terima kasih telah mengunjungi blog saya maaf tidak bisa menyuguhkan makanan dan minuman, lagian cari makanan kok disini.
Sabtu, 26 Mei 2012
video terakhir di sma
Rabu, 16 Mei 2012
sekolah sihir part 7
Sejak Altar diantar oleh Tatang, pamor Altar diantara
gadis-gadis semakin naik dan dia di elu-elukan setiap pojok karpet biru
raksasa, salah satu gadis yang menarik perhatian Altar adalah Nitta, Altar tau
namanya karna melihat tanda namanya yang dipasang disekujur tubuhnya dan Nitta
termasuk gadis paling popular di karpet biru ini.
“Al ceritakan dong apa rasanya naik di karpet merah.
Pasti seru bisa bersama senior-senior kita nantinya.” Ajak Nanda antusias. Lalu
Altar pun menceritakan apa yang ia rasakan selama dikarpet merah begitu juga
sebaliknya Nanda menceritakan kemeriahan parade penyambutan tahun ajaran baru.
Setelah tak begitu lama rombongan karpet biru telah
tiba di sebuah gedung megah dipinggir danau, di depan gedung itu bertuliskan
‘WAHKUN madrasah of sihir.’ Gedungnya begitu besar dan luas, pohon-pohon hijau
menghiasi jalan setapak menuju bagunan yang mirip dengan hotel berbintang
kejora itu, dipuncak gedung terdapat benda berbentuk bintang berwarna kuning ke
WC-WCan, di jendela terdapat kemoceng yang membersihkan secara otomatis.
Disinilah orang tua Altar dulu mempelajari ilmu sihir dan disini juga mereka
bercinta dalam artian menjalin cinta. “apakah aku dapat sehebat orang tuaku
kelak ya?” Tanya Altar dalam hati.
Semua anak berjalan dan merasa heran seperti orang kampung
yang pertama kali masuk mall, hanya 1 anak yang terlihat biasa saja melihat
kemegahan gedung ini yaitu Qakus, jelas saja dia tidak terkesan sebab dia
sering kemari dikarenakan ayahnya bekerja disini dan dia sering diajak kemari
ratusan kali mungkin.
“Nah anak-anak, selamat datang di Wahkun. Tunggu saja
kejutan dalam gedung itu.” Seru guru yang beralis tebal yang dilihat di lift
beberapa jam yang lalu. “Perkenalkan namaku adalah Toriet Mamfret aku akan
menjadi guru mata pelajaran mantra-mantra.”
“Apakah anda juga mengajarkan mantra cinta?” Tanya
seorang anak bermuka babi yang Altar yakin dia adalah renkarnasi dari Cupatkai.
“Tidak anak muda, aku hanya akan mengajarkan kalian
tentang mantra dasar pada semester awal. Ayo semuanya masuk!”
Lalu terbukalah pintu besar seukuran semut. Semut yang
sudah bermutasi dan dimantrai seukuran gajah afrika. Mereka masuk kedalam
ruangan penuh lukisan dan berbagai macam gambar ada gambar badut berhidung
merah menyapa mereka, gambar pesulap bertopi tinggi menyulap tongkatnya menjadi
tusuk gigi, juga ada gambar di dinding yang berbentuk closed dan bertuliskan
‘SEDOT WC’ yang ternyata itu adalah iklan dari salah seorang murid.
Dalam lorong-lorong yang belum dikenal Altar terdapat
ruangan yang sepertinya dia pernah bertemu dengan ruangan tersebut. Déjà vu,
ruangan itu sepertinya sangat tidak asing dan Altar mulai penasaran, ingin
rasanya dia menarik grendel pintu ruangan tersebut tapi rombongan murid baru
terus berjalan mendorongnya menjauh dari ruangan berpintu merah itu dan menuju
lapangan luas.
“Kita sudah sampai anak-anak. Disini kalian akan
dipilah-pilah menjadi beberapa kelompok sesuai kemampuan kalian, jadi
bersiaplah kalian!” seru Toriet.
Mendengar itu anak-anak menjadi resah dan saling
bergumam sendiri. Diantara mereka banyak yang telah membuat geng atau kelompok
semisal Joko dan Adi membentuk Duo Ganteng, dan 5 bersaudara Al, El, Ul, Il,
dan Ol bahkan telah membuat boyband dan mereka gusar kalau-kalau mereka tidak
dalam kelompok yang sama.
Toriet mengeluarkan bola yang tidak asing, bola yang
seharusnya semua penyihir telah tahu yaitu bola Kristal yang memancarkan
listrik di dalamnya.
“Dengan bola ini kalian akan dipilah-pilah menjadi 4
kelompok. Ke 4 kelompok tersebut adalah Jenggot Buaya, Taring Babi, Kucing
Insyaf, dan Gajah Diet. Mereka yang masuk kelompok Jenggot Buaya adalah
orang-orang yang kuat bagaikan rahang buaya, mereka yang masuk kelompok Taring
Babi adalah mereka yang terbaik tapi tak berhati baik, lalu mereka yang masuk
Kucing Insyaf adalah mereka yang cerdas otaknya dan alim orangnya, sedangkan
yang masuk kelompok Gajah Diet adalah mereka yang tidak masuk dalam ketiga
kelompok yang lainnya. Sekarang ayo kita mulai!” kemudian Toriet mengeluarkan
perkamen yang panjang berisi nama-nama siswa baru dan mulai membacanya satu
persatu.
“Nanda Nanibia!”
Nanda maju dengan gugup keluar dari kerumunan menuju
bola Kristal untuk meletakkan tangannya disana. Saat dia meletakkan tangan di
atas bola Kristal, listrik di dalam bola Kristal itu membentuk kalimat ‘Jenggot
Buaya’ dan ‘Kucing Insyaf’ dan tak lama kemudian tulisan ‘Kucing Insyaf’ lenyap
akhirnya masuklah Nanda ke kelompok Jenggot buaya dangan melempar senyum kearah
orang-orang. Orang-orangan sawah maksudnya.
“Qakus Amrik!”
Dengan gaya
yang sombong Qakus maju sambil mendongak keatas layaknya orang sombong di tv.
Hanya satu detik dia meletakkan tangannya di bola Kristal langsung muncul
tulisan ‘Taring Babi’.
Cara yang sama dilakukan oleh semua anak sampai
panggilan menyebutkan nama Altar.
“Altar Zimbaque!”
Altar maju dengan tubuh gemetar serta keringat
dinginnya keluar disekujur tubuhnya, super sekali. Dalam hatinya ia
bertanya-tanya apakah dia akan masuk kelompok Jenggot Buaya atau malah mungkin
kelompok Gajah Diet? Sebenarnya Altar ingin masuk kelompok Kucing Insyaf dikarenakan
Nitta gadis paling terkenal masuk kesana tapi dia sama sekali tak punya
pengetahuan tentang sihir, dia juga merasa tak begitu kuat sehingga pesimis
masuk kelompok Jenggot Buaya serta dia yakin kalau dia tidak jahat dan tidak
mungkin masuk Taring Babi. Sudah jelas Altar akan masuk kelompok Gajah Diet
tapi, apa kata bapak mamahnya nanti? Anak penyihir terkenal masuk ke kelompok
yang dirasa sangat tidak popular dalam masyarakat sihir? Sungguh tidak etis.
“Ayo letakkan tanganmu di sini!” seru Toriet.
Tanpa diperintah untuk kedua kalinya Altar meletakkan
tangannya dan memang benar dugaannya, ada dua kelompok yang muncul tapi bukan
Jenggot Buaya dan Gajah Diet melainkan Jenggot Buaya dan Taring Babi. Taring
Babi? Apakah Altar sejahat itu sampai dia harus ada opsi Taring Babi?
Satu-satunya kejahatan yang dilakukan Altar hanyalah pada saat dia umur 7 tahun
dia sudah merampok bank, dan uang yang dirampok tidaklah banyak, hanya
2.686.000 pondsterling saja dan itu tak berarti dia harus masuk Taring Babi kan?
Altar berusaha keras
untuk berfikir masuk kelompok Jenggot Buaya. Memang kerja keras tak pernah
bohong, bola Kristal akhirnya memilihnya untuk masuk ke kelompok Jenggot Buaya
dan disambut oleh sorakan teman-teman sekelompoknya termasuk Nanda.
Kamis, 03 Mei 2012
sekolah sihir part 6
Sudah sekitar satu jam meraka berdua naik Pegasus,
namun masih belum terlihat juga rombongan karpet biru. Altar merasa
selangkangannya mati rasa karena naik Pegasus tanpa pelana. Meskipun Pegasus
terbang tapi dia terbang bagaikan kuda saat berlari ditanah, ya begitu lah agak
tidak nyaman.
“Jadi, kenapa kamu bisa tersasar sampai karpet merah
tadi?” Tanya Tatang membuka percakapan.
“Eh anu… tadi pas dari pasar sihir aku asal naik
karpet, jadi aku tidak tau kalau ada dua karpet.” Jawab Altar gugup.
“Tapi kau berani sekali ya menyemprot Profesor Molak
Malik. Aku akui kau anak yang hebat.” Puji Tatang dengan senyum. Altar merasa
bangga akan perbuatannya walaupun dia sadar itu bukan perbuatan terpuji.
“Siap-siap saja menerima mimpi buruk pada pelajarannya
nanti. Kau kenal Hitler? Hitler Iler murid
terjahil sepanjang sejarah Wahkun saja tidak berani melakukan hal tersebut.”
Tambahnya dengan ekspresi senyum lagi.
“Ja…ja…jadi aku?” Tanya Altar tergagap dan tidak
bermaksud meniru Aziz gagap.
“Iya benar kau yang pertama, untung hari ini dia
berbentuk nyamuk. Coba kalau dia berbentuk buaya, kau pasti sudah kehilangan
anggota tubuhmu. Pokoknya parah deh hukuman guru yang satu itu. Hitler dulu
diberi kutukan kumisnya tidak akan tumbuh panjang lebih dari lubang hidungnya
mengerikan bukan? Kira-kira kutukan untukmu apa ya nanti?”
Mendengar itu Altar seperti tak punya tenaga lagi
untuk berbicara. Keringatnya dingin, wajahnya pucat, bulu keteknya rontok
seketika, dihari pertamanya ah bukan sebelum hari pertamanya dia sudah membuat
kacau apakah saat sampai di selokan eh maksudnya sekolah nanti dia akan
langsung dikeluarkan. Apa kata kedua orang tuanya nanti? Apa kata teman-teman
sebayanya nanti? Dengan apa dia menafkahi anak istrinya kelak? Bagaimana kalau
ibu mertuanya ngomel terus? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dikepala
Altar terutama pertanyaan yang terakhir. Anak itu memang telah memikirkan masa
depannya. Salut aku dengan si Altar.
Tak sadar mereka sudah berada diatas danau, danaunya
bersih tanpa sampah dan airnya bening seperti tanpa kaca, clinks. Dari atas
terlihat segerombolan ikan teri dan beberapa ikan cucut di pinggir danau.
Samar-samar terlihat mahluk besar berenang dalam danau. Benar-benar besar
sampai-samapi timbul gelombang saat dia lewat.
“Ternyata sudah pulang ya? Besok harus menyediakan
banyak persediaan makanan yang besar. Kenapa tahun ini banyak monster-monster
yang pulang ya?” Gerutu Tatang tak jelas. Altar yang mendengarnya menjadi
berpikir aneh-aneh lagi. Bagaimana kalau aku jatuh dan monster itu memakanku?
Bagaimana kalau tiba-tiba monster barusan meloncat dan memakan kita? Bagaimana
kalau tidak ada apa-apa dan cerita ini tiba-tiba selesai? Begitu pikir Altar
tak masuk akal lagi.
“Altar, lihat Jek itu Altar!” terdengar suara
sayup-sayup yang sudah tidak asing lagi ditelinga Altar.
“Nanda?! Jek?!” Altar berpura-pura kaget agar terlihat
merindukan sekali kedua orang itu.
Nanda dan Jek ada di
atas karpet terbang berwarna biru raksasa yang terapung diatas danau, anak-anak
kelas satu yang lain juga ada disana dan mereka menatap Tatang Surantang yang
memang tampan menaiki Pegasus yang otomatis membuat penampilannya begitu keren.
Bayangkan saja Tatang itu adalah pria tampan karena jika saya
mendiskripsikannya akan berbeda dengan arti tampan sebenarnya. (sebenarnya
tulisan gak penting sebelumnya itu hanya digunakan untuk lebih panjang saja,
termasuk tulisan ini dan jika anda membaca ini anda seharusnya merasa tertipu.)to be berlanjut...
Langganan:
Postingan (Atom)