Melihat Yoona menangis Furin menenangkannya. “Yoona mungkin ini sulit
bagimu, tapi jika kau tak melakukannya hal ini akan membuat Bit
tersiksa dan kau tak mau kan dia tersiksa?” terang Furin sambil memegang
pundak Yoona. Lalu Yoona menjawab. “tapi aku belum tau cara
melakukannya tuan, bahkan aku baru tau kalau aku ini sang pemegang
kristal putih, dan bukankah jika aku melakukannya Bit tidak akan punya
Contract lagi?” “yang kau katakan itu benar dan mungkin itu juga bisa
terjadi, tapi lakukanlah saja Yoona daripada Bit mengalami hal seperti
ini terus.” Kata Furin yang kemudian menjauh dari Yoona.
Yoona
yang telah tenang kemudian maju mendekati Bit, sejenak ia menghadap
kebelakang dan melihat Furin dan Steve dan mereka bersamaan menganggukan
kepala untuk menyemangati Yoona. Kemudian Yoona kembali melanglkah maju
dan mulai memejamkan matanya dan merentangkan kedua tangannya. Cahaya
putih yang menyilaukan keluar dari seluruh tubuh Yoona sesaat kemudian
Yoona berjalan mendekati Bit sambil membuka matanya. tiba-tiba Yoona
menjadi sasaran petir yang menyambar liar dan petir itupun mengarah
tepat kemata Yoona. Sesaat sebelum mengenai mata Yoona petir itu lenyap
anehnya Yoona tidak merasa takut sama sekali. Setelah beberapa langkah
Yoona telah sampai didepan Bit yang dengan mulut menganga mengeluarkan
petir kearah langit dan sedang melayang terapung diudara, kemudian saat
Yoona sudah dekat dengan Bit petir-petir yang menyambar liar tadi
menghilang dan hanya ada lima jalur petir yang tersisa yaitu di kedua
tangan, di kedua kaki, dan dimulut. Yoona kemudian ikut melayang hingga
sejajar dengan Bit dan Yoona kemudian merentangkan tangannya kembali dan
mulai bersinar terang menyilaukan mata. “inikah ritual penghilangan
Contract itu tuan? Bagaimana Yoona bisa tau caranya?” tanya steve pada
Furin. “entahlah aku juga tidak tau tapi yang jelas tutupi matamu kalau
tidak mau buta.” Suruh Furin.
Yoona yang sedang memancarkan sinar
menarik tangan Bit yang sedang menyambarkan petir. “tuan bukankah
seharusnya Contract kegelapan kak Bit sudah tersedot dari tadi? Tapi
kenapa ia masih saja mengeluarkan petir hitam?” tanya steve heran. Lalu
Furin menjawab. “itulah yang ingin dicari tau tuan Phoenix tentang Bit
dan ada apa dalam tubuhnya sebenarnya.” Disana Yoona terlihat semakin
bercahaya dan petir hitam Bit mulai berangsur-angsur hilang, setiap
petir yang mengarah ke Yoona pun ikut lenyap dan Yoona tak terluka
sedikitpun walau dia sangat dekat dengan Bit. Perlahan-lahan Bit dan
yoona yang tadinya melayang beranjak turun ketanah dan seiring dengan
hal itu petir yang menyambar dari tubuh Bit melemah. Saat Bit dan Yoona
menginjak tanah. “wind contract,dorongan angin.” Furin mengeluarkan
Contract lalu Angin datang dan mendorong Yoona mengarah ke Furin dan
cahaya Yoona menghilang, Yoona entah kenapa menjadi pingsan. “ini
saatnya aku bertugas, berikan pedang Zero itu padaku nak!” pinta Furin
pada Steve. “ini tuan, tapi sebenarnya untuk apa?” tanya Steve. “sudah
kau diam saja dan lihat ini.” Furin mulai berlari menuju arah Bit dan
meloncat ke udara. “pedang zero diaktifkan!!” Furin meluncur kebawah dan
menebaskan pedang keleher Bit yang sedang berdiri tak sadarkan diri,
alhasil kepala Bit berpisah dari tubuhnya dan bukan darah yang keluar
tapi hanya petir-petir hitam menyambar dari bekas tebasan Furin.
Keadaan
menjadi hening disana dan hanya ada suara petir yang mendesis. Apakah
tugas yang diberikan oleh tuan Phoenix pada tuan Furin adalah untuk
membunuh Bit? Dalam hati Steve bertanya-tanya. Kemudian di suasana yang
hening itu Steve berteriak pada Furin. “ini sangat tidak adiiiiil!!!
Kenapa kau membunuh kak Bit ha? Bukankah Contractnya sudah hilang dan
dia tak berbahaya lagi? Apa yang kalian inginkan sebenarnya?
Hikz...hikz... kalian kejam sungguh sangat kejam.” Steve pun roboh dan
mulai menangis. “Steve tenang dan lihatlah itu.” Suruh Furin. Kemudian
Steve mengangkat kepalanya dan melihat Bit, disana dia melihat
petir-petir hitam itu saling tarik-menarik antara petir yang mencuat
dari kepala Bit yang ada ditanah dan petir yang mencuat dari leher Bit
dan akhirnya kepala itu bersatu lagi. “ternyata benar bocah ini
imortal.” Kata Furin sambil melihat kepala Bit yang menyatu kembali.
Setelah menyatu Bit roboh dan petir-petir hitam mulai berhenti dan Furin
membawa Yoona dan Bit kerumah sakit.
Kesokan harinya dimarkas
besar. “ternyata benar dia imortal?” tanya Kagero. “benar, aku telah
menebas kepalanya dengan pedang Zero yang aktif seperti perintah tuan
tapi kepalanya masih bisa kembali.” Jelas Furin. “sudah kuduga semua ini
benar.” Kata Phoenix sambil membaca sebuah buku. “oh jadi tuan sudah
tau mengenai semua ini, bukankah tuan agak ragu memerintahkanku untuk
menebas kepala Bit kemarin?” tanya Furin. “bukan itu yang kumaksud tapi
lihat gadis ini, aku menduga bahwa dia masih belasan tahun ternyata
benar umurnya sembilan belas tahun hahaha aku memang pintar soal wanita
hahaha...” Phoenix berkata sambil memperlihatkan buku playboy yang dia
baca pada Furin dan Kagero. “sudah kubilang kan piram, percuma kita
kesini, pasti dia memperlihatkan buku barunya aku sudah tau ini akan
terjadi.” Bisik Kagero pada Furin. “kau benar pak tua, ingatkan aku
untuk tidak kemari saat dia punya buku baru” balas furin dengan berbisik
pada Kagero dan sementara Phoenix tertawa membaca buku barunya.
Di
rumah sakit kota Cortex. “owh jadi begitu ya jadi kemarin aku
mengeluarkan petir yang sangat banyak dan menghancurkan laboratorium
soalnya aku salah mengambil minuman yang ternyata itu pemicu hyper roh
yang membuat aku jadi mempunyai kekuatan yang berlebihan dan akhirnya
aku diselamatkan Yoona dan kepalaku ditebas oleh pedang Zero dan aku
tidak mati, begitu? Keren sekali, kenapa kau tak merekamnya?” kata Bit
yang sudah sadarkan diri. “aku kemarin sangat ketakutan melihatmu tak
sadarkan diri, apakah kau tidak ingat apapun saat itu kak?” tanya Steve.
Saat Steve bertanya seperti itu, Bit yang berwajah gembira kemudian
menjadi murung. “sebenarnya aku tidak ingat apa-apa dan yang kuingat
hanya cita-citaku yang ingin menemukan ibuku, tapi aku tak pernah
mewujudkannya.” “owh begitu ya kak,nanti setelah kau sembuh bagaimana
kalau kau segera berlatih supaya menjadi kuat dan memulai ekspedisi
mencari ibumu.” Kata steve menyemangati. “kau bercanda ya? Kenapa
menunggu nanti? Aku kan sudah sembuh ayo kita keluar dari tempat berbau
obat ini dan mulai berlatih lari cepat.” Lalu Bit beranjak dari tempat
tidur dan mulai memakai pakaiannya yang berwarna hijau cerah dengan pola
kotak orange di lengannya. ‘ini kak aku membawa pedang Zero juga, aku
tidak mau meninggalkan pedang langka ini di laboratorium. Ayo kita ke
tempat Don Gen dulu aku sangat lapar.”
Sesaat kemudian mereka
keluar dari rumah sakit dan menuju ke tempat Don Gen, tapi ditengah
perjalanan mereka dihadang oleh Momo van Kaak yang berdiri di pucuk akar
berdurinya.
“hai anak-anak bodoh kita bertemu lagi.” Kata Momo sambil tersenyum.
“siapa kau? Apa aku mengenalmu? Hai Steve apa kau kenal dia?” tanya Bit.
“tidak kak tapi hawa ini sama seperti dulu saat kita akan berlatih
bersama tuan Furin. Ah aku ingat dia adalah pria menyeramkan kita pernah
bertemu dengan dia kak.” Kata Steve kaget. “baiklah kalau begitu,
rasakan ini pria menyeramkan. Black Thunder Contract, sambaran petir.”
Creett... bliiiizzt petir menyambar Momo dan Momo hanya menggerakan
kepalanya sedikit sehingga serangan Bit meleset. “kak Bit apa yang kau
lakukan tiba-tiba menyerangnya?” tanya Steve. “hehehe aku terlalu
semangat mencoba kekuatanku.” Kata Bit sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“eh tunggu dulu steve! Bukankah katamu aku ditolong oleh Yoona saat aku
mengeluarkan petir hitam waktu itu?” tanya Bit. “iya benar memang
kenapa kak?” “seharusnya kan kekuatanku sudah hilang, tapi kenapa aku
masih bisa mengeluarkan Contract ini?” Bit bertanya lagi. “kata tuan
Furin kau adalah anak yang istimewa.” Jawab Steve.
Di pucuk akar
berduri Momo melihat kearah pedang Zero yang dibawa oleh Bit.
“sepertinya itulah pedang yang aku cari.” Pikir Momo. Kemudian Momo
meloncat kearah Bit dan menyerangnya. “rasakan ini anak-anak bodoh!”
dari udara Momo memukul Bit yang sedang berbicara dengan Steve. “awas
kak dibelakangmu!!” Steve memperingatkan Bit. “cepat sekali dia dari
atas sana mencapai kesini!” kata Bit sambil membalikkan badan, tapi Momo
terlalu cepat dan kuat dengan satu pukulan Bit langsung terkapar jatuh.
“hahaha anak selemah dirimu memiliki pedang Zero? Sangat mengecewakan,
kukira kau kuat tapi kau sama saja denagn sampah.” Kata Momo sambil
berjalan mendekati Bit. “sial kekuatanku masih belum pulih, rohku masih
belum bisa keluar sempurna kalau begini aku akan kalah.” Pikir Bit yang
berusaha bangkit. “kak Bit kau tidak apa-apa?” Steve berusaha membantu
Bit untuk berdiri. “matilah kalian terong dan kenthang hahaha...” ejek
Momo terhadap Bit dan Steve karna rambut Bit yang ungu mirip terong maka
Momo memanggilnya terong sedangkan Steve yang botak dan agak tembem
kepalanya mirip kentang dan Momo memanggilnya kentang. Kemudian Momo
merentangkan tangannya kedepan dan akar berduri muncul dari tanah dan
menyodok Bit dan Steve yang akan berdiri. Mereka terpental jauh saking
kuatnya serangan Momo.
Sementara itu di kedai Bakso, Ken
sedang makan sambil menonton pertandingan Duel Contract di televisi.
“kali ini taruhanku pasti menang untung aku tadi pasang banyak.” Kata
Ken sambil mendekap remot televisi agar tidak diganti acaranya oleh
pelanggan yang lain. Maklum lah selain Ken Hoca Koca adalah salah satu
pasukan tingkat S di Teratai Putih dia juga penggila judi, apa saja yang
sepertinya bisa menghasilkan dia pasti pasang taruhan disana. Ditengah
serunya pertandingan Duel Contract Ken merasakan ada sesuatu yang aneh.
“sepertinya aku akan kalah taruhan. Ah tapi tidak, hawa ini berbeda.
Sepertinya dari arah timur terjadi sesuatu, aku harus cepat kesana!”
kemudian Ken pergi dari kedai dan masih membawa remot televisi. “hai
kembali kau belum bayar tau..!!” kata pemilik kedai bakso. “hai
kembalikan remotnya kami ingin menonton yang lain...iya kami ingin
menonton yang lain..” teriak para pelanggan kedai Bakso tersebut meminta
remot kerana tombol manualnya telah dilelehkan oleh Ken.
Kembali
ke tempat Bit. Bit yang tadinya tersodok oleh Momo terhenti disebuah
pohon besar. “Steve pergilah cari pertolongan, akan kulawan dia untuk
sementara.” Kata Bit sambil memegang perutnya yang kesakitan. “tapi kak
mustahil kau bisa mengalahkannya dia terlalu kuat.” Kata steve
mengingatkan. “sudah sana pergi...!!” bentak Bit. “ba...ba..baiklah.”
lalu Steve berlari mencari Bantuan. “ternyata sikentang telah pergi
rupanya.” Tiba-tiba Momo telah berada di atas pohon besar dimana Bit
berada. “rasakan ini Black thunder contract, sambaran petir.” Bit
menyerang Momo yang sedang berada diatasnya tapi sayang seperti serangan
pertama tadi hasilnya nihil. “itu serangan level C kenapa kau
perlihatkan padaku terong? Lihat ini serangan yang sesungguhnya!”
sekejap mata akar-akar keluar dari pohon dan dari tanah kemudian
mengarah ke Bit. Bit yang cukup tenang mengambil pedang Zero dari
punggungnya. “pedang Zero diaktifkan!” Bit mulai mengaktifkan pedang
Zero dan bersiap menghalau serangan. “kalau aku menggunakan Contractku
takkan berguna disaat seperti ini karena seranganku tak terlalu
berbahaya untuknya, lebih baik aku gunakan ini saja.” Swuuussh swwuuussh
serangan akar Momo mengarah ke Bit dengan cepat, Bit kemudian
menebasnya dengan pedang Zero alhasil akar berduri Momo mengering dan
mati tetapi masih banyak akar-akar yang lain yang juga mengarah ke Bit.
Momo yang berada di atas pohon hanya tersenyum sadis melihat Bit
berusaha mengalahkan akar-akarnya. Sesaat kemudian senyuman sadis itu
berhenti tatkala Momo merasakan sesuatu. “gawat dia kemari, aku harus
segera mengakhiri ini dan merebut pedang Zero sebelum ia datang.” Momo
gelisah dan turun dari pohon sambil melihat kearah barat.
Bit
yang mulai lelah menebas akar-akar yang tak ada habisnya mencoba untuk
kabur saat Momo tidak memperhatikan. “baiklah ini saatnya!” Bit mulai
berbalik dan berlari, tapi keberuntungan masih belum berpihak padanya
Bit terjerat oleh akar Momo yang sangat cerpat mengejarnya. “sial akar
berduri ini sungguh cepat.” Kata Bit sambil akan menebas akarnya.
“upercut!” akar muncul dari dalam tanah dengan kecepatan tinggi dan
memukul dagu Bit dengan keras dan membuat Bit terkapar kembali. “hahaha
mencoba lari ya? Takkan kubiarkan kau hidup terong bodoh!” kata Momo
sambil berancang ancang mengeluarkan kekuatan akhirnya. “agh.. tubuhku
tak bisa bergerak pukulan itu terlalu menyakitkan.” Kata Bit yang
sedang terkapar. “rasakan ini terong bodoh setelah kau mati pedangmu
jadi milikku! Jack vines Contract, RIP!!” salah satu akar berduri di
belakang Momo menyerang Bit dengan ujung akarnya menjadi sangat tajam.
Tetapi saat hampir mengenai tubuh Bit akar itu berubah menjadi hangus
terbakar oleh api biru dan menjadi debu. “APA!?” Momo Kaget melihat
serangannya digagalkan oleh api biru. “ada apa ini sebenarnya?” Bit
bingung melihat hal aneh ini. “hentikan semua ini Momo Van Kaak
menyerahlah dan aku takkan menyakitimu.” Kata Ken yang sudah berada di
pucuk pohon besar.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar