Sabtu, 21 Januari 2012

BIT PROFIL

William Bit Rock lahir pada 14 agustus ketika saya sedang berada di tengah pelajaran matematika yang sangat membosankan dan aku iseng2 gambar. udah biasa aku gambar disemua mata pelajaran aku buat gambar dibagian belakang buku. tapi gambar yang satu ini berbeda saat setelah selesai menggambar karakter ini aku terbawa oleh imajinasiku yang melayang tinggi dilangit dan menembus atsmosfer yang akhirnya aku kehabisan udara dan mati.
tapi bukan itu sebenarnya yang terjadi melainkan aku membayangkan petualangan yang dilakukan oleh karakter yang satu ini yang sebelumnya belum aku kasih nama.
petualang anak berambut gondrong dengan pedangnya dan mempunyai kekuatan listrik, semula aku tak tau alurnya dan hanya ngawur aja, namanya juga imajinasi.. tapi imajinasi harus terhenti oleh teriakan guruku "anak sekolah tu harusnya belajar" sontak aku kaget dan sponton berkata "lho ini sekolah tow?" teman2 langsung nertawain aku yang baru sadar dari imajinasiku yang melayang jauh keliling dunia. aku yang agak mengalami gangguan kejiwaan (menurut teman-temanku) biasa saja dengan keadaan itu. guruku juga ikut ketawa melihat aku disoraki teman2 dan bialng "oalah Bit Bit" yang entah telingaku atau dia kliru bicara yang seharusnya Dit Dit tapi karna itu kata Bit lahir dan kugunakan untuk nama karakter ini

percaya gak percaya ya silahkan tapi lebih baik gak percaya
percayalah pada tuhan

Rabu, 11 Januari 2012

chapter 13

“tuan Phoenix?!” Ken dan Don Gen terkejut melihat Phoenix datang menemui Diablo, sesaat kemudian puluhan PKPC datang menggunakan Skypot yang berbentuk seperti motor tapi dapat melayang dilangit. Mereka berbondong-bondong datang dari markas besar dan mereka mengepung Diablo dan Momo dalam formasi lingkaran.

“banyak sekali mereka!! Rohku semakin melemah aku tidak yakin dapat mengalahkan mereka tuan.” Kata Momo yang agak gelisah melihat keadaan. “........” Diablo hanya diam saja menatap Phoenix yang terlihat marah. “sekarang kau menggunakan naga untuk bicara ya Diablo? Lama juga kita tidak bertemu, seingatku kau dulu masih remaja dan sekarang kau sudah dewasa. Apa sebernya maumu?” Phoenix bertanya pada Diablo. “aku disini hanya ingin menjadikan anak ini menjadi pengikutku. Jadi jika kau menghalangiku akan kuhancurkan semua pasukanmu ini.” Kata Diablo yang diucapkan oleh Agny. “bu...bu...bukankah itu Diablo, Diablo yang menjadi garis depan pertempuran 16 tahun yang lalu.” Kata salah satu PKPC yang gemetaran melihat Diablo. “iya itu Diablo celaka kita takkan bisa selamat melawannya.” “gawat kita bisa mati.” Terdengar para PKPC gelisah melawan Diablo walau dia hanya seorang diri.

Melihat anak buahnya tak percaya diri, Phoenix mulai memejamkan mata dan menarik nafas panjang. “apa kalian ingin kejadian 16 tahun lalu terulang kembali? Memang balas dendam takkan menyelesaikan masalah, tapi jika kita menghancurkan 1 orang ini memperkecil kemungkinan kejadian 16 tahun lalu terulang. Untuk kita, untuk keluarga kita, untuk anak cucu kita, HANCURKAN....!!!” dan pidato singkat Phoenix tadi membangkitkan semangat para PKPC. Hawa dingin ketakutan berubah menjadi hangatnya semangat. Para pengguna Contract tanah secara bersamaan menggunakan tehnik mereka. “earth Contract, hujan batu.” Serangan dari langit yang berupa batu-batu besar menghujani Diablo.

Diablo tidak bergeming sedikitpun melihat serangan pertama yang dilancarkan oleh PKPC yang bercontract tanah. “keluarlah Hippodia.” Kata Agny yang mewakili Diablo. Dari mata didalam topeng Diablo keluar mahluk lain yang berwujud kudanil. Dengan mulut yang besar mengaga menghadap keatas, Hippodia menyerap semua batu yang dikeluarkan oleh para pasukan. “hewan itu menyerap serangan kita??” kata salah satu PKPC terkejut. “jangan hiraukan hewan itu. Serang Momo dan Diablo!” kata Phoenix memerintah semua anak buahnya. “tuan Phoenix aku butuh bantuan, tuan muda kakinya membeku.” Terdengar Ken meminta tolong dari belakang barisan. Phoenix segera menemui Ken dan Don Gen. “tuan Phoenix tolong aku, kakiku sudah mati rasa.” Don Gen merengek meminta tolong. “diamlah akan kulelehkan es ini. Contract api neraka, sarung tangan neraka.” Tangan Phoenix mulai menjadi merah yang menyala bagai bara api. Disentuhnya es di kaki Don Gen dan dalam beberapa detik esnya mulai mencair. Melihat hal itu Don Gen bingung kenapa api Ken tidak bisa melelehkan es itu tapi Phoenix bisa.

“serang terus dengan semua kekuatan kalian..!” kata salah satu pasukan memerintahkan untuk menyerang. Berbagai macam Contract telah dikeluarkan ntuk melawan Diablo tapi serangan diserap oleh Hippodia. Kudanil yang satu itu mempunyai kemampuan menyerap semua kekuatan Contract. Semakin banyak dia menyerap Contract semakin besar tubuhnya. “terlalu beresiko mengeluarkan Contract yang berdampak besar dalam formasi ini.” Salah satu pasukan cemas karena Diablo tak kunjung terkena serangan. “kita butuh bantuan Contract yang berkombinasi.” Sahut pasukan yang lain sambil menyerang.

Dalam keadaan yang hampir menimbulkan keputus asaan muncul lubang lorong angin Furin. “pedang emas, diaktifkan.” Terdengar suara dari dalam lorong angin. Lalu tak berselang lama cahaya yang menyilaukan yang membuat orang menutup matanya. “tak salah lagi, itu Kagero dan Furin. Momo masuklah kemulut Hippodia!” suruh Diablo. “baiklah tuan.” Momo kemudian mendekat ke Hippodia dan mulai tersedot kedalam mulutnya. Setelah Momo masuk kemulutnya Hippodia menghentikan menyedot serangan dan menjadi cahaya putih yang kemudian masuk kembali ke mata Diablo.

Di salah satu jalan terlihat Steve sedang membopong Bit yang kesakitan didaerah perutnya. “tadi katamu mau menggunakan teleportasi, kenapa kita harus berjalan kaki?” tanya Bit menggrutu. “maaf kak aku masih belum cukup kuat untuk meneleport dua orang, jadi kita jalan saja.” “sepertinya ada yang aneh, biasanya kan jalan ini ramai sekali, kenapa sekarang sepi? Tak ada seorangpun yang lewat.” “benar kak tak seperti biasanya... ah itu ada perawat! Kebetulan sekali.” Steve melihat seorang wanita keluar dari sebuah gang.

Wanita yang cantik berkulit putih, mengenakan pakaian suster dengan rok mininya. Tubuh yang sexy dan gemulai, kalau pak Bondan wisata kuliner mengatakan *Mak Nyus..!*  “ayo kak kita tanyakan padanya apa yang sedang terjadi... Lho!? Diamana kak Bit?”

bagi temen2 yang mau request karakter bisa kok tinggal sms ke 085647299863 aku butuh bantuan nambah karakter
trimakasih

Seibu Phoenix
Steve melihat kebelakang, siapa tau Bit lari kembali ke tempat tadi untuk mencari pedangnya yang hilang. Dia melihat ke sepanjang jalan tadi yang dilewatinya tetapi tak ada seorangpun. “nama mbak siapa? Kok cantik sekali.” Terdengar suara samar-samar. Steve berbalik dan sudah menduga suara siapa itu. “apa kau baik-baik saja? Lihat hidungmu mimisan.” Kata suster yang sexy tadi. “tidak kok aku tidak apa-apa mbak. Mbak rumahnya mana?” tanya Bit sambil mengusap mimisannya yang terus banjir keluar dari lubang hidungnya.

Memang penyakit mimisannya itu sudah lama diderita Bit. Penyakit yang mulai kumat ketika melihat wanita cantik dan sexy. Entah kapan tepatnya tapi diketahui bahwa Bit mengalami mimisan setelah dia disunat. Tapi lain halnya Bit jika melihat Yoona, Yoona memang cantik berkulit putih bermata agak sipit, berambut panjang bergelombang. Memang tidak begitu sexy karena Yoona memiliki tubuh yang kurus tapi enak dipandang. Mungkin karena itu Bit tidak Mimisan kalau melihat Yoona, terlebih dia sangat suka pada Yoona pasti dia tidak ingin terlihat konyol didepannya dengan menjadi mimisan.

“aduh...” teriak Bit sambil memegangi kepalanya, ternyata dia kesakitan karena kepalanya dijitak oleh Steve. “apa-apaan kakak ini? Aku sudah khawatir kalau-kalau kakak kembali ketempat berbahaya itu, tapi ternyata kau malah disini menggoda suster cantik ini.” Kata Steve sambil marah-marah. “sudah kalian jangan bertengkar, sedang apa kalian disini? Tempat ini seharusnya sudah dikosongkan dan semua harus dievakuasi.” Kata suster itu yang terlihat heran. “dievakuasi? Memangnya ada apa?” kata Bit yang sudah berhenti mimisannya. “tak jauh dari sini ada pertempuran besar yang mengerahkan seluruh pasukan keamanan pulau Currant yang kalian biasa sebut PKPC.” “jangan-jangan Momo yang menyebabkan semua ini?” tanya Bit sambil melihat kearah Steve. “Momo? Siapa Momo?” tanya Suster yang mendengarkan Bit. “dia yang menyerangku dan mengambil pedangku. Lihat ini perutku terkena racunnya.” Lalu Bit menaikkan bajunya dan memperlihatkan luka di perutnya. “sepertinya kau terkena racun.” “memang aku terkena racun cintamu mbak suster yang cantik.” Sahut Bit dengan memegangi tangan suster dan mengeluarkan wajah yang romantis. “AAAGGHH...” perut Bit mulai terasa sakit kembali. Wajahnya yang tadi romantis berubah menahan rasa sakit yang luar biasa.

Sementara itu di tempat pertempuran. Hampir semua orang disana membeku menjadi balok Es berwarna perak. Disana hanya berdiri Phoenix, Ken, Furin, tetapi Kagero dan para ninja bunga membeku. Sedangkan Don Gen masih terbaring ditanah kedinginan. “hah...hah...hah... kita tidak bisa terus menghindar dari serangannya seperti ini terus.” Kata Ken terengah-engah. “andai aku dapat melelehkan Kagero dengan cepat aku dapat mengetahui dimana orang itu berada dan membawanya kesini.” Kata Phoenix yang terlihat mempunyai tiga bola api mengitarinya berputar dengan lambat. “kenapa harus Kagero dan siapa yang kau maksud orang itu? Apakah dia anak berambut ungu?” tanya Ken. “itu karena dalam gagang pedang emas kagero terdapat mutiara DNA milik orang itu, jika mutiara itu dikeluarkan dari gagang pedang maka mutiara itu akan menuju orang itu. Orang itu adalah rahasia kami dan bukan Bit anak berambut ungu yang kau maksud.” Kata Phoenix.

Diablo masih berdiri tegak ditempatnya yang tadi. Dua naganyamasih bertengger dipundaknya seakan tak mau lepas dari tuannya. “apakah sudah cukup istirahatnya?” kata Diablo yang diwakilkan oleh naga biru, Essy. “gawat tuan. Diablo mulai menyerang kembali!” kata Furin khawatir. “apakah kau masih mempunyai pil peningkat roh?” tanya Phoenix. “masih bisa satu pil lagi tuan. Tapi aku sudah tidak mampu menggunakan tornado pelindung lagi.” “baguslah kalau begitu, berikan pil itu padaku. Akan kukendalikan burung Phoenix sepenuhnya.” “maksud tuan?” “benar, aku akan menggunakan Contract legendaris suku Phoenix. Sekarang berikan pil itu.” Pinta Phoenix dengan nada datar.

“percuma saja kalian melakukan hal bodoh seperti itu. Nikmatilah saat-saat dimana kalian membeku dalam kematian.” Kata Diablo mengejek yang masih saja diwakili oleh Agny. “mungkin Furin, Ken, Don Gen dan orang-orang yang membeku itu akan mati. Tapi tidak denganku. karna aku ABADI...!!” Phoenix berteriak dengan keras dan lantang. Setelah itu dia memakan pil peningkat Roh yang diberikan oleh Furin tadi. Dalam sekejap tubuh Phoenix dipenuhi aura-aura merah. Dahinya berkerut menandakan dia marah. Tiga bola api yang mengelilingi Phoenix berputar dengan cepat yang menimbulkan rambut putih beruban Phoenix tersingkap keatas.

“apa yang dilakukan tuan Phoenix?” tanya Ken. “dia sedang mengeluarkan Contract abadinya. Lihatlah betapa kuatnya tenaga yang dipancarkan.” Kata Furin yang tak henti-hentinya memandang Phoenix. “abadi katamu?” “iya abadi, dia dan burung Phoenixnya tidak akan pernah mati jika dalam keadaan seperti ini. Entah bagaimana aku juga tidak secara pasti penjelasannya. Tapi jika burung Phoenix mati maka burung itu akan terlahit kembali dari tubuh tuan Phoenix dan sebaliknya. Mereka berdua seakan jadi satu.” Jelas Furin.

Phoenix mulai mengangkat tangannya dan membuat bola api berwarna merah cerah. Lalu dia menatap langit seraya memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Setelah beberapa detik. “Contract api neraka, Phoenix” teriak Phoenix sambil melempar bola apinya kelangit. Kemudian Bola api itu meledak dilangit yang mengakibatkan langit menjadi berwarna merah. Dilangit yang merah tersebut muncul bola api berwarna kuning cerah mirip matahari.

Sesosok burung Phoenix yang ditunggangi phoenix tadi muncul kembali. Dimakannya bola api kuning tersebut. Setelah tertelan tubuhnya menjadi terbakar api dan ukurannya semakin membesar 5 kali lipat. Dibawahnya, Phoenix juga mengalami gejala sama dengan apa yang dialami burung Phoenixnya. Tubuhnya juga terbakar tetapi dia tidak bertambah ukurannya, hanya saja mata kiri Phoenix berubah seperti mata burung Phoenixnya. “dengan ini aku akan menjadi abadi.” Kata Phoenix datar.

“abadi ha? Coba saja serang aku. tuan abadi.” Kata diablo yang diwakili oleh Agny. Burung Phoenix mulai menyambar dari langit menuju arah Diablo. Tetapi Diablo telah menyiapkan tombak-tombak es dalam jubahnya yang lalu terbang kearah burung Phoenix. Dengan semburan api serangan dari Diablo dapat dipatahkan dengan mudah. Tombak es yang tersembur api tadi menguap menjadi asap putih pekat yang menutupi pandangan. Didalam asap itu terdapat Diablo dan burung Phoenix serta tak ada yang tau apa yang terjadi dalam asap itu.

apa yang terjadi dalam asap tersebut? apakah Diablo berhasil dikalahkan oleh Phoenix?

bersambung

chapter 12

Ketika Momo diserang oleh dua orang yang sama-sama mengeluarkan Contract api ia mulai gelisah. “kurang ajar mereka, bagaimana bisa pedang Zero itu mengeluarkan Contract api biru, setahuku dia hanya bisa menghilangkan Contract saja.” Pikir Momo di saat terpojok. “ucapkan selamat tinggal Momo van Kaak!!” kata Don Gen dan Ken secara bersamaan. “tembok akar!!” Momo mengeluarkan pertahanan untuk menahan serangan mereka berdua tapi percuma saja karena akar-akarnya terbakar habis oleh api biru.
Saat Momo sudah dekat dengan kekalahannya karen api sudah ada di depannya dan siap membakar dirinya, dewi keberuntungan masih berpihak padanya, api biru dari Don Gen dan Ken tiba-tiba membeku menjadi es dan keadaan disana menjadi dingin. “ada apa ini? Ini hawa roh yang sangat mengerikan.” Pikir Don Gen bingung. “aneh sekali apiku mustahil bisa dibekukan.” Kata Ken yang juga bingung. “ah aku masih hidup? Api mereka membeku? Kenapa bisa?” Momo juga ikut bertanya-tanya. Pohon besar yang semula terbakar menjadi ikut membeku, keadaan disana memang sangat dingin sedingin keadaan dikutub.

“Momo van Kaak betul itu namamu?” terdengar suara entah darimana, lalu datang seekor kucing berwarna putih yang bisa berbicara ke arah Momo. “aku tanya apakah kau benar Momo van Kaak?” kata kucing putih itu. “kucing bisa bicara aneh sekali?! Aku takuuut...” Ken kaget melihat kucing yang bisa bicara kepada Momo dan dia mulai bergetar ketakutan. “apa kucing itu yang menyebabkan hawa yang dingin ini? Tapi aku pikir bukan kucing itu, ada hawa roh yang besar mengarah kemari, apa kau juga merasakan Stra Ken?” tanya Don Gen. “Takuuuut....!!” Ken malah lari ketakutan. “hei... kembali kemari!” seru Don Gen pada Ken yang telah lari jauh, tapi Ken dengan terpaksa kembali menuruti kata Don Gen.

“iya benar aku Momo van Kaak, ada apa kau mencariku kucing aneh?” tanya Momo. “sebenarnya tuanku mau bertemu denganmu dan menjadikanmu anak buahnya.” Kata kucing tadi. “anak buah katamu? Memangnya siapa tuanmu benarinya menjadikanku anak buah?” tanya Momo lagi. “lihatlah itu dia datang.” Kata kucing putih sambil menunjuk kearah seorang pria berjalan dari cakrawala. Pria berambut separuh hitam separuh putih itu berjalan ke arah Momo, terlihat dia memakai topeng yang menutupi semua wajahnya, topengnya berbeda dari topeng Barrock Rai yang hanya menutupi wajahnya sampai batas hidung saja, Pria ini menutupi semua wajahnya dan yang terlihat hanya rambutnya saja yang berwarna setengah hitam setengah putih.

Semakin dia mendekat hawa dingin semakin menjadi-jadi, dan juga terlihat semakin jelas bahwa dia memakai jubah yang bercorakkan api dan es. Ada dua naga berwarna biru dan merah bertengger di pundaknya. “tuan ini dia pria yang kau cari-cari selama ini.” Kata kucing sambil berlari ke arah pria bertopeng. “kerja bagus Mori.” Kata naga yang berwarna biru. “tapi ada dua ekor kecoa disana tuan, haruskah kita membunuhnya?” tanya Mori yang kemudian segera dijawab oleh naga Biru. “biarkan saja, tugas kita disini hanya merekrut Momo saja, sekarang kembalilah.” Lalu Mori berubah menjadi bola putih dan masuk kemata kiri pria bertopeng tadi.

Steve yang tadi mengejar Don Gen baru sampai dan melihat Bit yang masih dijerat oleh akar Momo. “Kak Bit kau tidak apa-apa?” kata Steve khawatir. Tapi bukannya pingsan seperti seharusnya tetapi malah dia dengan santainya tidur pulas. “zzzz....” terdengar suara Bit yang sedang mengorok. “kenapa saat seperti ini dia tidur? Yang penting aku lepaskan akar ini dulu. Tapi dimana ya tuan penjual mie ayam tadi kok gak kelihatan?” Steve bertanya-tanya sambil membersihkan akar dari tubuh Bit.

Kembali ke tempat sebelumnya. “kucing, naga dipundak, api, es, sepertinya aku mengenal pria ini.” Kata Ken yang menutup sebagian mukanya kembali. “kau tau siapa dia?” tanya Don Gen kaget. “benar, tidak salah lagi, dia adalah Diablo salah satu pemimpin pasukan Matahari hitam dia tak pernah bicara dan hanya naganya saja yang mewakili dia berbicara. Dia sangatlah kuat dan kita bukanlah tandingannya.” Jelas Ken dengan nada serius. “sebegitu kuatkah dia? Biar kucoba!” Tantang Don Gen yang meremehkan Diablo.

“jangan tuan muda, melawan kucing putihnya saja mungkin kita bisa terbunuh, dia sangat berbahaya.” Kata Ken melarang Don Gen. Mendengar yang di ucapkan Ken, Momo yang sedari tadi tidak mengerti apa-apa mulai tau apa yang sedang terjadi. Momo segera berlari kearah Diablo dan berlutut dihadapannya. “tuan, saya Momo van Kaak menghadap anda.” Kata Momo sambil menundukan kepala. Momo yang biasanya sering mengejek orang yang ada disekitarnya tetapi kepada Diablo entah kenapa dia menghormatinya.

Di ruang Phoenix para ninja bunga melaporkan apa yang sebenarnya terjadi kepada Phoenix. “ini adalah masalah besar. Kalian yakin dia tidak membawa pasukan?” tanya Phoenix. “tidak tuan kami hanya mendapati satu jejak saja, sementara itu semua orang yang dibekukan tidak bisa dicairkan, esnya terlalu solid untuk dilelehkan.” Jelas Roze yang merupakan pemimpin para ninja bunga. “kalian panggil semua PKPC yang ada disini dan suruh mereka ketempat Ken, pasti Diablo disana. Dan jangan lupa panggil Furin dan Kagero kesini!” Phoenix memerintahkan semua pasukan agar mengepung Diablo.

“jadi kau si tawa pembunuh itu ya?” tanya naga biru. “benar tuan, tapi kenapa naga anda yang berbicara bukannya anda?” Momo berbalik tanya. “kau tidak perlu tau, aku sedang menggunakan naga biru yang bernama Essy karena suasanaku lebih cenderung senang, celakalah kau jika aku mulai berbicara dengan naga merah yang bernama Agny karena jika marah aku akan menggunakan Agny untuk berbicara.” Jelas naga biru yang diketahui namanya adalah Essy. “apakah benar yang dikatakan kucing tadi bahwa tuan mau menjadikan saya anak buah anda?” “sebenarnya aku akan menjadikanmu sebagai wakilku, dan aku melihat ada kekuatan yang terpendam dalam dirimu. Ikutlah denganku akan kubuat kau menjadi lebih kuat.” Ajak Diablo yang suaranya diwakilkan. “tapi tuan bagaimana dengan pedang yang aku inginkan selama ini, yaitu pedang Zero?” “kau nantinya takkan butuh pedang itu.” “benarkah itu tuan?”

Ditengah perbincangan Momo dan Diablo, Don Gen yang sedari tadi ingin menghajar Diablo mulai menyusun rencana. “sekarang akan kugunakan Rakeri tingkat 5 yang mempunyai kekuatan super cepat untuk menyerangnya.” Pikir Don Gen yang mulai memfokuskan rohnya didaerah kaki. Ken yang melihat Don Gen berkonsentrasi menyadari kalau Don Gen akan menyerang dan lalu Ken memperingatkannya. “tak kan ada gunanya tuan muda, kita takkan menang melawannya. Hentikan tuan!” “terlambat Star Ken.” Don Gen mulai melontarkan dirinya kedepan dengan kecepatan penuh dan tak dapat dilihat oleh mata biasa. Tapi diablo telah menyadari hal itu dan tanpa bergerak dengan hanya melihat saja kaki Don Gen dibekukan dengan esnya. “mustahi?! Kakiku dibekukan dengan cepat sekali.” Don Gen akhirnya jatuh tersungkur ditanah kakinya terasa sulit digerakkan dan sangat berat dan terasa sangat dingin menusuk tulang. “tuan muda...! tunggu akan aku coba lelehkan.” Ken bergegas mengeluarkan api ditangannya dan mencoba melelehkan es di kaki Don Gen.

Sedangkan tak jauh dari tempat Ken dan Don Gen. “akhirnya selesai juga, semua akar telah aku singkirkan.” Kata Steve yang sedang mengusap keringatnya. Entah kenapa setelah duri-duri itu disingkirkan Bit terbangun dari tidurnya. “ha... dimana aku?” tanya Bit bingung. “kak Bit kau sudah sadar ya? Bagaimana keadaanmu?” “sudah agak baikan,sepertinya tadi aku terkena racun, pria itu sangat kuat.” “oh ya kak ngomong-ngomong dimana Momo?” “oh iya mungkin dia di... aaagghh...!!” Bit menggerang kesakitan sambil memegangi perutnya. “kenapa kau kak?” tanya Steve khawatir. “sepertinya ada duri yang masuk kedalam perutku Steve. Tunggu dulu ada hawa dingin dari sebelah sana, ayo kita kesana Steve.” Ajak Bit yang penasaran. “sebaiknya kita kerumah sakit terlebih dahulu kak, kita akan lebih cepat jika aku menggunakan teleport.” Steve mencoba membujuk Bit agar mempedulikan kesehatannya dan akhirnya Bit menurutinya dan melewatkan pertempuran besar yang terjadi.

Ken yang telah berusaha mati-matian melelehkan es dikaki Don Gen mulai lelah karena es tak mencair sedikitpun. “percuma es ini sangatlah keras dan tak bisa dilelehkan.” Eluh Ken. “akan kutebas dengan pedang Zero ini.” Kemudian Don Gen mengaktifkan pedang Zero yang kemudian ditebaskan kekakinya sendiri. Kekuatan pedang Zero ternyata bukan tandingan untuk Diablo yang merupakan pengguna Contract level XXS yang sangat ditakuti. “sial tidak tergores sedikitpun. Es ini sangatlah padat dan solid.” Kata Don Gen dengan putus asa. “hebat sekali tuan, bagaimana anda bisa mengeluarkan Contract yang begitu hebat?” tanya Momo dengan perasaan kagum. “sebenarnya itu adalah tehnik terlemah milikku, sekarang ayo kita pergi Momo.” Kata Diablo yang diwakilkan oleh Essy. “tapi aku ingin membunuh mereka tuan.” Pinta Momo. “aku bilang ayo sekarang kita pergi...!” wakil Diablo dalam berbicara tiba-tiba digantikan oleh Agny yang menandakan Diablo sedang tidak senang.

“berhenti Diablo sekarang kau telah dikepung oleh semua PKPC, keluarlah dari pulau ini segera.” Terdengar suara dari atas langit. Dari silaunya matahari turunlah seekor burung api yang merupakan burung Phoenix. Dari ketinggian Phoenix turun dari burungnya kemudian menyemburkan api di kakinya yang membuatnya turun dengan perlahan.

apakah menurut kalian ceritaku ini mirip/ menjiplak cerita karangan orang lain? mohon pendapatnya...

Diablo

bersambung

chapter 11

“ternyata kau juga sudah ada disini ya? Tapi kau sudah telat karena pedang Zero akan menjadi milikku.” Kata Momo yang mulai bersemangat karena melihat Ken.

Bit yang masih terkapar ditanah berusaha bangkit tetapi tertahan oleh akar Momo yang mulai bergerak menjeratnya karena jeratnya sangat kuat dan melilit semua tubuh Bit mengakibatkan Bit pingsan tak sadarkan diri. “aku akan mengakhiri pertempuran ini secepat mungkin, karena aku sedang taruhan di duel Contract, jika sampai aku tidak tau hasil akhirnya kau akan mati Momo!” kata Ken sambil melompat kearah Momo dan menyerangnya dengan tangan kosong. “kau kira kau akan menang ha? Kau salah besar menyerangku dengan tangan kosong.” Kata Momo sombong, Ternyata pedang Zero yang tadi dipegang Bit telah berpindah ketangan Momo. “pedang Zero diaktifkan! Saatnya bersenang-senang.” Momo mulai tersenyum sadis dan pedang Zero mulai bercahaya. “sial ternyata pedang itu sudah ada ditangannya. Aku tidak bisa bergerak saat mengambang seperti ini.” Pikir Ken. Kemudian Momo berlari kearah Ken yang masih berada di udara karena melompat tadi, Ken yang terdesak kemudian mengeluarkan Contractnya. “apa boleh buat, Blue Flame Contract, jet!” Ken mengeluarkan Contractnya yang berupa api biru dan disembirkan ketanah dari tangannya yang kemudian membuat dorongan pada tubuh Ken dan membuatnya terpental. “apa, dia mementalkan dirinya? Cerdik juga dia.” Kata Momo yang kemudian mengeluarkan akar berduri dan menaikinya untuk mengejar Ken.

Ken terpental sampai kepohon besar dimana ia mengambil ancang-ancang untuk melompat tadi. “rasakan ini Blue Flame Contract, pukulan bintang.” Ken mengeluarkan pukulan dengan kekuatan penuh dan terbentuk bola api biru yang besar mengarah ke Momo. “percuma saja kau lakukan itu bodoh!” tapi Momo dengan santai menebaskan pedang Zero ke serangan Ken dan Serangan Ken lenyap. “kau lihat, seranganmu takkan mempan melawan pedang Zero ini karena pedang ini melenyapkan Contract.”jelas Momo pada Ken. “tidak bisa menyerang dengan Contract ya.” Ken terdiam dan memejamkan matanya lalu merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah pil, bukan pil biasa tapi pil yang besar hampir seukuran kepalan tangan kemudian Ken membuka maskernya karena semua pasukan level S menggunakan masker penutup. Saat dibuka masker itu terlihat bulu hidung Ken yang panjang keluar dari lubang hidungnya yang agak besar, seperti namanya Hoca Koca dari bahasa Bulgar yang berarti bulu hidung. Melihat bulu hidung yang aneh itu Momo segera mengejek Ken yang saat itu masih terpejam. “Hahaha...Hahaha... bulu hidungmu aneh sekali, itu bulu hidung atau sapu halaman? Hahaha...” ejek Momo sambil terbahak-bahak. “kau diam saja rambut hijau, akan kuhajar kau karena telah menghina bulu hidungku ini, tunggu setelah aku habiskan pil ini.” Kata Ken yang kemudian mulai mengunyah pil besarnya.

Steve yang tadi mencari bantuan pergi ke warung mie ayam milik Don Gen. Dengan terengah-engah Steve meminta bantuan. “tuan, tolong teman saya tuan, hah...hah...hah...” “ada apa anak muda? Kenapa terburu-buru seperti itu?” tanya Don Gen yang sedang memotong-motong sayuran. “temanku... temanku sedang diserang oleh Momo, kumohon tolong dia tuan!” pinta Steve yang sudah mulai tenang. Mendengar ada yang diserang Momo Don Gen kaget dan bertanya. “memangnya siapa temanmu dan kenapa dia bisa diserang nak? “ “teman saya adalah Bit, William Bit anak dari William Zai. Dia diserang karena Momo ingin merebut pedang Zero dari kak Bit.” Jelas Steve pada Don Gen dan Don Gen lalu menghentikan kegiatannya memotong sayuran. “tunngu disini sebentar nak!” kata Don Gen yang kemudian masuk ke kamar, belum sempat pintu kamarnya tertutup rapat Don Gen sudah keluar dengan mengenakan pakian yang berbeda dan serba tertutup menggunakan krudung dari jaketnya untuk menutupi kepalanya. “apa-apaan pria ini cepat sekali berganti baju, sepertinya aku tidak salah memilih bantuan.” Pikir steve dalam hati. “tunjukan arah diaman Bit diserang nak!” seru Don Gen yang kemudian ditanggapi Steve dengan menunjukan arahnya. “aku duluan nak!” cuittt sekejap Don Gen sudah tidak ada ditempat dan Don Gen lupa kalau warung mie ayamnya masih belum ditutup.

Sementara itu di atas pohon besar Ken masih saja mengunyah pil besar tadi. “hei kapan kau selesai mengunyah? Kau sudah 20 menit melakukan hal itu terus menerus.” Kata Momo yang duduk diatas kar berdurinya menunggu Ken. “ah... akhirnya tertelan juga pil sial ini. Maaf ya membuatmu menunggu.” Kata Ken yang telah selesai memakan pil besar tadi. “aku ingin tau, sebenarnya pil apa yang kau makan itu? Apakah itu akan membuat kau menjadi kuat ha?” tanya Momo. “tidak, sebenarnya ini adalah pil pengenyang biasa dengan rasa semur jengkol.” Jelas Ken dengan gaya santainya. ‘AAAPPPAAA....? kau hanya makan pil pengenyang biasa? Setelah lama menunggu ternyata pil pengenyang?” Momo mulai berdiri dan marah dengan wajah yang memerah. “kau tau kan jika perut kosong kita takkan bisa bertarung.’ Kata Ken yang kemudian siaga kembali. “kau telah membuatku marah sapu halaman!!” kata Momo yang mengejek Ken yang mempunyai bulu hidung panjang dan lebat seperti sapu halaman. “rasak ini! Keluarlah Kraken..!” Momo mengeluarkan Contract terkuatnya yaitu Kraken dan Momo dikelilingi akar berduri raksasa yang berjumlah 8. “lumayan hebat Contractnya, tapi dia ada ditengah akar-akar besar itu, jadi dia takkan sempat menebaskan pedang Zero untuk menghentikan seranganku. Baiklah ini dia!” Ken yang mengetahui ada kesempatan untuknya mulai merentangkan tangannya  kesamping. “Blue Flame Contract, Tsunami api!” Ken telah mengucapkan Contract codenya lalu keluar api dalam jumlah banyak dari tangan yang tadi direntangkan dan apinya memanjang dan semakin besar seperti ombak yang besar.

Tak jauh dari tempat pertarungan Don Gen bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan secara tiba-tiba berhenti karena merasakan tenaga yang sangat besar. “roh ini? Ini bukan milik Bit, hawa roh ini seperti seseorang yang aku kenal.” Kata Don Gen yang sambil melihat kearah langit berusaha mengingat hawa roh yang dia rasakan. “Ah!! aku ingat, aku harus cepat kesana!” kemudian setelah Don Gen mengingat kembali hawa roh yang dia rasakan, ia segera berlari kembali menuju hawa roh itu berasal.

Api biru yang keluar dari tangan Ken semakin panjang dan besar dan pohon dimana Ken berpijak ikut terbakar, sementara itu Momo yang tak terlihat karena akar-akar Kraken yang besar menutup keberadaannya di pusat delapan akar berduri tersebut. “ah tunggu sebentar, kenapa Momo tidak menyerangku disaat menguntungkan seperti ini? Padahal pertahananku terbuka. ada sesuatu yang aneh, kenapa akarnya Cuma ada tujuh?!” pikir Ken sambil mempeehatikan keadaan. “tsunami api, tubrukan ombak!” tangan Ken yang semula direntangkan kemudian siap untuk ditepukkan kedepan, Ken terlihat terasa berat menggerakan tangannya dikarenakan sia juga menggerakan api biru yang panjang dan besar bagai ombak tsunami.

Perlahan api biru Ken mergerak sesuai gerakan tangan Ken dan berusaha mengurung kraken Momo dengan tubrukan dua ombak api. “dengan begini dia akan sulit menghentikan seranganku ini, selagi dia menghilangkan serangan dari kiri dia pasti akan terkena seranganku dari kanan.” Kata Ken yakin. Ombak api Ken sudah hampir mencapai Kraken, tapi tanpa disangka Momo melemparkan dirinya dengan akarnya sendiri kearah Ken. “dengan begini habislah kau sapu halaman, dasar kau bulu babi tak berguna hahaha!” teriak Momo yang sambil meluncur ke arah Ken bersiap menebas dengan pedang Zero. “Aaah..?! bagaimana dia... hey apa yang kau maksut dengan bulu babi?” Ken kaget dan tidak siap menghadapi serangan Momo. Momo yang sadar rencananya berhasil kemudian mulai menebaskan pedang Zero ke aliran api dari tangan Ken dan seperti tebasan-tebasan pedang Zero yang sebelumnya membuat api biru Ken menghilang yang kemudian disusul dengan pukulan Momo yang diarahkan kepada Ken. Ken pun terpental jatuh dari pohon besar, sesaat sebelum jatuh dia ditangkap oleh seseorang yang sangat cepat.

Di ruang island leader Roze sedang melapor kepada Phoenix. “ken sudah menemukan buruannya ya?” tanya phoenix. “benar tuan, mereka sedang bertarung di pohon harapan.” Jelas Roze yang kemudian dijawab Phoenix. “biarkan Ken bertarung sendiri, itu memang sudah tugasnya.” “tapi tuan bukankah Teratai Putih bergerak dalam pasukan besar.” Sanggah Roze. “kau benar, yang kau tidak tau adalah dia sebelumnya rekan anakku Mario Phoenix dan kau pasti tau kan apa prinsip anakku dalam bertarung?” “bertarung tanpa membuat orang yang tak punya urusan terluka.” Kata Roze, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh viola yang datang tiba-tiba. “tuan ini gawat semua pasukan digerbang masuk timur dibekukan oleh pria bertopeng!!” kata Viola yang terengah-engah. “segera perintahkan PKPC level A menyelidiki siapa pelakunya!!” seru Phoenix. “siap tuan!”

Kembali ke pohon Harapan. Penyelamat Ken saat ia terjatuh ternyata adalah Don Gen. “kau tidak apa-apa Star Ken?” tanya Don Gen. “ah..?! tuan muda Gen?” Ken kaget kalau penyelamatnya adalah Don Gen. “siapa pria gentong itu?” Momo yang berada di atas pohon bertanya-tanya melihat pria gemuk menyelamatkan Ken. “ternyata kau dikalahkan oleh dia ya Star ken? Sebenarnya seberapa kuat dia?” tanya Don Gen. “dia kuat tuan muda karena dia punya pedang Zero dan Contractku dinetralkan dengan mudah.” Jelas Ken. “kalau begitu biar aku yang akan menghajar si rambut lumut itu.” Kata Don Gen sambil menatap tajam ke Momo yang berada diatas pohon.

Keadaan mulai menegangkan saat Don Gen menunjuk Momo dan berkata. “ingatlah ini saat terakhir kau melihatku dengan jelas dan setelah aku turunkan jariku ini bersiaplah mendapat siksaan yang takkan terlupakan.” Ancam Don Gen pada Momo. Tapi Momo menyepelekan hal tersebut dan mencela Don Gen. “dasar kau gentong gosong, mau apa kau dengan perutmu yang seperti kudanil itu? Kau mau melompat kesini? Itu hal paling mustahil yang pernah kupikirkan hahaha...” Momo kemudian tertawa terbahak-bahak setelah mencela Don Gen, tapi Don Gen juga tak menghiraukan celaan itu dan mulai menurunkan jarinya tadi yang menunjuk kearah Momo. “gawat tuan muda akan menggunakan itu! Momo pasti akan celaka.” Pikir Ken yang melihat Don Gen berwajah serius.

Jari Don Gen tak lama lagi turun dengan sempurna tapi Momo masih terbahak-bahak diatas pohon. “kau membuat kesalahan besar Momo Van Kaak.” Kata Don Gen yang telah menurunkan jarinya “Rakeri!!!” wuuusshh... Don Gen tiba-tiba menghilang dan muncul disamping Momo, Momo kemudian berhenti tertawa dan kaget melihat Don Gen telah ada disampingnya. Don Gen kemudian menendang kepala Momo dengan sangat kuat hingga Momo memuncratkan darah dan terpental, belum juga 3 detik Momo menerima tendangan, Don Gen memukul perutnya dari bawah Momo dan membuat Momo terbang keatas serta melepaskan pedang Zero dari genggaman Momo. “Tuan muda Gen memang hebat bisa membuat tehnik sederhana Rakeri yang hanya membutuhkan aliran Roh yang melewati kaki dipercepat secara bertahap dan membuat langkah kaki menjadi cepat dari biasanya dan yang menakjubkan adalah percepatannya sangatlah luar biasa.” Pikir ken yang melihat pergerakan Don gen yang sangat cepat.

Don Gen lalu menganbil pedang Zero yang terlepas dari tangan Momo dan membiarkan Momo jatuh dari pohon yang besar yang terbakar kemudian Don Gen kembali ke tempat Ken. “saatnya kita mengakhiri ini Star Ken.” Aka Don Gen. “baiklah tuan muda Gen sepertinya rohku juga sudah stabil.”  Kata Ken setuju. Momo yang jatuh dari ketinggian masih bisa bangkit sambil memegang perutnya yang terasa sakit. “aku terlalu meremehkan si gentong gosong itu, ternyata kekuatannya hebat sekali.” Gerutu Momo. “akan kutunjukan kepadanya kemampuan pedang Zero yang sebenarnya!!” kata Don Gen dengan tatapan tajam. Ken yang mendengar hal itu berpikir apa yang Don Gen maksud. “jangan membuang waktu lagi Star Ken, ayo kita habisi dia bersama-sama!!”ajak Don Gen kembali. Lalu Ken bersiap mengeluarkan Contractnya. “Blue Flame Contract, ekor bintang.” Ken merentangkan tangannya kedepan dan mulai mengeluarkan api biru yang mendesis seperti api tukang las. “ini dia kemampuan pedang Zero sebenarnya, aktifkan kemampuan Zero, Tsunami api.” Don Gen menebaskan pedang Zero keatas dan membuat Tsunami api seperti milik Ken. Melihat hal itu Ken dan Momo tercengang kaget dengan apa yang dilakukan Don Gen.

bersambung

chapter 10

Melihat Yoona menangis Furin menenangkannya. “Yoona mungkin ini sulit bagimu, tapi jika kau tak melakukannya hal ini akan membuat Bit tersiksa dan kau tak mau kan dia tersiksa?” terang Furin sambil memegang pundak Yoona. Lalu Yoona menjawab. “tapi aku belum tau cara melakukannya tuan, bahkan aku baru tau kalau aku ini sang pemegang kristal putih, dan bukankah jika aku melakukannya Bit tidak akan punya Contract lagi?” “yang kau katakan itu benar dan mungkin itu juga bisa terjadi, tapi lakukanlah saja Yoona daripada Bit mengalami hal seperti ini terus.” Kata Furin yang kemudian menjauh dari Yoona.

Yoona yang telah tenang kemudian maju mendekati Bit, sejenak ia menghadap kebelakang dan melihat Furin dan Steve dan mereka bersamaan menganggukan kepala untuk menyemangati Yoona. Kemudian Yoona kembali melanglkah maju dan mulai memejamkan matanya dan merentangkan kedua tangannya. Cahaya putih yang menyilaukan keluar dari seluruh tubuh Yoona sesaat kemudian Yoona berjalan mendekati Bit sambil membuka matanya. tiba-tiba Yoona menjadi sasaran petir yang menyambar liar dan petir itupun mengarah tepat kemata Yoona. Sesaat sebelum mengenai mata Yoona petir itu lenyap anehnya Yoona tidak merasa takut sama sekali. Setelah beberapa langkah Yoona telah sampai didepan Bit yang dengan mulut menganga mengeluarkan petir kearah langit dan sedang melayang terapung diudara, kemudian saat Yoona sudah dekat dengan Bit petir-petir yang menyambar liar tadi menghilang dan hanya ada lima jalur petir yang tersisa yaitu di kedua tangan, di kedua kaki, dan dimulut. Yoona kemudian ikut melayang hingga sejajar dengan Bit dan Yoona kemudian merentangkan tangannya kembali dan mulai bersinar terang menyilaukan mata. “inikah ritual penghilangan Contract itu tuan? Bagaimana Yoona bisa tau caranya?” tanya steve pada Furin. “entahlah aku juga tidak tau tapi yang jelas tutupi matamu kalau tidak mau buta.” Suruh Furin.

Yoona yang sedang memancarkan sinar menarik tangan Bit yang sedang menyambarkan petir. “tuan bukankah seharusnya Contract kegelapan kak Bit sudah tersedot dari tadi? Tapi kenapa ia masih saja mengeluarkan petir hitam?” tanya steve heran. Lalu Furin menjawab. “itulah yang ingin dicari tau tuan Phoenix tentang Bit dan ada apa dalam tubuhnya sebenarnya.” Disana Yoona terlihat semakin bercahaya dan petir hitam Bit mulai berangsur-angsur hilang, setiap petir yang mengarah ke Yoona pun ikut lenyap dan Yoona tak terluka sedikitpun walau dia sangat dekat dengan Bit. Perlahan-lahan Bit dan yoona yang tadinya melayang beranjak turun ketanah dan seiring dengan hal itu petir yang menyambar dari tubuh Bit melemah. Saat Bit dan Yoona menginjak tanah. “wind contract,dorongan angin.” Furin mengeluarkan Contract lalu Angin datang dan mendorong Yoona mengarah ke Furin dan cahaya Yoona menghilang, Yoona entah kenapa menjadi pingsan. “ini saatnya aku bertugas, berikan pedang Zero itu padaku nak!” pinta Furin pada Steve. “ini tuan, tapi sebenarnya untuk apa?” tanya Steve. “sudah kau diam saja dan lihat ini.” Furin mulai berlari menuju arah Bit dan meloncat ke udara. “pedang zero diaktifkan!!” Furin meluncur kebawah dan menebaskan pedang keleher Bit yang sedang berdiri tak sadarkan diri, alhasil kepala Bit berpisah dari tubuhnya dan bukan darah yang keluar tapi hanya petir-petir hitam menyambar dari bekas tebasan Furin.

Keadaan menjadi hening disana dan hanya ada suara petir yang mendesis. Apakah tugas yang diberikan oleh tuan Phoenix pada tuan Furin adalah untuk membunuh Bit? Dalam hati Steve bertanya-tanya. Kemudian di suasana yang hening itu Steve berteriak pada Furin. “ini sangat tidak adiiiiil!!! Kenapa kau membunuh kak Bit ha? Bukankah Contractnya sudah hilang dan dia tak berbahaya lagi? Apa yang kalian inginkan sebenarnya? Hikz...hikz... kalian kejam sungguh sangat kejam.” Steve pun roboh dan mulai menangis. “Steve tenang dan lihatlah itu.” Suruh Furin. Kemudian Steve mengangkat kepalanya dan melihat Bit, disana dia melihat petir-petir hitam itu saling tarik-menarik antara petir yang mencuat dari kepala Bit yang ada ditanah dan petir yang mencuat dari leher Bit dan akhirnya kepala itu bersatu lagi. “ternyata benar bocah ini imortal.” Kata Furin sambil melihat kepala Bit yang menyatu kembali. Setelah menyatu Bit roboh dan petir-petir hitam mulai berhenti dan Furin membawa Yoona dan Bit kerumah sakit.

Kesokan harinya dimarkas besar. “ternyata benar dia imortal?” tanya Kagero. “benar, aku telah menebas kepalanya dengan pedang Zero yang aktif seperti perintah tuan tapi kepalanya masih bisa kembali.” Jelas Furin. “sudah kuduga semua ini benar.” Kata Phoenix sambil membaca sebuah buku. “oh jadi tuan sudah tau mengenai semua ini, bukankah tuan agak ragu memerintahkanku untuk menebas kepala Bit kemarin?” tanya Furin. “bukan itu yang kumaksud tapi lihat gadis ini, aku menduga bahwa dia masih belasan tahun ternyata benar umurnya sembilan belas tahun hahaha aku memang pintar soal wanita hahaha...” Phoenix berkata sambil memperlihatkan buku playboy yang dia baca pada Furin dan Kagero. “sudah kubilang kan piram, percuma kita kesini, pasti dia memperlihatkan buku barunya aku sudah tau ini akan terjadi.” Bisik Kagero pada Furin. “kau benar pak tua, ingatkan aku untuk tidak kemari saat dia punya buku baru” balas furin dengan berbisik pada Kagero dan sementara Phoenix tertawa membaca buku barunya.

Di rumah sakit kota Cortex. “owh jadi begitu ya jadi kemarin aku mengeluarkan petir yang sangat banyak dan menghancurkan laboratorium soalnya aku salah mengambil minuman yang ternyata itu pemicu hyper roh yang membuat aku jadi mempunyai kekuatan yang berlebihan dan akhirnya aku diselamatkan Yoona dan kepalaku ditebas oleh pedang Zero dan aku tidak mati, begitu? Keren sekali, kenapa kau tak merekamnya?” kata Bit yang sudah sadarkan diri. “aku kemarin sangat ketakutan melihatmu tak sadarkan diri, apakah kau tidak ingat apapun saat itu kak?” tanya Steve. Saat Steve bertanya seperti itu, Bit yang berwajah gembira kemudian menjadi murung. “sebenarnya aku tidak ingat apa-apa dan yang kuingat hanya cita-citaku yang ingin menemukan ibuku, tapi aku tak pernah mewujudkannya.” “owh begitu ya kak,nanti setelah kau sembuh bagaimana kalau kau segera berlatih supaya menjadi kuat dan memulai ekspedisi mencari ibumu.” Kata steve menyemangati. “kau bercanda ya? Kenapa menunggu nanti? Aku kan sudah sembuh ayo kita keluar dari tempat berbau obat ini dan mulai berlatih lari cepat.” Lalu Bit beranjak dari tempat tidur dan mulai memakai pakaiannya yang berwarna hijau cerah dengan pola kotak orange di lengannya. ‘ini kak aku membawa pedang Zero juga, aku tidak mau meninggalkan pedang langka ini di laboratorium. Ayo kita ke tempat Don Gen dulu aku sangat lapar.”

Sesaat kemudian mereka keluar dari rumah sakit dan menuju ke tempat Don Gen, tapi ditengah perjalanan mereka dihadang oleh Momo van Kaak yang berdiri di pucuk akar berdurinya.

“hai anak-anak bodoh kita bertemu lagi.” Kata Momo sambil tersenyum. “siapa kau? Apa aku mengenalmu? Hai Steve apa kau kenal dia?” tanya Bit. “tidak kak tapi hawa ini sama seperti dulu saat kita akan berlatih bersama tuan Furin. Ah aku ingat dia adalah pria menyeramkan kita pernah bertemu dengan dia kak.” Kata Steve kaget. “baiklah kalau begitu, rasakan ini pria menyeramkan. Black Thunder Contract, sambaran petir.” Creett... bliiiizzt petir menyambar Momo dan Momo hanya menggerakan kepalanya sedikit sehingga serangan Bit meleset. “kak Bit apa yang kau lakukan tiba-tiba menyerangnya?” tanya Steve. “hehehe aku terlalu semangat mencoba kekuatanku.” Kata Bit sambil menggaruk-garuk kepalanya. “eh tunggu dulu steve! Bukankah katamu aku ditolong oleh Yoona saat aku mengeluarkan petir hitam waktu itu?” tanya Bit. “iya benar memang kenapa kak?” “seharusnya kan kekuatanku sudah hilang, tapi kenapa aku masih bisa mengeluarkan Contract ini?” Bit bertanya lagi. “kata tuan Furin kau adalah anak yang istimewa.” Jawab Steve.

Di pucuk akar berduri Momo melihat kearah pedang Zero yang dibawa oleh Bit. “sepertinya itulah pedang yang aku cari.” Pikir Momo. Kemudian Momo meloncat kearah Bit dan menyerangnya. “rasakan ini anak-anak bodoh!” dari udara Momo memukul Bit yang sedang berbicara dengan Steve. “awas kak dibelakangmu!!” Steve memperingatkan Bit. “cepat sekali dia dari atas sana mencapai kesini!” kata Bit sambil membalikkan badan, tapi Momo terlalu cepat dan kuat dengan satu pukulan Bit langsung terkapar jatuh. “hahaha anak selemah dirimu memiliki pedang Zero? Sangat mengecewakan, kukira kau kuat tapi kau sama saja denagn sampah.” Kata Momo sambil berjalan mendekati Bit. “sial kekuatanku masih belum pulih, rohku masih belum bisa keluar sempurna kalau begini aku akan kalah.” Pikir Bit yang berusaha bangkit. “kak Bit kau tidak apa-apa?” Steve berusaha membantu Bit untuk berdiri. “matilah kalian terong dan kenthang hahaha...” ejek Momo terhadap Bit dan Steve karna rambut Bit yang ungu mirip terong maka Momo memanggilnya terong sedangkan Steve yang botak dan agak tembem kepalanya mirip kentang dan Momo memanggilnya kentang. Kemudian Momo merentangkan tangannya kedepan dan akar berduri muncul dari tanah dan menyodok Bit dan Steve yang akan berdiri. Mereka terpental jauh saking kuatnya serangan Momo.

Sementara itu di kedai Bakso, Ken sedang makan sambil menonton pertandingan Duel Contract di televisi. “kali ini taruhanku pasti menang untung aku tadi pasang banyak.” Kata Ken sambil mendekap remot televisi agar tidak diganti acaranya oleh pelanggan yang lain. Maklum lah selain Ken Hoca Koca adalah salah satu pasukan tingkat S di Teratai Putih dia juga penggila judi, apa saja yang sepertinya bisa menghasilkan dia pasti pasang taruhan disana. Ditengah serunya pertandingan Duel Contract Ken merasakan ada sesuatu yang aneh. “sepertinya aku akan kalah taruhan. Ah tapi tidak, hawa ini berbeda.
Sepertinya dari arah timur terjadi sesuatu, aku harus cepat kesana!” kemudian Ken pergi dari kedai dan masih membawa remot televisi. “hai kembali kau belum bayar tau..!!” kata pemilik kedai bakso. “hai kembalikan remotnya kami ingin menonton yang lain...iya kami ingin menonton yang lain..” teriak para pelanggan kedai Bakso tersebut meminta remot kerana tombol manualnya telah dilelehkan oleh Ken.

Kembali ke tempat Bit. Bit yang tadinya tersodok oleh Momo terhenti disebuah pohon besar. “Steve pergilah cari pertolongan, akan kulawan dia untuk sementara.” Kata Bit sambil memegang perutnya yang kesakitan. “tapi kak mustahil kau bisa mengalahkannya dia terlalu kuat.” Kata steve mengingatkan. “sudah sana pergi...!!” bentak Bit. “ba...ba..baiklah.” lalu Steve berlari mencari Bantuan. “ternyata sikentang telah pergi rupanya.” Tiba-tiba Momo telah berada di atas pohon besar dimana Bit berada. “rasakan ini Black thunder contract, sambaran petir.” Bit menyerang Momo yang sedang berada diatasnya tapi sayang seperti serangan pertama tadi hasilnya nihil. “itu serangan level C kenapa kau perlihatkan padaku terong? Lihat ini serangan yang sesungguhnya!” sekejap mata akar-akar keluar dari pohon dan dari tanah kemudian mengarah ke Bit. Bit yang cukup tenang mengambil pedang Zero dari punggungnya. “pedang Zero diaktifkan!” Bit mulai mengaktifkan pedang Zero dan bersiap menghalau serangan. “kalau aku menggunakan Contractku takkan berguna disaat seperti ini karena seranganku tak terlalu berbahaya untuknya, lebih baik aku gunakan ini saja.” Swuuussh swwuuussh serangan akar Momo mengarah ke Bit dengan cepat, Bit kemudian menebasnya dengan pedang Zero alhasil akar berduri Momo mengering dan mati tetapi masih banyak akar-akar yang lain yang juga mengarah ke Bit. Momo yang berada di atas pohon hanya tersenyum sadis melihat Bit berusaha mengalahkan akar-akarnya. Sesaat kemudian senyuman sadis itu berhenti tatkala Momo merasakan sesuatu. “gawat dia kemari, aku harus segera mengakhiri ini dan merebut pedang Zero sebelum ia datang.” Momo gelisah dan turun dari pohon sambil melihat kearah barat.

Bit yang mulai lelah menebas akar-akar yang tak ada habisnya mencoba untuk kabur saat Momo tidak memperhatikan. “baiklah ini saatnya!” Bit mulai berbalik dan berlari, tapi keberuntungan masih belum berpihak padanya Bit terjerat oleh akar Momo yang sangat cerpat mengejarnya. “sial akar berduri ini sungguh cepat.” Kata Bit sambil akan menebas akarnya. “upercut!” akar muncul dari dalam tanah dengan kecepatan tinggi dan memukul dagu Bit dengan keras dan membuat Bit terkapar kembali. “hahaha mencoba lari ya? Takkan kubiarkan kau hidup terong bodoh!” kata Momo sambil berancang ancang mengeluarkan kekuatan akhirnya. “agh.. tubuhku tak bisa bergerak  pukulan itu terlalu menyakitkan.” Kata Bit yang sedang terkapar. “rasakan ini terong bodoh setelah kau mati pedangmu jadi milikku! Jack vines Contract, RIP!!” salah satu akar berduri di belakang Momo menyerang Bit dengan ujung akarnya menjadi sangat tajam. Tetapi saat hampir mengenai tubuh Bit akar itu berubah menjadi hangus terbakar oleh api biru dan menjadi debu. “APA!?” Momo Kaget melihat serangannya digagalkan oleh api biru. “ada apa ini sebenarnya?” Bit bingung melihat hal aneh ini. “hentikan semua ini Momo Van Kaak menyerahlah dan aku takkan menyakitimu.” Kata Ken yang sudah berada di pucuk pohon besar.


bersambung

chapter 9

Kemudian Kagero segera pergi meninggalkan markas menuju laboratorium. Setelah sampai disana. Laboratorium yang beratapkan teleskop raksasa itu memancarkan petir hitam kearah langit, Kagero jadi cemas melihat keadaan ini. “sebenarnya apa yang terjadi disini?” segera Kagero masuk kedalam laboratorium, disana Bit sedang dalam posisi berdiri terlentang dan mengapung diudara, seluruh anggota tubuhnya bergantian menyambarkan petir kesegala arah, kepalanya mendongak keatas dan mulutnya terbuka menyambarkan petir besar kearah langit. “ah tuan Kagero!” Steve berlari menghampiri Kagero dengan keadaan panik. “kenapa bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi katakan padaku!!” tanya Kagero. “be...be...begini ceritanya, semalam aku membuat percobaan ramuan tentang penguat kekuatan Contract tingkat tinggi, ramuan tersebut bisa melipat gandakan kekuatan Contract penggunanya, tapi itu belum sempurna. Tadi pagi kak Bit pas makan salah mengambil air minum yg diambil bukan air tapi malah ramuanku jadinya seperti ini.” Jelas Steve panjang lebar.

Didalam diri Bit yang sedang mengalami kejadian aneh, dia memikirkan dan mengingat-ingat masa kecilnya dimana ia diasuh oleh Zai. Ditaman bermain di desa Clamour. “ayah apakah punya ibu itu menyenangkan yah?” tanya Bit kecil pada ayahnya yang sedang melihat anak-anak bermain dengan ibu mereka. “apakah kau ingin tau Bit?” tanya ayahnya kembali. “iya ayah aku ingin punya ibu.” Kata Bit kecil. “Ibu adalah seorang wanita yang paling baik didunia ini, di saat kita dekat dengannya kita akan merasa hangat jika kita didekatnya apalagi kalau...” “ayah apakah aku punya ibu?” Bit kecil bertanya pada ayahnya yang sedang bicara. “pasti semua orang punya nak, aku, kau, burung-burung diatas, atau tupai dipohon itu, semua punya ibu.” Jelas Zai sambil menunjukan Bit keadaan sekitar. “jadi siapa ibuku yah?” Zai terdiam sesaat saat Bit menanyakan hal tersebut. Sambil tersenyum menatap langit Zai menjawab. “kau pasti akan mengetahuinya Bit suatu saat nanti tapi bukan hari ini.” Mereka lalu berjalan bergandenagn dan pulang kerumah. Di perjalanan Zai bertanya pada Bit. “Bit apakah cita-citamu suatu saat nanti?” “aku tidak punya cita-cita ayah.” Jawab Bit. “sebaiknya kau punya cita-cita Bit agar hidupmu jadi berarti.” Saran Zai pada Bit. “begitu ya? Baiklah sudah kuputuskan, cita-citaku adalah bertemu ibu.” Zai senang Bit kini punya cita-cita dan untuk mempermudah mencapai cita-cita Zai memberi petunjuk untuk Bit. “jika itu cita-citamu Bit akan kuberi kau sedikit petunjuk, ibumu sekarang berada di pulau yang mengapung diudara.”

Creeettt.... creeeettt.... petir semakin menjadi-jadi menyambar ruangan laboratorium. Lama-kelamaan rambut Bit yang semula ungu berubah menjadi putih, Matanya hanya putih tak berpupil, kuku-kukunya mulai menjadi panjang dan gigi taringnya juga memanjang. Melihat keadaan semakin memburuk Kagero mulai memikirkan sesuatu. “hai Steve bukankah Bit mempunyai pedang Zero?” tanya Kagero. “iya dia punya, pedangnya ada dilantai atas tetapi untuk kesana kita harus melewati kak Bit terlebih dahulu.” Jawab Steve. “aku tidak bisa menggunakan bayanganku dilantai atas nanti aku akan jatuh jika masuk dalam bayangan.” Tiba-tiba Kagero merasakan sesuatu. “apa..!? aku harus segera pergi dari sini.” Kagero dengan tergesa-gesa meninggalkan laboratorium. “tuan kau mau kemana? Kenapa dia malah pergi ya?” Setelah Kagero pergi kemudian Steve menggunakan daya otaknya untuk memecahkan masalah dan mulai berpikir.
Tak jauh dari laboratorium Don sedang mendorong grobak mie ayamnya menuju tempat dagangnya dan dia melihat kilat hitam yang dipancarkan Bit. “Ternyata benar bocah itu ya.” kata Don sambil memberhentikan grobaknya. “hai kau, segera pergi dari sini ini daerah bahaya!” kata pasukan keamanan pulau Currant. “baiklah tuan aku hanya ingin istirahat. Mau mie ayam pak?” Don menawari mie ayam pada PKPC. “tidak nanti saja, sana pergi!” suruh PKPC. Lalu Don pergi dari tempat itu.

Kembali diwaktu dimana Furin diberi tugas oleh Phoenix. “Ken dan kau Delta keluar dari ruanganku.” Phoenix menyuruh Ken dan Delta dari anggota dewan keluar agar dia bisa memberikan tugas rahasia kepada Furin. “Furin, kau adalah satu-satunya yang bisa menggunakan lorong perpindahan dipulau ini benar kan?” tanya Phoenix. “benar tuan hanya saya saja yantg tau tehnik ini karna tehnik ini adalah tehnik khusus dari klan kami. Lantas apa perlu tuan denganku?” kemudian Phoenix mengeluarkan sebuah buku kecil dan menunjukannya ke Furin. “ini lihatlah!” suruh phoenix. “maaf tuan apakah kau menyuruhku melihat foto gadis telanjang ini?” tanya Furin bingung. Phoenix kaget dan segera membuang buku itu. “hehe maaf tadi itu buku playboy untuk hiburan semata.” Furin bingung melihat kelakuan si Island Leader yang satu ini. “ini dia buku catatan William Zai. Coba baca halaman ke 69.” Kemudian Furin mengambil buku itu dan membaca sedangkan Phoenix menyembunyikan buku-buku playboynya. “Baca dengan keras nak!” bentak Phoenix “baiklah tuan, disini tertulis dimalam penyerangan terakhir dipusat para pengguna Contract kegelapan, kugunakan Earth spirit dan menghancurkan seluruh pasukan musuh. Pada saat aku masuk ketenda dimana pemimpin musuh berada aku terkejut tidak ada siapa-siapa dan hanya ada bayi laki-laki menangis, lalu aku putuskan untuk mengambilnya dan saat aku keluar dari tenda ada seorang laki-laki dengan tinggi 3 meter didepanku. Di halaman ini hanya tertulis demikian tuan.” Kata Furin selesai membaca.
Sementara Furin dan Phoenix membaca buku catatan Zai, Bit yang sedang mengalami kejadian aneh dilaboratorium mengalami perubahan bentuk fisik, oto-otot Bit mulai keluar, mata yang semula tak berpupil kemudian muncul pupil mata yang berwarna hijau tua yang menyeramkan, dipunggungnya ada sesuatu yang mencoba keluar dari dalam kulit. “gawat sekali apa yang harus aku lakukan? Keadaan semakin buruk.” Kata Steve panik. Ditengah kepanikannya Steve baru ingat kalau dia bisa berteleportasi. “ oh iya aku akan berteleportasi saja, tapi jika aku berteleportasi ¾ rohku tersedot. Mmmm baiklah tidak apa-apa demi Kak Bit. Mind Contract, Teleport.” Sekejap saja Steve sudah sampai dilantai atas dan ia langsung mengambil pedang Zero milik Bit dan menuju kebawah. Sesampainya dibawah Steve kaget melihat sudah tidak ada petir lagi. Disana ia melihat Bit sedang tersungkur terengah-engah, tanpa pikir panjang Steve segera menghampiri Bit dan ingin menolongnya.

Steve berlari menghampiri Bit dan berharap Bit tidak apa-apa, sesampainya di dekat Bit, Steve merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. “hawa apa ini? Tiba-tiba aku merasa takut, dingin sekali disini aku akan membawamu keatas kak.” Steve memegang pundak Bit, mendadak Steve kaget karna yang dipegangnya bukan Bit tapi sesuatu yang merasuki Bit tadi, walau rambutnya Bit sudah menjadi ungu kembali tapi mata hijau seramnya masih ada dan mata itu menatap Steve dengan tajam. Steve tak bisa bergerak melihat mata Bit yang sangat seram memutuskan untuk berteriak meminta pertolongan. “Tttoooolllooonnnggg.....!” teriak Steve ketakutan. “diam kau bocah bodoh!” bentak Bit yang sedang kerasukan. Steve lalu diam dan tertegun mendengar bentakan Bit. “si..si..siapa kau sebenarnya? Kau bukan kak Bit.” Tanya Steve. “siapa aku? siapa aku kau bilang? Aku adalah... ah!? Dia kembali agh...agh...!!” kata Bit bingung dan kembali mengejang. Petir kembali keluar dari dalam tubuhnya dan ia kembali melayang dan pupil matanya yang hijau hilang.

Di ruangan Phoenix. Furin telah selesai membaca buku catatan Zai dan menutup buku itu. “baiklah aku sudah selesai membaca, mungkin ini cara satu-satunya untuk mengetahui Bit itu istimewa dari yang istimewa. Aku akan berangkat dan mengajak gadis itu.” Kata Furin yang kemudian segera pergi. “semoga yang ditulis Zai itu benar, jika tidak habislah riwayat Bit.” Kata Phoenix sambil melihat kearah laboratorium yang masih memancarkan petir hitam kelangit. Tanpa diduga Ken masuk kedalam ruangan dan bertanya pada Phoenix. “maaf tuan aku masuk secara diam-diam, tapi aku ingin bertanya tentang bocah yang mengeluarkan petir hitam itu, bukankah dia anak dari W. Zai rock?” “benar. langsung saja kepusat masalah saja aku masih banyak urusan.” Jawab Phoenix. “begini tuan, bukankah para pengguna Contract hitam tidak bisa terlahir dari Contract alami seperti Contract batunya Zai? Lalu dimana mayat Zai yang mati karena serangan Barrock Rai? Harusnya masih ada walaupun hanya rambut atau serpihan kulit yang tak terkena laser, kalau aku bisa mendapat sedikit saja contoh sel dari Zai aku akan membawanya ke pulau cahaya untuk diteliti bagaimana seorang Contract alami dapat mempunyai keturunan Contract hitam. Anda pasti punya sedikit sel Zai tuan, aku mohon berikanlah padaku.” Pinta Ken. “aku akan memberi sel Zai padamu tapi setelah kau mengalahkan Momo dan menyuruh anakku untuk mampir kepulau ini walau hanya sebentar, aku sangat merindukannya.”

Di laboratorium. Steve yang tadinya ketakutan berubah menjadi panik melihat Bit kembali mengeluarkan petir kesegala arah untuk yang kedua kalinya. “sebenarnya apa yang terjadi?” lalu Steve melihat pedang Zero yang tergeletak di lantai dan ia mengambilnya dan bertian menebas Bit dengan harapan akan menghentakan petir hitam yang dikeluarkan Bit. “maafkan aku kak Bit aku harus menebasmu demi kebaikanmu.” Kata Steve sambil berlari menghampiri Bit, tiba-tiba pusaran angin muncul di depan Steve dan membuatnya terpental. “maaf ya Steve aku muncul terlambat.” Kata Furin yang keluar bersama Yoona dari lorong angin. “kenapa anda membawa Yoona tuan?” tanya Steve. “ini perintah dari tuan Phoenix.” Jawab Furin. Sementara Furin dan Steve berbicara, Yoona menangis melihat Bit dalam keadaan melayang dan mengeluarkan petir dari dalam tubuhnya.

bersambung

chapter 8

Di suatu tempat di kota Cortex. “akhirnya ketemu juga.” Kagero keluar dari bayangannya dengan menggunakan pakaian perang lengkap dengan pedang samurai bayangan. “kau akan kubuat menyesal telah melukai rekanku Momo van kaak.”  Ancam Kagero. “ada seekor tikus hitam datang mengganggu. Akan kuhancurkan kau dan kugilas kujadikan trasi.” Seperti biasa dia selalu mencela musuhnya dengan celaan yang tak masuk akal. “rasakan ini Contract bayangan, jerat penghubung.” Dalam sekejap bayangan Kagero menyebar kesegala arah mematikan gerak Momo. “kau kira kau kuat ha? Rsakan ini Vines Contract, belitan anaconda.” Tanpa disadari, Kagero yang sedang konsentrasi terhadap contractnya malah terbelit oleh akar Momo.

“hahaha kau sekarang tak bisa bergerak kan? Giliranku menyerang. Hah, apa?” Momo yang tidak menyadari kalau dia juga terkena Contract Kagero mencoba bergerak tapi tak bisa. “sekarang siapa yang menjerat siapa ha?” ejek Kagero dengan tenang. “sekarang akan aku gunakan contract ini, contract yang akan membuatmu mengalami saat-saat terburuk. Contract bayangan, selimut kegelapan.” Kagero yang ingin segera menyelesaikan pertarungan menggunakan Contract terbaiknya yang bersifat ilusi.
Perlahan-lahan bayangan naik ketubuh Momo dan merayap menuju kepalanya dan saat bayangan itu sampai di leher Momo. “hahaha Contract ini memang lemah melawanku.” Momo kemudian mengangkat tangannya keatas, walau tubuhnya terkekang oleh bayangan dia masih kuat untuk memberontak, lalu keluarlah akar-akar besar disamping Momo yang kemudian menariknya keatas. “aku tau kelemahanmu so’un kau tak bisa menyerangku di udara.” Kagero yang masih terbelenggu akar masuk kedalam bayangannya dan keluar dari akar Momo dan bersembunyi. “sial dia tau kelemahanku, aku harus menggunakan cara itu.” “so’un diamana kau? Kau takut padaku ya? Akan kuremukan tulang-tulangmu kemarilah.” Sambil menghancurkan obyek-obyek disekitarnya Momo mencari Kagero.

Saat Momo menghancurkan sebuah pohon. Bruuuaaak... pohon itu tumbang dan dibalik pohon tersebut ada Kagero yang terlihat berbeda dan membalikkan badannya. “ternyata kau disini ya so’un? Aku sudah kangen sekarang rasakan ini!!” Momo yang masih berada di atas akarnya meloncat kearah Kagero. “jangan pernah memanggilku dengan sebutan so’un, sebab aku benci kata itu, akan kubuat kau menyesal mengucapkannya.” Kagero yang kemudian berbalik menyabet Momo dengan pedang berwarna emas yang entah darimana. “apa kau mempunyai sebuah pedang? Sial aku tak bisa kembali.” Kagero kemudian menyabet Momo dengan pedang emasnya tapi memang keberuntungan belum berpihak pada Kagero, akar yang tadi dibuat pijakan oleh Momo datang menghalangi sabetan Kagero.

Dari arah utara tempat itu ada tiga orang datang dengan kecepatan tinggi menuju tempat pertarungan Kagero dan Furin. “sial mereka datang kemari.” Kagero yang sabetannya terhalangi meloncat mundur dan berancang-ancang melakukan sesuatau. “apa maksudmu mereka datang kemari ha? Apa akan ada bantuan? Percuma mereka pasti akan kuhabisi!! God contract Jack Vines, Kraken!!” tiba-tiba muncul delapan akar yang besar sekali seperti tentakel gurita yang berpusat pada Momo. “sial ternyata itu God Contract pantas saja sangat kuat sekali.” Kagero mulai merasa cemas dengan keadaan yang tak menguntungkan ini. “sekarang Contractmu tak ada gunanya dan pedang emasmu itu akan kuremukkan hahahaha.”
Sementara di utara tempat pertarunagan. “baiklah cin kita berpencar sampai disini.” Wanita satu berkata pada teman-temannya. “baiklah cin.” Kedua wanita yang lain menanggapinya. Akhirnya mereka berpencar dan menyebar ke arah barat dan timur. “tunggulah Kagero aku akan menyelamatkanmu.” Tiga wanita itu berkata hal yang sama dalam waktu bersamaan tapi di tempat yang berbeda. Di tempat pertarungan. Kagero yang mulai putus asa menghadapi Momo ingin menggunakan kekuatan rahasianya. “percuma saja aku melawannya dengan bayangan, aku harus menggunakan cara itu sebelum aku mati. Tunggu sebentar akarnya hanya ada tujuh? Dimana yang satunya?” Kagero bertanya-tanya. “terlambat kau so’un!!” akar yang tadi tak ada muncul dibawah Kagero dan melontarkannya keudara. “rasakan ini bantingan Kraken!!” Kagero kemudian di cengkram oleh akar Momo dan dibanting ketanah.

Beberapa detik sebelum membentur tanah. “Rose Contract, mawar surhiken.” Akar yang tadi akan membanting Kagero terpotong dan kemudian kagero dibawa pergi oleh wanita berpakaian ninja berwarna merah.

“sudah kuduga kau akan datang Roze.” Kata Kagero lega. “sudah diam diselamatkan oleh wanita, memalukan.” Kata Roze memaki. “sekarang saatnya Yasmay, Viola.” Perintah Roze kepada teman-temannya. “sial dia melarikan diri, rasakan ini.” Dua akar menyerang Roze yang sedang membawa Kagero, akan tetapi. “Violet Contract, kunai Violet.” Dari arah timur datang serangan bunga Violet yang sangat banyak dan mematahkan akar-akar yang mengejar Roze. “jasmine Contract, aroma penidur.”  Dari arah barat ada serangan bunga melati yang menyemburkan gas membuat mengantuk. “ sial ini gas penidur. Aku harus pergi sekarang.” Lalu Momo melemparkan dirinya sendiri dengan akarnya ke udara dan pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah itu Roze , Viola, dan Yasmay berkumpul. “ tadi itu bahaya sekali, jika kau tak datang aku akan mati, trimakasih banyak.” Kata Kagero berterimakasih. “pemuda tadi tampan juga cin,” kata Yasmay. “hentikan itu Yasmay cin itu musuh kita dan kau tak bileh suka padanya, kau mengerti cin?” kata Viola mengingatkan. “tapi sebenarnya siapa dia Kagero?” tanya Roze. “dia adalah Momo van Kaak sang tawa pembunuh, dia dari pulau timur dan kabarnya dia membunuh semua orang yang dicelanya.” Jelas Kagero pada ketiga wanita. “mengerikan sekali cin, apalagi kalau kita berhadapan satu lawan satu dengannya kita bisa mati pastinya.” Kata Viola. “sebenarnya apa yang dia cari di pulau ini?” tanya Roze. “sebenarnya aku juga tidak tahu pasti tapi mungkin dia mencari wanita penyelamat.” Jelas Kagero. Sesaat kemudian jam tangan Kagero berbunyi. “Kagero apa kau tidak apa-apa?” ternyata Furin yang menghubunginya. “iya aku tidak apa-apa para pasukan Flower ninja membantuku.” Kata Kagero. “sekarang kalian harus segera menuju kemarkas ada hal yang penting ingin disampaikan Island Leader.” Suruh Furin. “baiklah kami kesana.” Dan meraka pergi meninggalkan tempat itu dan menuju markas.

Hari berikutnya. Di laboratorium tempat Bit tinggal. “kak Bit sarapannya sudah siap.” Steve memanggil Bit yang sedang tidur. “huaaaah... ngantuknya.” Bit yang masih mengantuk dan berjalan kemeja makan, lalu dia mengambil makanan yang ada dan sial nasib Bit berhubung dia masih ngantuk dia salah mengambil air minum yang sebenarnya adalah bahan kimia buatan Steve. Setelah selesai makan, Bit meminum air tadi. “minuman ini terasa aneh sekali. Steve kau memberikan ap.....” belum selesai Bit berbicara dia lalu tersungkur dari kursi meja makannya. Tubuhnya gemetar dan mengejang, semua ingatan masa lalunya terkenang kembali. Bit yang dalam keadaan kejang perlahan-lahan terlelap matanya menutup dan dia masih membayangkan masa lalunya.

Pagi itu di hari yang sama di markas besar. “tuan apakah kita harus berdiam diri atas serangan kemarin.” Seorang pria dari anggota dewan berkata pada Phoenix. “kalian tak usah khawatir sudah ada jalan keluar atas masalah itu.” Phoenix berkata dengan santai. “dan apa jalan keluar tersebut?” Tanya seorang pria anggota dewan. Phoenix lalu tersenyum dan menjentikkan jarinya. “masuklah Ken!” Ken kemudian masuk kedalam ruangan Island Leader. “ini dia jalan keluar kita. Perkenalkan dirimu Ken!” perintah Phoenix. Lalu ken memperkenalkan dirinya. “aku pasukan Teratai putih anggota divisi 6 pimpinan Frank. Namaku adalah Ken hoca koca.” Saat Ken selesai memperkenalkan dirinya datang Furin dan Kagero. “lapor tuan Phoenix, dilaporkan oleh pasukan C bahwa Bit sedang dalam keadaan sekarat di laboratorium, tubuhnya mengeluarkan kilat hitam secara terus menerus, mohon ijin untuk efakuasi rahasia.” Kagero meminta untuk mengefakuasi Bit. “permintaan diterima, segera lakukan efakuasi! Kagero kau memimpin efakuasinya perintahkan pasukan kelas B untuk mengamankan laboratorium! Dan Furin aku ada tugas untukmu.”

bersambung...!!

Senin, 02 Januari 2012

GO TO DJOGJA


Go to djogja

            Pagi itu aku bangun tidur pukul 9 pagi, maklum lah sedang ada libur semesteran jadi bisa bangun agak siangan dikit. Oh iya perkenalkan namaku Muhammad Aditya Prathama Rendragraha. Panjang banget kan namanya? Jadi biar lebih gampang nyebutinnya nanti aku ganti aja sama nama Mang Udin.
Setelah aku bangun, aku langsung pergi kedepan tv tapi bukan buat nonton tv melainkan untuk tidur lagi di kursi sudut panjang yang nyaman. Sebelum melangsungkan kegiatan tidur aku sempetin baca sms semalem yang sengaja gak aku baca. Paling smsnya cuma mama minta pulsa, transfer-transfer, atau mungkin kakek minta kain kafan. Gak jelas banget pokoknya yang sms di hpku.
Ketika kulihat kotak masuk ternyata ini beda, ini sms dari temenku Dimpil yang bernama asli Dimas Wisnu Oldila/Aldila aku agak lupa nama yang paling belakang. Di dalam smsnya dia mengetik ‘Mang ntar malem rapat dirumah lo, jangan lupa bawa makanan yang banyak.’ Saat itu aku baru ingat kalau besok senin ada acara ke Jogja ma anak-anak.
Aku bergegas mandi setelah membaca sms itu walaupun gak ada hubungannya sama sekali antara isi sms dan mandi. Tubuh terasa segar setelah mandi karna hari ini aku mandi sempurna, lalu muncul pertanyaan apa itu mandi sempurna? Mandi sempurna adalah mandi kayak orang-orang biasa. Biasanya aku mandi masih pakek celana dan hanya sikat gigi, cuci muka, basahin tangan ma kaki dan basahin rambut biar kelihatan seger.
Singkat cerita malam sudah menjelang di daerah pedalaman Ethiopia bagian desa Kalanglundo yaitu tempatku tinggal. Aku telah berdandan rapi dengan pakaian seformal mungkin untuk menemui para undangan rapat nanti malam. Sebenarnya rapatnya bukan di rumahku yang ini tapi dirumahku yang satunya lagi yaitu di pedalaman Somalia bagian Wirosari tepatnya di pandean.
Jam di hpku sudah menunjukan pukul 17:22 waktu Ethiopia bagian pedalaman, sudah saatnya meluncur ke Somalia untuk menyiapkan tempat rapat walau aku belum tau berapa orang yang ikut rapat. Makanan sudah kusiapkan yaitu warneng super keras dan kuwaci super tipis untuk jamuan nanti dan berharap mereka tidak rapat lagi disini, bikin repot orang saja.
Tamu-tamu mulai berdatangan mereka adalah Kenching (denny), wahkun (wahyudi), plolong (anggi), dimpil (dimas), boqi (diki), Yono (rian), kojek (joko). Sepertinya Cuma itu anggotanya karna aku sedikit lupa. Malam itu kami membahas tentang keberangkatan dan telah disetujui kalau berangkat jam 8 dan group dibagi 2 kubu antara kubu Somalia dan Zimbabwe.
Paginya aku bangun jam 6 pagi dan bergegas mandi. Ketika aku didepan kamar mandi aku mengalami kegalauan yang luar biasa antara mandi sempurna dan mandi biasa, aku berpikir lama sekali dan kira-kira sudah 20 detik aku berpikir dan memutuskan untuk mandi sempurna. Setelah mandi aku mengambil banyak makanan agar tetap kenyang pada perjalanan nanti. Pukul 6:30 aku berangkat dari pedalaman Ethiopia menuju Somalia yang jaraknya kira-kira 10KM dengan kecepatan cahaya kupacu motorku menuju Somalia berusaha agar tidak terlambat. Benar saja orang-orang sudah berkumpul menungguku menyambut dengan gembira kedatanganku sampai-sampai Plolong mengalungkan rangkaian kalung bunga padaku, hatiku rasanya sangat bangga pada teman-temanku yang menyambut dengan sorak sorai meriah. (aslinya sih bukan begitu, aslinya kita saling emosi nunggu orang gak dateng-dateng.)
Dari tempat kumpul kami langsung jalan ke perempatan terdekat. kubu kami terdiri dari Dimpil, Yono, plolong, aku, kojek, dan tambahan yang semalam tidak ikut rapat adalah Billy (ares), Bay (bayu). Kami berusaha menumpang truk-truk yang lewat, namanya juga Gembel gak punya duit. Lama sekali nunggu truk gak ada yang lewat lalu kami ingat dengan peribahasa lama ‘kalau cari akar gak ada, pakai rotan aja’ dengan  kepercayaan akan peribahasa tersebut kami memutuskan untuk naik bus aja dan berganti gelar dari “Gembel” menjadi “BGB” (Bukan Gembel Biasa) gelar ini sungguh membantu kepercayaan diriku secara pribadi.
Namun kepercayaan diri itu tidak berlangsung lama dikarenakan konflik pertama dalam cerita ini muncul. Konfliknya adalah dengan apa kita membayar saat naik bus nanti, sedangkan aku hanya berbekal uang 130ribu poundsterling saja?
“gimana sob, gak ada duit buat naik bus ni?” eluh si Billy. “masak iya kita mau nunggu truk disini terus? Ntar jadwalnya kacau.” Lanjutnya.
“sebentar aku akan berpikir dulu” si Dimpil mulai berpikir. Dengan kepalanya yang relativ besar serta otak yang aku yakin tak sebesar kepalanya, dia dapat berpikir cepat dibandingkan orang-orang yang terlahir sebagai autis.
Ternyata kecepatan berpikir Dimpil dikalahkan oleh kecepatan penglihatan Plolong yang matanya besar seperti mata belalang. Konon mata itu dapat mengeZOOM samapi 10.000 kali lipat dari ukuran asli. “lihat siapa yang jadi kernet di bus itu!” seru Plolong. Kami melihat kearah yang ditunjuk Plolong yang ternyata kernetnya adalah adik kelas kita dan sebut saja namanya Paidi karna aku tak tau nama sebenarnya. “Di sini!” panggilku “iya mas ada apa?” “ini busmu mau ke purwodadi kan? Kita bertujuh ini bayar 20 bath saja ya!” tawarku pada Paidi. “wah gimana ya mas seharusnya kan bayarnya 70 bath, tapi aku tanyakan pada supirnya dulu.” Saat Paidi berbalik ingin meninggalkan kerumunan kami, aku cegat dia dan memasukkan uang 50 bath di kantungnya dan berbisik. “ini aku kasih pelancar, nanti bilangin supir kamu kami bayar penuh ya!” dengan senyum simpul Paidi mengacungkan jari tengah ke arah surti yang dilanjutkan mengacungkan jempolnya kearah kami.
“gimana mang, berhasil kamu nawarnya?” tanya Kojek
“berhasil dongn Mang udin...” jawabku bangga. “jadi kita seharusnya bayar 70 bath tapi aku sudah nyogok kernetnya 50 bath supaya kita dapat naik Cuma dengan 20 bath.” Jelasku pada mereka.
Semua bergembira karna dapat naik bus dengan harga murah lalu konflik pertama dalam cerita ini berakhir seiring kita naik bus menuju purwodadi.
Saat bus baru berjalan beberapa jengkal Bendot (ardia) mengesemesin Dimpil kalau dia mau ikut kami ke Djogja. Bendot menunggu bus di depan kuburan paling angker se-asia tenggara dan tak jauh dari sana ada operasi polisi.
Ketika melihat operasi polisi aku bingung kenapa orang-orang pada berbalik arah? Tapi aku tetep berpikir positif, mungkin mereka yang balik arah ingin buang air besar ketika melihat rompi hijau polisi, dan memang warna hijau itu dapat menyebabkan alergi pada mata yang melihatnya dan memutuskan untuk berbalik arah.
Bendot yang bernama asli Ardia Zainal Abidin ini naik bus dengan wajah berseri-seri dan berperut buncit walau dia belum mandi dan hanya mencuci muka, terlihat dari mulutnya yang masih kental dengan iler putih.
Jam di hpku sudah menunjukan 9:30 waktu Kenya bagian utara. Tak lama kemudian aku mendapat sms yang berisikan kalau kubu Zimbabwe telah mendapatkan truk menuju purwodadi. Aku merasa sebagai penggembel yang gagal ketika itu, kenapa sebagai penggembel aku tak bisa mendapatkan truk seperti mereka? Apa kurangnya diriku dibanding mereka? Apa aku kurang ganteng? Apa aku kurang PD? Apa aku kurang sakti? Ketika sampai pada kata ‘sakti’ aku teringat pada sosok Wahkun yang memang sakti mandraguna.
“he cuk, kubu Zimbabwe udah dapet truk, katanya mereka dah sampai di danyang.” Seruku pada teman-teman yang sedang bersenda gurau.
“iya, ni aku juga dapet sms, mereka nambah orang si Tuwek (duwik) dan si Peppy (noval).” Kata Kojek yang sedang baca sms di BBnya. Gila ni anak gembel bawanya BB bener-bener BGB.
Perjalanan naik Bus terasa lama karna Busnya sering berhenti naik turunkan penumpang. Ketika itu aku dalam keadaan PW (posisi Wahyudi) sedang ngobrol dengan Bendot dan membaca tulisan-tulisan dipinggir jalan. Tiba-tiba terjadi hal yang aneh tulisan-tulisan dipinggir jalan itu berubah menjadi tulisan Wahyudi, ternyata bukan aku saja yang mengalami hal aneh itu si Billy yang ngaku-ngaku sebgaia artis tapi tidak terkenal juga mengalami hal yang sama.
“ek krim walls Wahyudi, tambal Wahyudi, Warung makan Wahyudi.” Aku membaca tulisan dipinggir jalan yang sebenarnya adalah es krim walls magnum, tambal ban, warung makan sukses. “terima servis Wahyudi, barang ecer harga Wahyudi, rumah Wahyudi.” Seru Billy yang juga membaca tulisan dijalan-jalan yang sebenarnya terima servis laptop, barang ecer harga grosir, dan memang yang terakhir adalah rumah wahyudi.
Rumah wahyudi memang mencolok dengan tengkorak ala mak lampir di pajang di depan rumahnya dan sajen yang diletakkan di atas genteng membuat rumahnya berhawa mistis. (sebenarnya rumah wahyudi biasa saja tapi disini aku buat-buat supaya menunjang karakternya sebagai ahli nujum.)
Fenomena membaca tulisan berubah menjadi Wahyudi berlanjut entah apa yang diperbuat wahkun pada kami ini, sampai suatu ketika sms datang padaku yang berisikan kalau si Mbakin (sandy) ingin ikut ke jogja. Kusuruh dia menunggu di pinggir jalan untuk mencegat Bus yang kita tumpangi.
Singkat cerita lagi Mbakin sudah berada dalam Bus dan kita juga sudah memasuki wilayah pedalaman Tanzania lebih tepatnya Purwodadi, Kubu Zimbabwe sudah menghubungi kami kalau dia sedang berada di depan rumah sakit Permata bunda yang didepannya ada patung ibu sedang menggendong anaknya. Kami berhenti disitu, terlihat ada 6 orang disana yaitu Kenching, Boqi, Wahkun, Tuwek, Peppy, Bassong (hamim) yang aku lupa sebutkan pada rapat kemarin malam padahal dia ikut rapat. Gak penting juga sih kalau disebutkan.
Berhubung dalam bus sangat penuh sesak dengan para penumpang yang lain, kubu Zimbabwe memutuskan untuk naik keatas atap, tetapi dilarang oleh pak supir dengan terpaksa kubu Zimbabwe ini berdesak-desakan dengan penumpang yang lain dalam Bus.
Sesampainya di simpang lima Kenya kami semua turun. Saat di simpang lima ini aku teringat jaman dulu saat disini. Bukan... bukan waktu mangkal meskipun ini tempat mangkalnya bencong-bencong pada malam minggu, melainkan teringat oleh Pentol Manohara. Pentol yang lembut dan saos yang nikmat membuat Pentol punya tempat tersendiri dalam lidahku. Jika kalian suatu hari mampir ke simpang lima Kenya ini aku saranin kalian harus nyoba deh, bukan nyoba Pentol Manohara tapi nyoba godain Bencong-bencong yang mangkal “SEDOOOT OOOM...” Mampus lu ntar dikejar kejar!!
Di simpang lima Kenya ini aku mengganti bajuku dikarenakan aku tadi memakai baju seperti orang mau Khondangan, maklum lah alasanku sama orang tua adalah mau pergi piknik dan untuk meyakinkan mereka aku berdandan yang rapi biar kayak orang yang mau piknik. Walhasil aku menjadi pria terganteng dari rombongan Silir BGB ini. Di rombongan Silir BGB ini aku dan teman-teman memang berbeda keyakinan, aku berkeyakinan kalau akulah yang paling ganteng dalam kelompok ini sedangkan mereka berkeyakinan kalau merekalah yang ganteng.
Sekarang aku telah membaur dengan teman-teman menggunakan kaos hitam dan celana hitam, satu hal yang aku tidak bisa membaur dengan mereka adalah warna kulitku yang putih sedangkan mereka hitam. Setelah lama berjalan tibalah kami di perempatan berlampu merah. Ini dia Hot Spot yang cocok untuk mencari tumpangan. Kami menugaskan Mbakin untuk mencari tumpangan mencapai tempat selanjutnya.
Lama sekali sejak kami tiba di perempatan itu tapi tak ada satupun truk yang mau kami tumpangi. Kami sudah menanyai supir truk, supir colt, supir odong-odong, sampai supir F1 kami tanyai tetap tak ada yang mau kami tumpangi. Khencing mendekatiku dengan maksud bertukar pikiran walau aku tak mau bertukar pikiran dengan dia karna aku tau pikirannya 70% ngeres dia tetap memaksaku. Dari hasil bertukar pikiran tadi aku tau maksud Khencing yang sebenarnya yaitu menggunakan kekuatan si Wah...
“hei lihat itu! Ada truk besar, pasti dia mau mengantarkan kita.” Saat aku belum selesai mengetik tulisan yang tadi Plolong dengan penglihatan super dekatnya memberitahu kami kalau ada truk yang datang. Kami bergegas berlari selayaknya dikejar bencong menuju truk tadi. Untung supirnya baik hati tidak sombong dan rajin mengecek tekanan angin pada ban truknya.
Truk itu mengangkut pecahan beling yang dimasukkan kedalam karung-karung. Duduk merasa tidak nyaman, rasanya butuh pembalut berlapis dengan sayap serta lebih panjang 10cm yang cepat menyerap cairan agar tidak bocor. Lama sekali perjalanannya karena truk mereyap dengan pelan. Akhirnya di perempatan Gemolong kami diturunkan.
Tak berselang lama truk yang berikutnya datang menjemput kami, seolah telah dimantrai oleh Wahkun truk langsung berhenti didepan kitan dan truknya bersih tanpa muatan dan menurunkan kita sampai Joglo daerah Solo. Cepet banget kan ceritanya? Ya emang aku bikin cepet biar ceritanya sampai di jogja.
Sesampainya di Joglo, aku dan rombongan mencari jalan menuju ke stasiun terdekat. Jalan kaki, itulah cara yang termudah, termurah, dan termelelahkan yang selalu kami gunakan untuk mencapai suatu tempat. Karna hawa pada siang itu panas bercampur rasa lelah dan haus kami putuskan untuk beristirahat didepan pasar yang entah apa namanya. Membeli es adalah hal pertama yang kami pikirkan. Dimpil yang memang membawa uang pesangon 200ribu Won menyuruh Peppy dan Plolong membeli es. Sedangkan aku bersama Khencing membaca buku ‘Poconggg emang Lekong’ buku ini memang fenomenal dikalangan remaja, kita sudahi dulu membahas buku Pocongg emang Lekong ini kalau keterusan nanti aku malah ngebuat resensi buku.
Anggota rombongan yang lain asik memanjat pohon talok yang kebetulan buahnya sedang merah sembari menunggu Plolong dan Peppy yang membeli es di terusan Suez. Saat Peppy dan Plolong datang membawa es marimas rasa jeruk yang segar Bassong secepat kilat menyambar es marimas yang dibawa oleh Peppy. Dalam kelompok ini Bassong lah yang paling menjadi ancaman bagi kami dikarenakan minumnya yang seperti unta, sekali minum dia dapat membuat kering Waduk kedung ombo dalam beberapa detik saja. Kebayang kan betapa menderitanya kami saat Bassong menyambar minuman yang seharusnya untuk bersama. Jika kalian membaca bagian tadi dan merasa kasihan, segeralah ketik REG (spasi) KASIHAN kirim ke 9090. di tunggu smsnya ya.
Perjalanan kami dilanjutkan setelah sejenak istirahat tadi. Plolong aku suruh didepan karena matanya lah yang paling tajam. Setelah beberapa lama kami berjalan sampailah kami di Stasiun Jebres solo. (cerita sebenarnya kami tidak berjalan melainkan naik bus dengan biaya 1000 yen per orang.) sesampainya disana kita foto-foto dulu untuk mengabadikan moment yang indah ini.
“ayo kita foto disini dulu!” ajak Dimpil yang mempunyai kamera dengan gambar yang bagus. Kami mengambil posisi dan memasang tampang Cute dengan ciri khas masing-masing. Boqi memamerkan rambutnya yang Kribo, Khencing memamerkan bulu hidungnya yang memang panjang, Bassong memamerkan gayanya yang kebetulan dibuat seperti Justin Beliberas, Wahkun dengan aura mistisnya, Bendot dengan perutnya, Plolong yang sudah jelas dengan matanya, Yono dengan mati gayanya dan yang terpenting adalah aku lupa mengapa aku mengetik bagian ini.
“sudah kefoto ni... gantian-gantian” ajak Dimpil memelas. Tapi kami hanya berkata. “udah ayo cepet ke stasiun, ntar kehabisan tiket!” Dimpil ditinggalkan sendiri di belakang, dia merasa dikhianati teman-temannya, tangannya menggenggam kuat yang menunjukan kebencian, kepalanya makin membesar dan mengeluarkan asap, suasana menjadi suram dalam radius 30cm dari Dimpil, awan mendung juga perlahan mendatanginya. Sempat ku berpikir untuk mengubah judul cerita ini menjadi ‘MALANGNYA NASIB DIMPIL’
Di Stasiun Bocah-bocah pada pergi ke toilet yang bertuliskan GRATIS tapi kenyataannya di dalam ada petugas yang memungut biaya. Setelah aku selidiki ternyata ada tulisan kecil seperti ini “-“ kecil banget kan? Aku jadi gak bisa baca apalagi kamu. Gak penting juga sih ini dibahas.
Jam di hp sudah menunjukkan 14:30 waktu afganistan bagian tenggara, itu berarti kereta akan segera berangkat, semua orang telah membeli tiket seharga $10 untuk naik kereta Pramex. Bukan hanya kami saja yang akan naik kereta ternyata banyak juga orang yang mau naik kereta disini. (ya iyalah namanya juga di Stasiun masak mau naik becak.. Idiot banget ni yang baca.) sementara itu Mbakin menanyai orang-orang layaknya Mr. Takon (Ageng) yang sayang sekali tidak ikut dalam acara ke jogja kali ini. Pertanyaan Mbakin sama sekali tidak berbobot karna dia bertanya seperti ini. “pak ini namanya kereta ya?” “pak kereta ini jalannya di rel ya?” “pak itu istri simpanan ya pak?” “mbak masih prawan ya?” ya pertanyaan seperti itulah yang tak bermutu di ajukannya pada semua calon penumpang di Stasiun sampai datangnya kereta.
Ketika di atas kereta kami mengambil tempat duduk di gerbong kedua dari depan. Mulanya sangat sepi, tapi semua berubah ketika semut api menyerang, Gatal-gatal ketua dari empat penyakit melanda kami, saat kami butuh minyak akyu putih untuk menetralisir gatal tersebut, kami lupa membawanya. 100 detik kemudian Wahkun dan Plolong yang memang mempunyai kemampuan khusus menemukan Mukena baru, walau aku tau Mukena itu milik orang, tapi aku yakin yang punya telah turun. (apa hubungannya Mukena ma gatal-gatal? Tapi kejadian Wahkun menemukan Mukena itu Asli.)
Sudah sampai stasiun solo balapan yang terkenal itu rupanya. Terlihat samar-samar wanita putih cantik bening dan tidak transparan datang bersama ibu dan adiknya. Aku yang duduk diantara Khencing dan Tuwek memberi tahu kepada mereka berdua tentang cewek itu. Tak disangka-sangka teman-teman yang lain yang duduk bersebrangan denganku juga melihatnya. Kami secara bersamaan menyanyikan lagu Pocari Sweat yang ada cewek berambut mangkok naik sepeda ~hatesiani aoi toko o e boku tachi wa mila ite ino garu day by day imao mutsuyo o~ kurang lebih seperti itu karena memang ceweknya putih kayak orang jepang.
Seperti telah menyadari kalu dia disambut, cewek itu berhenti tepat didepanku, segera aku mengakhiri kegiatan membaca buku Poconggg emag Lekong bersama khencing. Aku melihatnya mulai dari ujung kaki sampai ujung kulon, saat kulihat wajahnya yang begitu kalem dan cantik, hatiku berdetak kenchang di dekat Kenching. Kupinjam kacamata silver yang dibawa Tuwek untuk menyamarkan lirikanku terhadapnya.
“putih banget ni cewek mang, kayak orang korea,” bisik kenching padaku. “dia tu kayak orang jepang.” Jawabku tak setuju pada Khencing. Sejak dulu kami sering bersaing tentang Korea dengan Jepang, aku terobsesi oleh Jepang sedangkan Khencing terobsesi oleh Korea. “ketiaknya putih banget tu lihat.” Bisik Khencing lagi yang memang pandangan lurusnya tepat pada ketiak cewek itu. Aneh banget si Khencing bukannya lihat wajah cewek malah lihat ketiaknya, emang kalau cewek ketiaknya putih itu cantik ya?
Dari semua anggota Silir BGB yang tak dapat menikmati keindahan cewek ini hanya Boqi. Boqi menyendiri dipojokan dekat pintu dan hanya termenung meratapi rambutnya yang tak bisa lurus serta tak bisa mengobrol dengan teman-temannya. Wahkun yang semula aku akan memanfaatkan kesaktiannya untuk memelet cewek bening ini malah dia lagi asik meniduri si Kojek, jangan berpikiran ngeres kalau meniduri itu adalah dalam arti yang tidak sebenarnya, artinya Wahkun sedang tidur bersandar pada Kojek.
Mengetahui Wahkun sedang tertidur serasa kepercayaan diriku hilang oleh cewek yang bening didepanku ini. Aku mencari perhatian dengan ikut tertawa saat membaca buku Poconggg emang Lekong. Usahaku ternyata berhasil, dia melirik buku dan membaca sambil senyam senyum, melihat senyumnya tu rasanya kayak meluncur sampai ke mars, salaman dengan dewa zeus, tertabrak meteor mengarah ke bumi dan berakhir dengan kepunahan. Hah... hatiku rasanya sejuk sekali.
Ditengah berbunga-bunganya hatiku melihat cewek bening yang mungkin blasteran jepang ini, datanglah om-om dan tante-tante sebut saja Grandong dan Lampir. Mereka berdua merusak suasana yang ada sehingga suasana hatiku yang sejuk ini berubah menjadi suram dikarenakan perhatian cewek bening yang semula ada pada kami berubah kepada Lampir dan Grandong. bersambung...!