Rabu, 11 Januari 2012

chapter 10

Melihat Yoona menangis Furin menenangkannya. “Yoona mungkin ini sulit bagimu, tapi jika kau tak melakukannya hal ini akan membuat Bit tersiksa dan kau tak mau kan dia tersiksa?” terang Furin sambil memegang pundak Yoona. Lalu Yoona menjawab. “tapi aku belum tau cara melakukannya tuan, bahkan aku baru tau kalau aku ini sang pemegang kristal putih, dan bukankah jika aku melakukannya Bit tidak akan punya Contract lagi?” “yang kau katakan itu benar dan mungkin itu juga bisa terjadi, tapi lakukanlah saja Yoona daripada Bit mengalami hal seperti ini terus.” Kata Furin yang kemudian menjauh dari Yoona.

Yoona yang telah tenang kemudian maju mendekati Bit, sejenak ia menghadap kebelakang dan melihat Furin dan Steve dan mereka bersamaan menganggukan kepala untuk menyemangati Yoona. Kemudian Yoona kembali melanglkah maju dan mulai memejamkan matanya dan merentangkan kedua tangannya. Cahaya putih yang menyilaukan keluar dari seluruh tubuh Yoona sesaat kemudian Yoona berjalan mendekati Bit sambil membuka matanya. tiba-tiba Yoona menjadi sasaran petir yang menyambar liar dan petir itupun mengarah tepat kemata Yoona. Sesaat sebelum mengenai mata Yoona petir itu lenyap anehnya Yoona tidak merasa takut sama sekali. Setelah beberapa langkah Yoona telah sampai didepan Bit yang dengan mulut menganga mengeluarkan petir kearah langit dan sedang melayang terapung diudara, kemudian saat Yoona sudah dekat dengan Bit petir-petir yang menyambar liar tadi menghilang dan hanya ada lima jalur petir yang tersisa yaitu di kedua tangan, di kedua kaki, dan dimulut. Yoona kemudian ikut melayang hingga sejajar dengan Bit dan Yoona kemudian merentangkan tangannya kembali dan mulai bersinar terang menyilaukan mata. “inikah ritual penghilangan Contract itu tuan? Bagaimana Yoona bisa tau caranya?” tanya steve pada Furin. “entahlah aku juga tidak tau tapi yang jelas tutupi matamu kalau tidak mau buta.” Suruh Furin.

Yoona yang sedang memancarkan sinar menarik tangan Bit yang sedang menyambarkan petir. “tuan bukankah seharusnya Contract kegelapan kak Bit sudah tersedot dari tadi? Tapi kenapa ia masih saja mengeluarkan petir hitam?” tanya steve heran. Lalu Furin menjawab. “itulah yang ingin dicari tau tuan Phoenix tentang Bit dan ada apa dalam tubuhnya sebenarnya.” Disana Yoona terlihat semakin bercahaya dan petir hitam Bit mulai berangsur-angsur hilang, setiap petir yang mengarah ke Yoona pun ikut lenyap dan Yoona tak terluka sedikitpun walau dia sangat dekat dengan Bit. Perlahan-lahan Bit dan yoona yang tadinya melayang beranjak turun ketanah dan seiring dengan hal itu petir yang menyambar dari tubuh Bit melemah. Saat Bit dan Yoona menginjak tanah. “wind contract,dorongan angin.” Furin mengeluarkan Contract lalu Angin datang dan mendorong Yoona mengarah ke Furin dan cahaya Yoona menghilang, Yoona entah kenapa menjadi pingsan. “ini saatnya aku bertugas, berikan pedang Zero itu padaku nak!” pinta Furin pada Steve. “ini tuan, tapi sebenarnya untuk apa?” tanya Steve. “sudah kau diam saja dan lihat ini.” Furin mulai berlari menuju arah Bit dan meloncat ke udara. “pedang zero diaktifkan!!” Furin meluncur kebawah dan menebaskan pedang keleher Bit yang sedang berdiri tak sadarkan diri, alhasil kepala Bit berpisah dari tubuhnya dan bukan darah yang keluar tapi hanya petir-petir hitam menyambar dari bekas tebasan Furin.

Keadaan menjadi hening disana dan hanya ada suara petir yang mendesis. Apakah tugas yang diberikan oleh tuan Phoenix pada tuan Furin adalah untuk membunuh Bit? Dalam hati Steve bertanya-tanya. Kemudian di suasana yang hening itu Steve berteriak pada Furin. “ini sangat tidak adiiiiil!!! Kenapa kau membunuh kak Bit ha? Bukankah Contractnya sudah hilang dan dia tak berbahaya lagi? Apa yang kalian inginkan sebenarnya? Hikz...hikz... kalian kejam sungguh sangat kejam.” Steve pun roboh dan mulai menangis. “Steve tenang dan lihatlah itu.” Suruh Furin. Kemudian Steve mengangkat kepalanya dan melihat Bit, disana dia melihat petir-petir hitam itu saling tarik-menarik antara petir yang mencuat dari kepala Bit yang ada ditanah dan petir yang mencuat dari leher Bit dan akhirnya kepala itu bersatu lagi. “ternyata benar bocah ini imortal.” Kata Furin sambil melihat kepala Bit yang menyatu kembali. Setelah menyatu Bit roboh dan petir-petir hitam mulai berhenti dan Furin membawa Yoona dan Bit kerumah sakit.

Kesokan harinya dimarkas besar. “ternyata benar dia imortal?” tanya Kagero. “benar, aku telah menebas kepalanya dengan pedang Zero yang aktif seperti perintah tuan tapi kepalanya masih bisa kembali.” Jelas Furin. “sudah kuduga semua ini benar.” Kata Phoenix sambil membaca sebuah buku. “oh jadi tuan sudah tau mengenai semua ini, bukankah tuan agak ragu memerintahkanku untuk menebas kepala Bit kemarin?” tanya Furin. “bukan itu yang kumaksud tapi lihat gadis ini, aku menduga bahwa dia masih belasan tahun ternyata benar umurnya sembilan belas tahun hahaha aku memang pintar soal wanita hahaha...” Phoenix berkata sambil memperlihatkan buku playboy yang dia baca pada Furin dan Kagero. “sudah kubilang kan piram, percuma kita kesini, pasti dia memperlihatkan buku barunya aku sudah tau ini akan terjadi.” Bisik Kagero pada Furin. “kau benar pak tua, ingatkan aku untuk tidak kemari saat dia punya buku baru” balas furin dengan berbisik pada Kagero dan sementara Phoenix tertawa membaca buku barunya.

Di rumah sakit kota Cortex. “owh jadi begitu ya jadi kemarin aku mengeluarkan petir yang sangat banyak dan menghancurkan laboratorium soalnya aku salah mengambil minuman yang ternyata itu pemicu hyper roh yang membuat aku jadi mempunyai kekuatan yang berlebihan dan akhirnya aku diselamatkan Yoona dan kepalaku ditebas oleh pedang Zero dan aku tidak mati, begitu? Keren sekali, kenapa kau tak merekamnya?” kata Bit yang sudah sadarkan diri. “aku kemarin sangat ketakutan melihatmu tak sadarkan diri, apakah kau tidak ingat apapun saat itu kak?” tanya Steve. Saat Steve bertanya seperti itu, Bit yang berwajah gembira kemudian menjadi murung. “sebenarnya aku tidak ingat apa-apa dan yang kuingat hanya cita-citaku yang ingin menemukan ibuku, tapi aku tak pernah mewujudkannya.” “owh begitu ya kak,nanti setelah kau sembuh bagaimana kalau kau segera berlatih supaya menjadi kuat dan memulai ekspedisi mencari ibumu.” Kata steve menyemangati. “kau bercanda ya? Kenapa menunggu nanti? Aku kan sudah sembuh ayo kita keluar dari tempat berbau obat ini dan mulai berlatih lari cepat.” Lalu Bit beranjak dari tempat tidur dan mulai memakai pakaiannya yang berwarna hijau cerah dengan pola kotak orange di lengannya. ‘ini kak aku membawa pedang Zero juga, aku tidak mau meninggalkan pedang langka ini di laboratorium. Ayo kita ke tempat Don Gen dulu aku sangat lapar.”

Sesaat kemudian mereka keluar dari rumah sakit dan menuju ke tempat Don Gen, tapi ditengah perjalanan mereka dihadang oleh Momo van Kaak yang berdiri di pucuk akar berdurinya.

“hai anak-anak bodoh kita bertemu lagi.” Kata Momo sambil tersenyum. “siapa kau? Apa aku mengenalmu? Hai Steve apa kau kenal dia?” tanya Bit. “tidak kak tapi hawa ini sama seperti dulu saat kita akan berlatih bersama tuan Furin. Ah aku ingat dia adalah pria menyeramkan kita pernah bertemu dengan dia kak.” Kata Steve kaget. “baiklah kalau begitu, rasakan ini pria menyeramkan. Black Thunder Contract, sambaran petir.” Creett... bliiiizzt petir menyambar Momo dan Momo hanya menggerakan kepalanya sedikit sehingga serangan Bit meleset. “kak Bit apa yang kau lakukan tiba-tiba menyerangnya?” tanya Steve. “hehehe aku terlalu semangat mencoba kekuatanku.” Kata Bit sambil menggaruk-garuk kepalanya. “eh tunggu dulu steve! Bukankah katamu aku ditolong oleh Yoona saat aku mengeluarkan petir hitam waktu itu?” tanya Bit. “iya benar memang kenapa kak?” “seharusnya kan kekuatanku sudah hilang, tapi kenapa aku masih bisa mengeluarkan Contract ini?” Bit bertanya lagi. “kata tuan Furin kau adalah anak yang istimewa.” Jawab Steve.

Di pucuk akar berduri Momo melihat kearah pedang Zero yang dibawa oleh Bit. “sepertinya itulah pedang yang aku cari.” Pikir Momo. Kemudian Momo meloncat kearah Bit dan menyerangnya. “rasakan ini anak-anak bodoh!” dari udara Momo memukul Bit yang sedang berbicara dengan Steve. “awas kak dibelakangmu!!” Steve memperingatkan Bit. “cepat sekali dia dari atas sana mencapai kesini!” kata Bit sambil membalikkan badan, tapi Momo terlalu cepat dan kuat dengan satu pukulan Bit langsung terkapar jatuh. “hahaha anak selemah dirimu memiliki pedang Zero? Sangat mengecewakan, kukira kau kuat tapi kau sama saja denagn sampah.” Kata Momo sambil berjalan mendekati Bit. “sial kekuatanku masih belum pulih, rohku masih belum bisa keluar sempurna kalau begini aku akan kalah.” Pikir Bit yang berusaha bangkit. “kak Bit kau tidak apa-apa?” Steve berusaha membantu Bit untuk berdiri. “matilah kalian terong dan kenthang hahaha...” ejek Momo terhadap Bit dan Steve karna rambut Bit yang ungu mirip terong maka Momo memanggilnya terong sedangkan Steve yang botak dan agak tembem kepalanya mirip kentang dan Momo memanggilnya kentang. Kemudian Momo merentangkan tangannya kedepan dan akar berduri muncul dari tanah dan menyodok Bit dan Steve yang akan berdiri. Mereka terpental jauh saking kuatnya serangan Momo.

Sementara itu di kedai Bakso, Ken sedang makan sambil menonton pertandingan Duel Contract di televisi. “kali ini taruhanku pasti menang untung aku tadi pasang banyak.” Kata Ken sambil mendekap remot televisi agar tidak diganti acaranya oleh pelanggan yang lain. Maklum lah selain Ken Hoca Koca adalah salah satu pasukan tingkat S di Teratai Putih dia juga penggila judi, apa saja yang sepertinya bisa menghasilkan dia pasti pasang taruhan disana. Ditengah serunya pertandingan Duel Contract Ken merasakan ada sesuatu yang aneh. “sepertinya aku akan kalah taruhan. Ah tapi tidak, hawa ini berbeda.
Sepertinya dari arah timur terjadi sesuatu, aku harus cepat kesana!” kemudian Ken pergi dari kedai dan masih membawa remot televisi. “hai kembali kau belum bayar tau..!!” kata pemilik kedai bakso. “hai kembalikan remotnya kami ingin menonton yang lain...iya kami ingin menonton yang lain..” teriak para pelanggan kedai Bakso tersebut meminta remot kerana tombol manualnya telah dilelehkan oleh Ken.

Kembali ke tempat Bit. Bit yang tadinya tersodok oleh Momo terhenti disebuah pohon besar. “Steve pergilah cari pertolongan, akan kulawan dia untuk sementara.” Kata Bit sambil memegang perutnya yang kesakitan. “tapi kak mustahil kau bisa mengalahkannya dia terlalu kuat.” Kata steve mengingatkan. “sudah sana pergi...!!” bentak Bit. “ba...ba..baiklah.” lalu Steve berlari mencari Bantuan. “ternyata sikentang telah pergi rupanya.” Tiba-tiba Momo telah berada di atas pohon besar dimana Bit berada. “rasakan ini Black thunder contract, sambaran petir.” Bit menyerang Momo yang sedang berada diatasnya tapi sayang seperti serangan pertama tadi hasilnya nihil. “itu serangan level C kenapa kau perlihatkan padaku terong? Lihat ini serangan yang sesungguhnya!” sekejap mata akar-akar keluar dari pohon dan dari tanah kemudian mengarah ke Bit. Bit yang cukup tenang mengambil pedang Zero dari punggungnya. “pedang Zero diaktifkan!” Bit mulai mengaktifkan pedang Zero dan bersiap menghalau serangan. “kalau aku menggunakan Contractku takkan berguna disaat seperti ini karena seranganku tak terlalu berbahaya untuknya, lebih baik aku gunakan ini saja.” Swuuussh swwuuussh serangan akar Momo mengarah ke Bit dengan cepat, Bit kemudian menebasnya dengan pedang Zero alhasil akar berduri Momo mengering dan mati tetapi masih banyak akar-akar yang lain yang juga mengarah ke Bit. Momo yang berada di atas pohon hanya tersenyum sadis melihat Bit berusaha mengalahkan akar-akarnya. Sesaat kemudian senyuman sadis itu berhenti tatkala Momo merasakan sesuatu. “gawat dia kemari, aku harus segera mengakhiri ini dan merebut pedang Zero sebelum ia datang.” Momo gelisah dan turun dari pohon sambil melihat kearah barat.

Bit yang mulai lelah menebas akar-akar yang tak ada habisnya mencoba untuk kabur saat Momo tidak memperhatikan. “baiklah ini saatnya!” Bit mulai berbalik dan berlari, tapi keberuntungan masih belum berpihak padanya Bit terjerat oleh akar Momo yang sangat cerpat mengejarnya. “sial akar berduri ini sungguh cepat.” Kata Bit sambil akan menebas akarnya. “upercut!” akar muncul dari dalam tanah dengan kecepatan tinggi dan memukul dagu Bit dengan keras dan membuat Bit terkapar kembali. “hahaha mencoba lari ya? Takkan kubiarkan kau hidup terong bodoh!” kata Momo sambil berancang ancang mengeluarkan kekuatan akhirnya. “agh.. tubuhku tak bisa bergerak  pukulan itu terlalu menyakitkan.” Kata Bit yang sedang terkapar. “rasakan ini terong bodoh setelah kau mati pedangmu jadi milikku! Jack vines Contract, RIP!!” salah satu akar berduri di belakang Momo menyerang Bit dengan ujung akarnya menjadi sangat tajam. Tetapi saat hampir mengenai tubuh Bit akar itu berubah menjadi hangus terbakar oleh api biru dan menjadi debu. “APA!?” Momo Kaget melihat serangannya digagalkan oleh api biru. “ada apa ini sebenarnya?” Bit bingung melihat hal aneh ini. “hentikan semua ini Momo Van Kaak menyerahlah dan aku takkan menyakitimu.” Kata Ken yang sudah berada di pucuk pohon besar.


bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar