah Don Gen mengingat kembali hawa roh yang dia
rasakan, ia segera berlari kembali menuju hawa roh itu berasal.
Api biru yang keluar dari tangan Ken semakin panjang dan besar dan
pohon dimana Ken berpijak ikut terbakar, sementara itu Momo yang tak
terlihat karena akar-akar Kraken yang besar menutup keberadaannya di
pusat delapan akar berduri tersebut. “ah tunggu sebentar, kenapa Momo
tidak menyerangku disaat menguntungkan seperti ini? Padahal pertahananku
terbuka. ada sesuatu yang aneh, kenapa akarnya Cuma ada tujuh?!” pikir
Ken sambil mempeehatikan keadaan. “tsunami api, tubrukan ombak!” tangan
Ken yang semula direntangkan kemudian siap untuk ditepukkan kedepan, Ken
terlihat terasa berat menggerakan tangannya dikarenakan sia juga
menggerakan api biru yang panjang dan besar bagai ombak tsunami.
Perlahan
api biru Ken mergerak sesuai gerakan tangan Ken dan berusaha mengurung
kraken Momo dengan tubrukan dua ombak api. “dengan begini dia akan sulit
menghentikan seranganku ini, selagi dia menghilangkan serangan dari
kiri dia pasti akan terkena seranganku dari kanan.” Kata Ken yakin.
Ombak api Ken sudah hampir mencapai Kraken, tapi tanpa disangka Momo
melemparkan dirinya dengan akarnya sendiri kearah Ken. “dengan begini
habislah kau sapu halaman, dasar kau bulu babi tak berguna hahaha!”
teriak Momo yang sambil meluncur ke arah Ken bersiap menebas dengan
pedang Zero. “Aaah..?! bagaimana dia... hey apa yang kau maksut dengan
bulu babi?” Ken kaget dan tidak siap menghadapi serangan Momo. Momo yang
sadar rencananya berhasil kemudian mulai menebaskan pedang Zero ke
aliran api dari tangan Ken dan seperti tebasan-tebasan pedang Zero yang
sebelumnya membuat api biru Ken menghilang yang kemudian disusul dengan
pukulan Momo yang diarahkan kepada Ken. Ken pun terpental jatuh dari
pohon besar, sesaat sebelum jatuh dia ditangkap oleh seseorang yang
sangat cepat.
Di ruang island leader Roze sedang melapor
kepada Phoenix. “ken sudah menemukan buruannya ya?” tanya phoenix.
“benar tuan, mereka sedang bertarung di pohon harapan.” Jelas Roze yang
kemudian dijawab Phoenix. “biarkan Ken bertarung sendiri, itu memang
sudah tugasnya.” “tapi tuan bukankah Teratai Putih bergerak dalam
pasukan besar.” Sanggah Roze. “kau benar, yang kau tidak tau adalah dia
sebelumnya rekan anakku Mario Phoenix dan kau pasti tau kan apa prinsip
anakku dalam bertarung?” “bertarung tanpa membuat orang yang tak punya
urusan terluka.” Kata Roze, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh viola yang
datang tiba-tiba. “tuan ini gawat semua pasukan digerbang masuk timur
dibekukan oleh pria bertopeng!!” kata Viola yang terengah-engah. “segera
perintahkan PKPC level A menyelidiki siapa pelakunya!!” seru Phoenix.
“siap tuan!”
Kembali ke pohon Harapan. Penyelamat Ken saat
ia terjatuh ternyata adalah Don Gen. “kau tidak apa-apa Star Ken?”
tanya Don Gen. “ah..?! tuan muda Gen?” Ken kaget kalau penyelamatnya
adalah Don Gen. “siapa pria gentong itu?” Momo yang berada di atas pohon
bertanya-tanya melihat pria gemuk menyelamatkan Ken. “ternyata kau
dikalahkan oleh dia ya Star ken? Sebenarnya seberapa kuat dia?” tanya
Don Gen. “dia kuat tuan muda karena dia punya pedang Zero dan Contractku
dinetralkan dengan mudah.” Jelas Ken. “kalau begitu biar aku yang akan
menghajar si rambut lumut itu.” Kata Don Gen sambil menatap tajam ke
Momo yang berada diatas pohon.
Keadaan mulai menegangkan saat Don
Gen menunjuk Momo dan berkata. “ingatlah ini saat terakhir kau melihatku
dengan jelas dan setelah aku turunkan jariku ini bersiaplah mendapat
siksaan yang takkan terlupakan.” Ancam Don Gen pada Momo. Tapi Momo
menyepelekan hal tersebut dan mencela Don Gen. “dasar kau gentong
gosong, mau apa kau dengan perutmu yang seperti kudanil itu? Kau mau
melompat kesini? Itu hal paling mustahil yang pernah kupikirkan
hahaha...” Momo kemudian tertawa terbahak-bahak setelah mencela Don Gen,
tapi Don Gen juga tak menghiraukan celaan itu dan mulai menurunkan
jarinya tadi yang menunjuk kearah Momo. “gawat tuan muda akan
menggunakan itu! Momo pasti akan celaka.” Pikir Ken yang melihat Don Gen
berwajah serius.
Jari Don Gen tak lama lagi turun dengan
sempurna tapi Momo masih terbahak-bahak diatas pohon. “kau membuat
kesalahan besar Momo Van Kaak.” Kata Don Gen yang telah menurunkan
jarinya “Rakeri!!!” wuuusshh... Don Gen tiba-tiba menghilang dan muncul
disamping Momo, Momo kemudian berhenti tertawa dan kaget melihat Don Gen
telah ada disampingnya. Don Gen kemudian menendang kepala Momo dengan
sangat kuat hingga Momo memuncratkan darah dan terpental, belum juga 3
detik Momo menerima tendangan, Don Gen memukul perutnya dari bawah Momo
dan membuat Momo terbang keatas serta melepaskan pedang Zero dari
genggaman Momo. “Tuan muda Gen memang hebat bisa membuat tehnik
sederhana Rakeri yang hanya membutuhkan aliran Roh yang melewati kaki
dipercepat secara bertahap dan membuat langkah kaki menjadi cepat dari
biasanya dan yang menakjubkan adalah percepatannya sangatlah luar
biasa.” Pikir ken yang melihat pergerakan Don gen yang sangat cepat.
Don
Gen lalu menganbil pedang Zero yang terlepas dari tangan Momo dan
membiarkan Momo jatuh dari pohon yang besar yang terbakar kemudian Don
Gen kembali ke tempat Ken. “saatnya kita mengakhiri ini Star Ken.” Aka
Don Gen. “baiklah tuan muda Gen sepertinya rohku juga sudah stabil.”
Kata Ken setuju. Momo yang jatuh dari ketinggian masih bisa bangkit
sambil memegang perutnya yang terasa sakit. “aku terlalu meremehkan si
gentong gosong itu, ternyata kekuatannya hebat sekali.” Gerutu Momo.
“akan kutunjukan kepadanya kemampuan pedang Zero yang sebenarnya!!” kata
Don Gen dengan tatapan tajam. Ken yang mendengar hal itu berpikir apa
yang Don Gen maksud. “jangan membuang waktu lagi Star Ken, ayo kita
habisi dia bersama-sama!!”ajak Don Gen kembali. Lalu Ken bersiap
mengeluarkan Contractnya. “Blue Flame Contract, ekor bintang.” Ken
merentangkan tangannya kedepan dan mulai mengeluarkan api biru yang
mendesis seperti api tukang las. “ini dia kemampuan pedang Zero
sebenarnya, aktifkan kemampuan Zero, Tsunami api.” Don Gen menebaskan
pedang Zero keatas dan membuat Tsunami api seperti milik Ken. Melihat
hal itu Ken dan Momo tercengang kaget dengan apa yang dilakukan Don Gen.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar