Jumat, 05 Oktober 2012

windows 8

Windows 8

 

Windows 8 adalah nama kode untuk versi selanjutnya dari Microsoft Windows, serangkaian sistem operasi yang diproduksi oleh Microsoft untuk digunakan pada komputer pribadi, termasuk komputer rumah dan bisnis, laptop, netbook, tablet PC, server, dan PC pusat media. Sistem operasi ini menggunakan mikroprosesor ARM selain mikroprosesor x86 tradisional buatan Intel dan AMD. Antarmuka penggunanya diubah agar mampu digunakan pada peralatan layar sentuh selain mouse dan keyboard. Sehingga Windows 8 di desain untuk perangkat Tablet sentuh.
Microsoft secara resmi mengumumkan jadwal perilisan sistem operasi terbaru, Windows 8 pada 26 Oktober 2012, bersamaan dengan peluncuran komputer perdana yang menggunakan Windows 8.
Microsoft telah megeluarkan versi Release Preview, untuk dicoba di seluruh dunia dan di tampung komentar mereka untuk pembangunan Windows 8 menjadi lebih baik 
Pada 29 Februari 2012 Microsoft juga telah merilis Versi Consumer Preview sebelum di keluarkannya versi beta pada bulan Maret 2012  Microsoft juga telah merilis Versi Release Preview , ini merupakan versi terakhir percobaan Windows 8, yang tidak akan di utak atik lagi jika tidak ditemukan bug yang terlalu besar.

Persyaratan perangkat keras

 

Persyaratan sistem untuk Windows Consumer Preview sama seperti persyaratan Windows 7.
Persyaratan minimal Windows Consumer Preview
Arsitektur x86 (32-bit) x86-64 (64-bit)
Prosesor x-86 1 GHz x86-64 1 GHz
Memori (RAM) 1 GB 2 GB
Kartu grafis Prosesor grafis DirectX 9 dengan driver WDDM model 1.0
(Tidak terlalu perlu; hanya diperlukan untuk Aero)
Ruang kosong HDD 16 GB 20 GB (32 atau lebih jika RAM diatas 16GB.)
Layar multisentuh 5 titik juga dibutuhkan untuk menikmati keuntungan fitur sentuhnya. Untuk Windows 8 UI dibutuhkan resolusi 1024x768. sedangkan Fitur 'Snap' akan diaktifkan di resolusi minimal 1366x768; jika persyaratan ini tidak terpenuhi, hanya desktop tradisional Windows yang dapat digunakan. (sebenarnya hanya aplikasi Windows 8 UI yang tidak berfungsi, sedangkan Start Screen, Charms, dan PC Settings tetap bekerja)
dikutip dari  http://id.wikipedia.org/wiki/Windows_8

kelebihan windows 8

1. Dioptimalisasi untuk layar sentuh
Windows 7 memang support layar sentuh, namun tidak optimal dari sisi desain dan kemudahan pengoperasian. Berbeda dengan Windows 8, interfacenya yang dijuluki sebagai Metro benar-benar dioptimalkan untuk sentuhan dengan wujud ala interface Windows Phone.
2. Mendukung chip ARM
Windows 8 mendukung perangkat yang memakai infrastruktur chip ARM. Hal ini diharapkan memperluas jangkauan Windows 8 di arena tablet, mengingat kebanyakan tablet yang beredar saat ini memakai chip ARM.
3. Toko aplikasi Windows Store
Windows 8 akan memiliki toko aplikasi sendiri yang dinamakan Windows Store. Windows Store menyediakan berbagai aplikasi yang dioptimalkan untuk Windows 8.
4. Mendukung NFC (Near Field Communications)
Windows 8 akan mendukung NFC, sebuah teknologi yang kegunaanya antara lain untuk transaksi keuangan digital. Tablet yang memakai Windows 8 pun kemungkinan besar akan otomatis menyertakan fitur ini.
5. Waktu boot yang singkat
Boot Windows 8 dalam demonya hanya berlangsung dalam 8 detik. Sebuah waktu yang jauh lebih singkat dibanding booting di Windows versi sebelumnya.
6. Internet Explorer 10
Internet Explorer 10 dijanjikan membawa perubahan besar ketimbang versi IE terdahulu. Browser ini diklaim sangat ramah digunakan baik dalam tablet maupun PC.
7. Sekuriti lebih baik
Windows 8 dikatakan akan memiliki fitur sekuriti lebih baik untuk menghadang serangan cyber. Di antaranya fitur Windows Defender lebih ditingkatkan kemampuannya di OS ini.
8. Windows 8 tidak membutuhkan upgrade PC
Microsoft menyatakan komputer yang bisa menjalankan Windows 7 dapat pula menjalankan Windows 8 sehingga user tak perlu upgrade PC. Menurut Microsoft, prosesor Intel Atom dan RAM 1 GB sudah cukup untuk menjalankan OS ini

 fitur- fitur baru

Laman teknologi Time, Techland, menilai Windows 8 masih konsisten dengan memiliki tampilan yang sangat berbeda dengan sistem operasi iOS milik Apple. Tampilan home screen di Windows 8 pun dinilai persis seperti yang selama ini ada di Windows Phone: warna-warni, dengan sejumlah kotak berisi apps, koneksi, konten, dan fitur.
User Interfaceyang dinamakan “Metro” ini akan memiliki akses cepat, namun juga memungkinkan memiliki tampilan Windows klasik. Tampilan Metro juga menyediakan kontrol sentuh, yang menjadi sinyal Microsoft akan mengembangkan sistem operasi untuk tablet.
“Tiap menit Anda menggunakan perangkat sentuh dengan Windows 8, saya berjanji Anda akan kembali ke komputer Anda dan terus menyentuh layarnya,” ujar Sinofsky.
Kemudian, seperti dikutip dari laman FoxNews, sistem operasi terbaru Windows ini juga menghemat memory. Sinofsky kemudian mendemostrasikan, dengan menggunakan laptop Lenovo berprosesor Intel Atom 1 Gb, Windows 7 ‘memakan’ memori sebesar 404 MB, sedangkan Windows 8 hanya sebesar 281 MB. Dengan demikian akan banyak ruang untuk aplikasi.
Microsoft kemudian juga memperlihatkan, Windows 8 tak hanya baik digunakan di prosesor standar Intel atau AMD, yang selama ini lazim digunakan di komputer desktop. Windows 8 pun berjalan baik dengan mikroprosesor ARM, yang biasa digunakan di tablet.
Karena berbicara di hadapan pengembang konten/aplikasi, Microsoft pun mengatakan Windows 8 akan bekerja dengan baik untuk apps. “Jika Anda menambahkan suatu app (aplikasi), maka sistemnya (Windows 8) akan semakin berkembang dan terus berkembang,” ujar Sinofsky.
Microsoft juga disebut akan meluncurkan app-store versi Windows. App-store ini mencakup aplikasi untuk bergaya Metro Windows 8 atau Windows klasik.
Berikut merupakan sejumlah gambar tampilan Windows 8, seperti diambil dari Techland:
Locksreen:

Start Screen:

Screen Touch Keyboard:

Control Panel:

Windows App Store:


 dikutip dari http://merahitam.com/kelebihan-fitur-windows-8.html

 

Sabtu, 26 Mei 2012

video terakhir di sma

karya baru kami dalam rangka kelulusan dan supaya kami tetap mengingat masa masa indah di SMA

teh rio minuman favorit kita saat SMA tapi saat kami mencarinya dia menghilang dan akhirnya ada ALE ALE pengganti teh rio

Rabu, 16 Mei 2012

sekolah sihir part 7


Sejak Altar diantar oleh Tatang, pamor Altar diantara gadis-gadis semakin naik dan dia di elu-elukan setiap pojok karpet biru raksasa, salah satu gadis yang menarik perhatian Altar adalah Nitta, Altar tau namanya karna melihat tanda namanya yang dipasang disekujur tubuhnya dan Nitta termasuk gadis paling popular di karpet biru ini.
“Al ceritakan dong apa rasanya naik di karpet merah. Pasti seru bisa bersama senior-senior kita nantinya.” Ajak Nanda antusias. Lalu Altar pun menceritakan apa yang ia rasakan selama dikarpet merah begitu juga sebaliknya Nanda menceritakan kemeriahan parade penyambutan tahun ajaran baru.
Setelah tak begitu lama rombongan karpet biru telah tiba di sebuah gedung megah dipinggir danau, di depan gedung itu bertuliskan ‘WAHKUN madrasah of sihir.’ Gedungnya begitu besar dan luas, pohon-pohon hijau menghiasi jalan setapak menuju bagunan yang mirip dengan hotel berbintang kejora itu, dipuncak gedung terdapat benda berbentuk bintang berwarna kuning ke WC-WCan, di jendela terdapat kemoceng yang membersihkan secara otomatis. Disinilah orang tua Altar dulu mempelajari ilmu sihir dan disini juga mereka bercinta dalam artian menjalin cinta. “apakah aku dapat sehebat orang tuaku kelak ya?” Tanya Altar dalam hati.
Semua anak berjalan dan merasa heran seperti orang kampung yang pertama kali masuk mall, hanya 1 anak yang terlihat biasa saja melihat kemegahan gedung ini yaitu Qakus, jelas saja dia tidak terkesan sebab dia sering kemari dikarenakan ayahnya bekerja disini dan dia sering diajak kemari ratusan kali mungkin.
“Nah anak-anak, selamat datang di Wahkun. Tunggu saja kejutan dalam gedung itu.” Seru guru yang beralis tebal yang dilihat di lift beberapa jam yang lalu. “Perkenalkan namaku adalah Toriet Mamfret aku akan menjadi guru mata pelajaran mantra-mantra.”
“Apakah anda juga mengajarkan mantra cinta?” Tanya seorang anak bermuka babi yang Altar yakin dia adalah renkarnasi dari Cupatkai.
“Tidak anak muda, aku hanya akan mengajarkan kalian tentang mantra dasar pada semester awal. Ayo semuanya masuk!”
Lalu terbukalah pintu besar seukuran semut. Semut yang sudah bermutasi dan dimantrai seukuran gajah afrika. Mereka masuk kedalam ruangan penuh lukisan dan berbagai macam gambar ada gambar badut berhidung merah menyapa mereka, gambar pesulap bertopi tinggi menyulap tongkatnya menjadi tusuk gigi, juga ada gambar di dinding yang berbentuk closed dan bertuliskan ‘SEDOT WC’ yang ternyata itu adalah iklan dari salah seorang murid.
Dalam lorong-lorong yang belum dikenal Altar terdapat ruangan yang sepertinya dia pernah bertemu dengan ruangan tersebut. Déjà vu, ruangan itu sepertinya sangat tidak asing dan Altar mulai penasaran, ingin rasanya dia menarik grendel pintu ruangan tersebut tapi rombongan murid baru terus berjalan mendorongnya menjauh dari ruangan berpintu merah itu dan menuju lapangan luas.
“Kita sudah sampai anak-anak. Disini kalian akan dipilah-pilah menjadi beberapa kelompok sesuai kemampuan kalian, jadi bersiaplah kalian!” seru Toriet.
Mendengar itu anak-anak menjadi resah dan saling bergumam sendiri. Diantara mereka banyak yang telah membuat geng atau kelompok semisal Joko dan Adi membentuk Duo Ganteng, dan 5 bersaudara Al, El, Ul, Il, dan Ol bahkan telah membuat boyband dan mereka gusar kalau-kalau mereka tidak dalam kelompok yang sama.
Toriet mengeluarkan bola yang tidak asing, bola yang seharusnya semua penyihir telah tahu yaitu bola Kristal yang memancarkan listrik di dalamnya.
“Dengan bola ini kalian akan dipilah-pilah menjadi 4 kelompok. Ke 4 kelompok tersebut adalah Jenggot Buaya, Taring Babi, Kucing Insyaf, dan Gajah Diet. Mereka yang masuk kelompok Jenggot Buaya adalah orang-orang yang kuat bagaikan rahang buaya, mereka yang masuk kelompok Taring Babi adalah mereka yang terbaik tapi tak berhati baik, lalu mereka yang masuk Kucing Insyaf adalah mereka yang cerdas otaknya dan alim orangnya, sedangkan yang masuk kelompok Gajah Diet adalah mereka yang tidak masuk dalam ketiga kelompok yang lainnya. Sekarang ayo kita mulai!” kemudian Toriet mengeluarkan perkamen yang panjang berisi nama-nama siswa baru dan mulai membacanya satu persatu.
“Nanda Nanibia!”
Nanda maju dengan gugup keluar dari kerumunan menuju bola Kristal untuk meletakkan tangannya disana. Saat dia meletakkan tangan di atas bola Kristal, listrik di dalam bola Kristal itu membentuk kalimat ‘Jenggot Buaya’ dan ‘Kucing Insyaf’ dan tak lama kemudian tulisan ‘Kucing Insyaf’ lenyap akhirnya masuklah Nanda ke kelompok Jenggot buaya dangan melempar senyum kearah orang-orang. Orang-orangan sawah maksudnya.
“Qakus Amrik!”
Dengan gaya yang sombong Qakus maju sambil mendongak keatas layaknya orang sombong di tv. Hanya satu detik dia meletakkan tangannya di bola Kristal langsung muncul tulisan ‘Taring Babi’.
Cara yang sama dilakukan oleh semua anak sampai panggilan menyebutkan nama Altar.
“Altar Zimbaque!”
Altar maju dengan tubuh gemetar serta keringat dinginnya keluar disekujur tubuhnya, super sekali. Dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah dia akan masuk kelompok Jenggot Buaya atau malah mungkin kelompok Gajah Diet? Sebenarnya Altar ingin masuk kelompok Kucing Insyaf dikarenakan Nitta gadis paling terkenal masuk kesana tapi dia sama sekali tak punya pengetahuan tentang sihir, dia juga merasa tak begitu kuat sehingga pesimis masuk kelompok Jenggot Buaya serta dia yakin kalau dia tidak jahat dan tidak mungkin masuk Taring Babi. Sudah jelas Altar akan masuk kelompok Gajah Diet tapi, apa kata bapak mamahnya nanti? Anak penyihir terkenal masuk ke kelompok yang dirasa sangat tidak popular dalam masyarakat sihir? Sungguh tidak etis.
“Ayo letakkan tanganmu di sini!” seru Toriet.
Tanpa diperintah untuk kedua kalinya Altar meletakkan tangannya dan memang benar dugaannya, ada dua kelompok yang muncul tapi bukan Jenggot Buaya dan Gajah Diet melainkan Jenggot Buaya dan Taring Babi. Taring Babi? Apakah Altar sejahat itu sampai dia harus ada opsi Taring Babi? Satu-satunya kejahatan yang dilakukan Altar hanyalah pada saat dia umur 7 tahun dia sudah merampok bank, dan uang yang dirampok tidaklah banyak, hanya 2.686.000 pondsterling saja dan itu tak berarti dia harus masuk Taring Babi kan?
Altar berusaha keras untuk berfikir masuk kelompok Jenggot Buaya. Memang kerja keras tak pernah bohong, bola Kristal akhirnya memilihnya untuk masuk ke kelompok Jenggot Buaya dan disambut oleh sorakan teman-teman sekelompoknya termasuk Nanda.

Kamis, 03 Mei 2012

sekolah sihir part 6


Sudah sekitar satu jam meraka berdua naik Pegasus, namun masih belum terlihat juga rombongan karpet biru. Altar merasa selangkangannya mati rasa karena naik Pegasus tanpa pelana. Meskipun Pegasus terbang tapi dia terbang bagaikan kuda saat berlari ditanah, ya begitu lah agak tidak nyaman.
“Jadi, kenapa kamu bisa tersasar sampai karpet merah tadi?” Tanya Tatang membuka percakapan.
“Eh anu… tadi pas dari pasar sihir aku asal naik karpet, jadi aku tidak tau kalau ada dua karpet.” Jawab Altar gugup.
“Tapi kau berani sekali ya menyemprot Profesor Molak Malik. Aku akui kau anak yang hebat.” Puji Tatang dengan senyum. Altar merasa bangga akan perbuatannya walaupun dia sadar itu bukan perbuatan terpuji.
“Siap-siap saja menerima mimpi buruk pada pelajarannya nanti. Kau kenal Hitler?  Hitler Iler murid terjahil sepanjang sejarah Wahkun saja tidak berani melakukan hal tersebut.” Tambahnya dengan ekspresi senyum lagi.
“Ja…ja…jadi aku?” Tanya Altar tergagap dan tidak bermaksud meniru Aziz gagap.
“Iya benar kau yang pertama, untung hari ini dia berbentuk nyamuk. Coba kalau dia berbentuk buaya, kau pasti sudah kehilangan anggota tubuhmu. Pokoknya parah deh hukuman guru yang satu itu. Hitler dulu diberi kutukan kumisnya tidak akan tumbuh panjang lebih dari lubang hidungnya mengerikan bukan? Kira-kira kutukan untukmu apa ya nanti?”
Mendengar itu Altar seperti tak punya tenaga lagi untuk berbicara. Keringatnya dingin, wajahnya pucat, bulu keteknya rontok seketika, dihari pertamanya ah bukan sebelum hari pertamanya dia sudah membuat kacau apakah saat sampai di selokan eh maksudnya sekolah nanti dia akan langsung dikeluarkan. Apa kata kedua orang tuanya nanti? Apa kata teman-teman sebayanya nanti? Dengan apa dia menafkahi anak istrinya kelak? Bagaimana kalau ibu mertuanya ngomel terus? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dikepala Altar terutama pertanyaan yang terakhir. Anak itu memang telah memikirkan masa depannya. Salut aku dengan si Altar.
Tak sadar mereka sudah berada diatas danau, danaunya bersih tanpa sampah dan airnya bening seperti tanpa kaca, clinks. Dari atas terlihat segerombolan ikan teri dan beberapa ikan cucut di pinggir danau. Samar-samar terlihat mahluk besar berenang dalam danau. Benar-benar besar sampai-samapi timbul gelombang saat dia lewat.
“Ternyata sudah pulang ya? Besok harus menyediakan banyak persediaan makanan yang besar. Kenapa tahun ini banyak monster-monster yang pulang ya?” Gerutu Tatang tak jelas. Altar yang mendengarnya menjadi berpikir aneh-aneh lagi. Bagaimana kalau aku jatuh dan monster itu memakanku? Bagaimana kalau tiba-tiba monster barusan meloncat dan memakan kita? Bagaimana kalau tidak ada apa-apa dan cerita ini tiba-tiba selesai? Begitu pikir Altar tak masuk akal lagi.
“Altar, lihat Jek itu Altar!” terdengar suara sayup-sayup yang sudah tidak asing lagi ditelinga Altar.
“Nanda?! Jek?!” Altar berpura-pura kaget agar terlihat merindukan sekali kedua orang itu.
Nanda dan Jek ada di atas karpet terbang berwarna biru raksasa yang terapung diatas danau, anak-anak kelas satu yang lain juga ada disana dan mereka menatap Tatang Surantang yang memang tampan menaiki Pegasus yang otomatis membuat penampilannya begitu keren. Bayangkan saja Tatang itu adalah pria tampan karena jika saya mendiskripsikannya akan berbeda dengan arti tampan sebenarnya. (sebenarnya tulisan gak penting sebelumnya itu hanya digunakan untuk lebih panjang saja, termasuk tulisan ini dan jika anda membaca ini anda seharusnya merasa tertipu.)

to be berlanjut...

Kamis, 19 April 2012

SEKOLAH SIHIR PART 5


Altar merasa bersalah atas apa yang ia telah lakukan. Ada sebuah pemikiran dalam otak Altar untuk membantu menyelesaikan persoalan ini, bukan dengan membangunkan Profesor Molak Malik dari tidurnya, bukan juga dengan mengeluarkan jaring dari pergelangan lengannya karena itu akan membuat penyamarannya ketahuan, melainkan Altar mencoba merapal mantra mencoba peruntungannya, tapi tak ada mantra yang Altar sebutkan dapat menghentikan karpet terbang raksasa itu, sebab mantra yang disebutkan terkesan asal-aslan aja semisal:
“Ada operasi polisi di depan.”
“Stop salah arah.”
“Bang kiri bang!”
Dia sadar usahanya ini sia-sia ketika ia ingat kalau mengucapkan mantra tak semudah membalikkan telapak tangan Godzilla. Perlu latihan dan sinkronisasi antara mantra dan gerakan tangan atau dalam hal ini tongkat sihir.
“Sudahlah, usahamu itu sia-sia saja. Kita sudah dekat dari sekolah, cara satu-satunya menghentikan benda ini adalah dengan membangunkan Profesor Molak Malik.” Jelas Warneng yang memandang kearah depan karpet dengan wajah dramatis.
“Apa yang terjadi jika kita tak berhenti pada waktunya kak?” Tanya Altar polos.
“Pertanyaan yang bagus. Kita mungkin akan jatuh ke danau dan diamakan oleh monster logness disana atau mungkin kita dicegat Godzilla ketika di tengah danau. Itu juga kalau Godzilla sudah pulang dari liburannya di Jepang, soalnya tahun lalu dia sering galau dan kepala sekolah menyuruhnya untuk…” Omongan Warneng terputus karena teriakan Angie.
“Aduh boook… danaunya udah keliatan tuh, eike jadi takut ni.” Kata Angie sambil menunjuk ke danau yang samar-samar ada ekor raksasa terlihat membuat gelombang Tsunami kecil-kecilan.
Semua orang semakin panik dan berlari-lari kecil membentuk pola melingkar sambil berteriak-teriak memekakan telinga.
“Ini semua karena ulah si anak kelas satu itu.”
“Iya anak itu pembawa sial.”
“Ayo kita bakar dia!”
“Aku setuju, ayo kita bakar dia itu seorang penyihir!”
Orang-orang mencerca perbuatan Altar yang membuat kekacauan di karpet merah raksasa ini. Warneng berusaha keras menghalangi orang-orang untuk main hakim sendiri terhadap Altar. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak main hakim sendiri dan mengubahnya menjadi main hakim bareng-bareng.
Apalah daya kekuatan Warneng melawan puluhan orang yang ingin mengkroyok Altar runtuh seketika. Altar merasa ketakutan waktu itu dan merunduk berlindung dari pukulan orang-orang.
“Hei kalian semua hentikan!”
Suara itu datang dari atas mereka. Seorang pria tampan menaiki seekor Pegasus putih rambutnya panjang tertiup angin, maksud saya rambut pegasusnya yang panjang bukan orang yang naik karena nanti kalau tidak dijelaskan ada salah persepsi antara pembaca dan penulis yang mungkin menimbulkan konflik dan berujung pada pengadilan. Berlebihan banget deh kayaknya.
Pria tampan itu mengacungkan tongkat sihirnya kearah anak-anak yang mau main hakim bareng-bareng. Anak-anak itu terdiam dan tertunduk malu.
“Sudah kalian makan dulu sana! Ada mie Mantap special rasa naga bakar.” Sambil menjentikan tongkat sihirnya dia memacu Pegasusnya mengitari karpet dan keluarlah semangkuk mie Mantap special rasa naga bakar.
“kak Warneng siapa orang itu?” Tanya Altar pada Warneng yang baru saja bangun karena tadi terjatuh ditabrak oleh orang-orang.
“Oh, dia itu koki sekolah sihir kita si Tatang Surantang. Masakannya memang paling enak tapi jangan pernah menanyakan resepnya karena kau akan kehilangan selera makanmu.” Jelas Warneng pada Altar, dan Altar hanya mengangguk-angguk sambil membunyikan musik punk rock yang membuatnya seperti anak punk.
Ya memang si penunggang Pegasus itu adalah koki di sekolah sihir Wahkun. Tatang menyipitkan matanya seperti orang cina dan menyisir seisi karpet merah seakan mencari sesuatu. Pandangannya berhenti ketika melihat Profesor Molak Malik berwujud nyamuk terbaring lemas diantara para wanita yang sedang makan mie. Dia lalu turun dari Pegasus mendatangi Profesor Molak Malik.
“Sudah kuduga ada yang tidak beres, tomboteko lorolungo.” Mantra yang aneh diucapkan Tatang. sepertinya si Tatang adalah penyihir kelas atas karena menguasai mantra sesulit itu piker Altar.
Profesor Molak Malik terlihat sudah sadar. Dia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Dia sepertinya telah ingat dan memandang Altar dengan mata nyamuk kecilnya.
“Tatang kemarilah! Ada sesuatu yang ingin kuperintahkan padamu tentang anak kelas satu yang satu itu.” Tatang mendekat dan mereka saling berbisik. Tak begitu lama mereka berbisik dan jika mau tau pastinya berapa lama, mereka berhenti ketika anda membaca tepat pada bagian ini.
Tatang mendekat kearah dan perasaan adegan si Tatang ini mendekat melulu, baca aja lagi kalau gak percaya. Dasar si Tatang kurang kerjaan.
“Altar ikutlah denganku! Disini bukanlah tempatmu berada.” Dengan menggandeng tangan Altar, Tatang memanggil pegasusnya bukan dengan siulan melainkan suara kentutnya yang merdu.
“Sebenarnya kenapa aku akan kau bawa?” Tanya Altar dengan mata memelas dan berkaca-kaca.
“kembali ke karpet biru bersama teman-temanmu tentunya.” Jawab Tatang sambil tersenyum.
Altar merasa senang dapat kembali bersama teman-temannya yang sebaya. Meraka berdua mulai menaiki Pegasus dan terbang menjauh dari karpet merah berisi orang-orang yang rakus memakan mie.

Senin, 02 April 2012

hasil karyaku

seorang samurai yang diusir ibunya karena malas membersihkan wc dirumahnya.

pria tampan ini salah pakek sampho. untung masih separo yang kena sampho tapi tetep keren.

dulu ini pas aku coba-coba gambar hentai tapi karna ada gurunya jadi gak jadi deh :p.

cinta manisnya cinta

bajak laut bertangan kadal ganning.

orang ini bernama De javu Chibi burger :D keren sekali namanya haha

rasakan ini tebasan kebenaran





gambar yang paling aku sukai



Kamis, 15 Maret 2012

KIMI NO KOTO GA SUKI DAKARA
Romaji
Kimi ga shiawase dattara
Kono jikan ga tsuzuku you ni
Zutto zutto zutto inotte iru yo
Kaze ni fukaretemo
Boku ga sono hana wo mamoru

Ai to wa henji wo
Motomenai koe sa
Ippouteki ni okuru mono

Taiyou no shita
Waratte
Utae! Odore!
Jiyuu ni!

Kimi no koto ga suki dakara
Boku wa itsumo koko ni iru yo
Hitogomi ni magirete
Kizukanakute mo ii
Kimi no koto ga suki dakara
Kimi to aeta sono koto dake de
Atatakai kimochi de
Ippai ni naru

Kimi ga nayanderu toki wa
Tada damatte kiki nagara
Ame wo yokeru kasa wo katamukeyou
Ochiru sono namida
Mienai yubi de nugutte...

Koi to wa shizuka ni
Hirogatteku hamon
Sono chuushin wa kimi nanda

Kanashimi nante
Makezu ni
Yume no sora wo
Miagete!

Kimi no koto wo omou tabi
Meguriaeta sono guuzen
Jinsei de ikkai no
Kiseki wo shinjiteru
Kimi no koto wo omoutabi
Boku wa kami ni kansha shiteru yo
Furimuite kureru no wa
Eien no saki

Kimi no koto ga suki dakara
Boku wa itsumo koko ni iru yo
Hitogomi ni magirete
Kidzuka nakute mo ii
Kimi no koto ga suki dakara
Kimi to aeta sono koto dake de
Atatakai kimochi de
Ippai ni naru
Eien no saki


English
If you’re happy
Then I pray forever and ever and ever
That this time lasts
I’ll protect this flower
Even if it’s blown in the wind

Love is a voice
That needs no reply
It’s something you just give

Smile
Under the sun
Sing! Dance!
Freely!

Because I love you
I’ll always be here
I don’t mind if I’m lost in the crowd
And you can’t see me
Because I love you
Just the fact that I met you
Fills me
With a warm feeling

When you’re stressed
I’ll just listen silently
And hold an umbrella over you to keep the rain off you
And wipe away your tears
With a finger you can’t see...

Love is a ripple
That spreads quietly
And in the centre is you

Don’t give in
To the sadness
Look up at the sky
Of your dreams!

Every time I think of you
I believe that our chance meeting
Was a miracle
That happens once in a lifetime
Every time I think of you
I thank God
After an eternity
You’ll look my way

Because I love you
I’ll always be here
I don’t mind if I’m lost in the crowd
And you can’t see me
Because I love you
Just the fact that I met you
Fills me
With a warm feeling
After an eternity

Jumat, 24 Februari 2012

sekolah sihir part 4


Altar panik kuadrat ketika karpetnya naik keatas, rasanya lebih geli 5x lipat daripada naik lift. Altar mulai meliarkan tangannya untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa dipakai untuk berpegangan, alih-alih dapat pegangan yang mantap dan kencang dia malah tak sengaja memegang sesuatu yang empuk apakah sesuatu yang empuk itu? Ya benar itu adalah sebuah, seonggok, seutas, atau apapun satuan yang pas untuk menggambarkan pantat. Bukan sembarang pantat, yang dipegangnya tapi pantat seorang kakak kelas yang kebetulan dia banci.
“Auwwww…” jerit kakak kelas yang banci itu. Semua teman-temannya memalingkan pandangannya kepadanya.
“Heh! Kamu tu kurang ajar banget ya. Eike cubit lho, ihhh cebel dech”  dia mencubit pipi Altar. Altar hanya terdiam kaku dan tangannya masih berpegangan di pantat si banci.
“Hei bukankah itu anak Harry Londo yang terkenal itu. Angie lepaskan dia!” Warneng pria yang ada di dalam lift tadi menepis tangan Angie yang masih mencubit Altar.
“Bukankah namamu Altar?” Tanya Warneng.
“Iya, aku Altar Zimbaque, aku anaknya Harry Londo dan Genie ohjini.” Altar memperkenalkan dirinya walau Warneng hanya ingin jawaban iya atau tidak saja.
Orang-orang berbisik dan bergumam sambil melirik Altar yang bersalaman dengan Warneng. Mereka saling ngobrol dan  Warneng memberitahu apa saja yang diketahui tentang Wahkun Madrasah of sihir.
Ternyata awan yang dituju oleh karpet raksasa itu bertujuan untuk menyelubungkan dari pandangan orang awam. Ketika memasuki awan laju Karpet tidak terlalu terasa dan hanya hawa dingin yang sungguh terlalu dan itu alasannya kenapa mereka menggunakan jaket yang setebal kasur.
“Jadi ini karpet khusus kelas 2 ya?” Tanya Altar.
“Iya, kau berarti tadi salah menginjak karpet merah dan seharusnya kan karpet biru. Di karpet ini kita akan menempuh jalur yang lebih cepat daripada karpet biru.” Ucap Warneng.
“kenapa begitu?” Tanya Altar singkat.
“itu karena kau akan mendapat pertunjukan-pertunjukan menarik dari serikat sihir sepanjang perjalanan.” Warneng merubah posisinya dari berdiri menjadi duduk bersila dan mengajak Altar melakukan hal yang sama. “pegel juga berdiri dari tadi.” Tambahnya.
“Pertunjukan yang bagaimana maksud kakak?” Tanya Altar lagi
“Ya semacam kembang api, manufer-manufer karpet yang berbahaya, dan mungkin beberapa hadiah dari guru-guru.” Warneng mengeluarkan ekspresi mengingat-ingat sambil menggaruk dagunya. “Aku jadi ingat waktu dulu aku pertama kali naik karpet terbang biru. Rasanya menyenangkan sekali saat-saat itu. Hah…” diiringi hembusan nafasnya Warneng selesai bercerita tentang masa-masa pertamanya di sekolah sihir ini. Walau cerita Warneng sangatlah lempeng karena sangat singkat gak ada orientasi, gak ada konflik, gak ada klimaks, tapi karena Altar adalah anak yang polos dia suka-suka aja mendengar cerita berkecepatan cahaya dari Warneng.
Beberapa waktu berlalu dan hawa dingin yang tadinya mencekam kini sirna. Altar masih saja mendengarkan cerita-cerita Warneng yang sama kilatnya dengan cerita-cerita sebelumnya.
“Perhatian semua! Sebentar lagi kita akan sampai dan lepas jaket kalian lalu gunakan sebagai bantalan agar terhindar dari benturan.” Terdengar suara keras dari depan karpet dan semua orang mulai melepas jaketnya dan menggunakannya sebagai tempat duduk. Altar ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh orang-orang aneh disekitarnya.
“kita sudah sampai di hutan barat dan sebentar lagi kita sampai.” Suara bergema kembali terdengar dari depan karpet.
Awan yang tadinya menyelubungi karpet mulai memudar, mereka tepat diatas hutan yang sebagian sudah berupa lahan pertanian dan itulah potret hutan Indonesia saat ini. Jadi jangan rusak hutan untuk lahan pertanian, lahan perkebunan sawit, atau yang lainnya, kasihan kan hewan-hewan yang nantinya akan punah. Mending hutan di rusak buat tempat karoke kan enak tu hutannya jadi gak sepi.
Karena semua orang dalam posisi duduk dan tak memakai topi koboi sama seperti yang dipakai Altar, alhasil semua orang melihat kearah Altar dan menyadari kalau dia berbeda. Lho kok baru sadar, memangnya tadi yang lain pada ngapain? Seorang pembaca bertanya-tanya dalam pikirannya. Lalu penulis memberi penjalasan kalau tadi sebagian besar orang dikarpet merah tak tau kalau Altar ada disana dan hanya orang-orang dekat Angie dan Warneng yang tau.
“Hei lihat ada anak kelas satu disini!” seseorang dari belakang berteriak dan menunjuk ke Altar. Semua orang memperhatikan Altar dengan ekspresi aneh, ada ekspresi merasa bingung, ekspresi jijik, ekspresi ingin tertawa, bahkan ada yang berekspresi dengan wajah seperti menahan kentut, tak lama kemudian ekspresi wajah orang itu menjadi berseri-seri diiringi bau bangkai tercium dimana-mana. Ternyata dia memang sedang menahan kentut dari tadi.
Seekor nyamuk seukuran jempol tangan orang dewasa datang menghampiri Altar. Nyamuk yang sangat besar, cukup besar untuk menyedot habis darah di bisul ayah Altar yang memang beberapa hari lalu terserang penyakit Bisulinolian yaitu penyakit bisul yang berukuran diatas rata-rata.
“Anak kelas satu naik ke karpet merah?” ada suara tepat di depan Altar tapi tak ada yang berbicara. Yang dia lihat hanya anak-anak kelas dua yang bengong menatapnya dan seekor nyamuk besar gemuk memakai kacamata. “Kenapa kau berada di karpet ini nak?” tanya suara yang tak ada rupa.
“Kak Warneng, siapa yang berbicara denganku, tak ada orang tapi aku mendengar suara.” Altar bertanya pada Warneng yang berada disebelahnya.
“Perhatikan nyamuk itu! Cepat perhatikan!” suruh Warneng sambil menunjuk kearah nyamuk besar yang ada di depan Altar.
Altar mengangguk tanda mengerti dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan yang dikeluarkannya adalah ‘BAYBAY’ semprotan pengusir nyamuk.
“Tamatlah riwayatmu nyamuk raksasa!” wusssshh... disemprotkannya semprotan pengusir nyamuk pada nyamuk besar yang ada di depan Altar dan dia menambahkan slogan iklan. “Yang lebih mahal banyak.”
Semua anak terlihat kaget dengan apa yang dilakukan Altar. Warneng segera merebut semprotan pengusir nyamuk dari tangan Altar dan anak-anak yang lain mengambil nyamuk yang berputar-putar pusing akibat habis disemprot.
“Bodoh! Apa yang kau lakukan?” bentak Warneng.
“Katamu tadi suruh matikan nyamuknya.” Jawab Altar polos.
“Aku tadi bilang perhatikan, bukan matikan.” Warneng menampar jidatnya sendiri sedangkan anak-anak lain menyerbu dan berkerumun pada nyamuk besar yang telah terjatuh. “Kau tau siapa nyamuk itu sebenarnya?”
“mmm... biar aku tebak!” Altar mulai berpikir selama 2 detik dan “Oke aku menyerah, beritahu aku.”
“dia, nyamuk yang kau semprot itu adalah-Profesor-Molak-Malik penerbang karpet ini.” Jelas Warneng dengan perasaan cemas dan marah dan disingkat menjadi Percemarah (perasaan cemas marah).
“Jadi?” tanya Altar santai.
“jadi kita tak akan bisa berhenti naik karpet terbang ini karena hanya Profesor Molak Maliklah yang tau mantra menghentikan karpet ini.” Suasana semakin tegang karena satu-satunya orang yang tau cara menggunakan karpet terbang raksasa ini sedang tak sadarkan diri, padahal mereka sudah sangat dekat dengan Wahkun Madrasah of Sihir. Konflik yang sangat bagus menurut saya.

Kamis, 16 Februari 2012

sekolah sihir part 3


Altar merasa dia telah membeli semua perlengkapan yang dibutuhkan lalu kembali ke tempat yang disepakati. walaupun sebenarnya dia baru membeli seekor burung hantu saja. Benar saja Altar hanya butuh satu barang saja sebab semua barang yang dia butuhkan sudah disediakan oleh bapak dan mamahnya. Itu satu keuntungan tersendiri untuk Altar yang mempunyai orang tua penyihir terkenal dan dia hanya perlu memakai barang yang dulu milik orang tuanya, kalau orang jawa bilangnya sih nglungsuri.
Disana atau bisa aku ketik di tempat itu Altar dudu di sebuah kursi panjang dan melihat burung yang baru ia beli.
“burung ini sepertinya langka sekali, akan terasa kurang jika belum aku beri nama.” Altar menggaruk-garuk dagunya sambil lirik kanan kiri untuk memikirkan nama yang tepat untuk burung hantu barunya. “AHA! Karena bulumu berwarna biru keungu-unguan aku namai kau Phoenix. bagaimana? Keren kan?” burung hantunya Altar kaget kalau dia dinamai Phoenix dan menaik turunkan kepalanya tanda protes.
“Phoenix? nama yang sangat aneh untuk burung seperti itu, tapi tak apalah karena itu akan sesuai dengan pemiliknya yang aneh.” Seorang pria sombong dengan tatapan mata yang tajam, rambut kuning naik seperti super saiya, dan dahi selebar lapangan basket muncul di hadapan Altar. Dipundaknya terdapat burung elang jantan berwarna coklat yang membuatnya terlihat keren. Dia terlihat seperti anak konglemerat sebab semua peralatan yang dia bawa semuanya model baru. Dari karpet terbang model 2012 sampai topi koboi yang asli dari garut seperti yang digunakan para pengadu kambing.
“ah!? kau...” Altar menggeram.
“tak kusangka kau juga ada disini.” Kata anak yang membawa elang. “kau anaknya pak Harry Londo kan?”
“iya benar. Dan kau adalah...” Altar terhenti karena omongannya telah disambar terlebih dahulu sebelum dia selesai ngomong.
“tepat sekali aku adalah Qakus Amrik. Aku akan menjadi musuhmu dalam cerita ini.” Akhirnya anak tadi memperkenalkan dirinya. Altar bersyukur karena dia tidak harus susah-susah mengingat kembali namanya karena dia benar-benar lupa siapa orang ini.
“apa? Kau mau menjadi musuhku?” Altar tak mengerti.
“iya. Kau pikir itu burung sakti? Itu hanya burung sakit yang tak berguna... hahaha” Qakus tertawa menghina dan burung elangnya juga berkekek kekek ikut tertawa.
“karpet masjid mana itu? Kenapa kau membawanya?” Qakus terus saja mengejek Altar seperti layaknya musuh. “orang-orang bilang ayahmu pernah ke kementrian sihir inggris? Aku kira dia disana hanya untuk menjaga toiletnya.”
Yup.. memang hal itulah yang membuat Harry londo menjadi terkenal, dia pernah ke inggris bertempur melawan lord Voldemort, entah benar-benar melawan Voldemort atau dia hanya ikut-ikutan ngeksis supaya tercantum dalam sejarah aku juga tidak tau. Yang jelas dia terkenal sekarang dan jangan menuntut penulis kalau ini seperti cerita harry potter karena memang cerita ini diilhami olehnya.
Ejekan demi ejekan dilontarkan Qakus pada Altar yang membuatnya tertawa terbahak-bahak. Mungkin Altar sabar atau dia tokoh utama dalam cerita ini dan dituntut untuk memberi contoh yang baik. Altar hanya diam tak peduli dengan ejekan Qakus yang bertubi-tubi, dia menganggap hal ini tidak penting dan lebih memilih untuk membaca buku ‘panduan menjadi murid sekolah sihir yang baik dan disukai para gadis terutama gadis seksi’. Benar-benar anak ini. Sukanya baca buku yang aneh-aneh.
Tak berapa lama para rombongan anak-anak sekolah sihir berdatangan kembali berkumpul. Setelah berdoa dan melakukan upacara bendera, rombongan kembali masuk lift dan menuju ke atap. Di atap ada 2 buah karpet terbang raksasa yang besarnya hampir sama dengan lapangan sepakbola. Karpetnya berwarna merah kalem dan agak sedikit malu-,malu dan satunya lagi berwarna biru cerah ceria. Semua orang diminta mengenakan jaket kutub yang tebalnya seperti kasur, mungkin karena nanti saat perjalan akan dingin makannya mereka disuruh mengenakan jaket itu. Altar menaiki karpet merah dan tak dapat menemukan Nanda dan Jek dimanapun dan sejauh mata memandang. Beberapa saat kemudian ia baru sadar kalau rombongan ini setengah dari rombongan yang tadi, berarti Nanda dan Jek berada di karpet yang satu lagi begitu pikir Altar.
Karpet merah yang dinaiki Altar sudah penuh sesak dengan orang-orang. Altar berada paling pojok di karpet, dia selalu memilih tempat pojok bukan karena dia suka mojok, bukan juga suka memojokan, bahkan dia dipojok bukan karena takut ditonjok, melainkan dia suka dipojok karena Altar menganggap ini tempat paling fleksibel yang pernah dibuat manusia. Di pojokan Altar bisa melakukan segala hal yang dia mau. sebenarnya bukan segala hal sih namun dalam konteks tersebut kata ‘segala hal’ sebenarnya hanya terdapat 1 hal saja yaitu pipis.
Kemudian Altar kecewa karena pojokan yang satu ini tidak 3D atau 3 dimensi. Di karpet terbang ini tak ada sekat tegak lurus siku-siku yang dapat untuk tempat pipis dengan nyaman. Karena kecewa dan sakit hati Altar mengurungkan niatnya untuk pipis di pojokan karpet terbang untuk menandakan itu wilayahnya.
Ada yang aneh dengan orang-orang disini. Tak ada yang berpakaian konyol seperti Altar yang memakai topi koboi, sarung tangan pelangi, dan sepatu boots warna merah muda. Mereka semua saling ngobrol dengan asiknya tanpa mempedulikan Altar yang berpakaian aneh ada dipojokan di antara mereka. Ini mungkin anak-anak kelas 2 yang berarti mereka semua adalah kakak kelas Altar.
Altar mulai cemas kalau dia ketauan naik karpet besar yang salah. Dia cepat-cepat mencari jalan keluar dari karpet tersebut dan menjejal-jejal diantara kakak kelasnya untuk mencapai depan karpet tempat diamana ia pertama kali naik, padahal Altar bisa saja melangkah sekali saja mengingat posisinya tadi yang ada di pojokan karpet. Namanya juga orang panik, Altar sudah hampir menjejal sampai kedepan karpet ketika suara mantar terdengar MIBER  karpet yang tadi masih berada di atap gedung mulai terbang menuju gumpalan awan putih yang besarnya sama dengan karpet terbang raksasa itu.

apa yang terjadi selanjutnya? itu semua adalah misteri bersambung...

Kamis, 09 Februari 2012

sekolah sihir part 2


Lift itu menuju keatas dengan kecepatan sedang. Altar, Nanda, dan Jek berada di pojokan lift dengan Altar yang berkeringat dingin mengalir deras di kepalanya. Altar ternyata takut naik lift, semasa kecil Altar sering nonton tentang lift yang macet, lift yang jatuh, dan lift berhantu. Altar juga takut kalau-kalau nanti saat pintu lift terbuka muncul sesosok suster ngesot dan Altar tak tau apa yang harus dilakukan. Apakah dia harus menjerit, menendangnya, atau meminta tanda tangan pada suster ngesot itu?
“kenapa kau Al? Kok jadi pucet begitu?” tanya Nanda heran karena Altar gelisah berada di pojokan. “mau pipis ya? Pipis aja dipojokan, gak akan ada yang tau kok paling ntar aku intip doang hehe...”
“gak kok, aku gak kebelet pipis, emang aku kalau lagi terlalu semangat begini jadi agak pucet.” Jawab Altar tak jujur.
“oh ya udah kalau begitu. Tenangin dulu perasaan semangatmu Al kakak kelas kita sebentar lagi naik lift ini.” Nanda menata pakaianya dan membenarkan posisi koboi warna putihnya. “ingat harus selalu sopan terhadap senior, kalau gak ntar pas Ospek kita gak akan tenang dan mati penasaran.” Jelas Nanda dengan wajah seram.
“apa?! Sampai mati penasaran? Gila senior-senior itu!” Altar semakin pucat wajahnya seperti bayi kuda laut. Sedangkan Nanda mengira Altar lebih semangat daripada sebelumnya.
Lift mulai berhenti dan pintu tebuka. Sekelompok anak remaja menggukan pakaian bebas dan membawa tas besar masuk secara tertib kedalam lift.
“selamat pagi pak alis tebal yang mukanya kriput.” Sapa salah satu remaja yang baru masuk lift. Dia tak menyebutkan nama orang tua beralis tebal tersebut, sepertinya penulis tak ingin memunculkan namanya secara cepat.
“kenapa kau memanggilku dengan ciri-ciri tubuhku Warneng? Sapalah dengan benar!” kata pak tua alis tebal sambil mengernyitkan alisnya yang tebal.
“yah bapak kok nyalahin saya? Salahin tu penulisnya gak boleh nyebutin nama bapak dulu katanya.” Jelas remaja tampan yang diketahui namanya adalah Warneng Mindring.
“hei penulis amatir! Kenapa namaku gak lu sebutin sekarang ha..?” tanya pak tua alis tebal kepadaku yang waktu itu sedang sibuk ngerjain PR bahasa Inggris.
“crewet lu, aku lagi nyari-nyari dulu nama yang keren dan kreatif buat nama kamu nih. Sekarang kembali ke benang merah oke!” kataku sambil mengacungkan jempol.
Akhirnya cerita ini kembali ke benang merah dan lift mulai naik kembali keatas. Altar semakin pucat melebihi yang tadi karena lift semakin sempit dan naiknya terasa berat. Dia khawatir kalau-kalau liftnya jatuh kebawah seperti apa yang dia sering lihat waktu kecil dulu.
Para senior tidak memperhatikan para juniornya dan bertindak seakan tak peduli, sedangkan para junior berusaha keras menarik perhatian senior dengan segala cara agar mereka lebih mudah dikenal dan lebih mudah mengakrabkan diri. Ada sebagian dari mereka menarik perhatian dengan menyanyi, menari, membuat boyband, memasak, bersolek, dan ada juga yang ekstrim menarik perhatiannya seperti menodong para senior cewek, menodong senior yang kelihatannya laki tapi gak laki karena minum yang rasa-rasa, dan yang paling ekstrim menarik perhatiannya adalah percobaan pembunuhan pada senior yang dianggap ‘killer’ oleh juniornya.
Hal ini telah dimaklumi disetiap tahun pelajaran baru. Pak tua alis tebal itu membiarkan hal-hal tersebut karena telah dianggap biasa olehnya.
Altar tidak tau harus melakukan apa agar dapat menarik perhatian seniornya. Altar sejenak berpikir dan memutuskan ikut anak-anak lain mencari perhatian dengan percobaan pembunuhan senior killer tapi Nanda menarik Altar dan memintanya agar tidak melakukan hal ekstrim tersebut.
Perjalanan naik lift itu akhirnya berakhir ketika pintu lift mulai terbuka dan sangat sepi keadaan diluar lift, seperti bukan bagian dari mall saja tempat ini. Tempat yang terlihat suram dan orang mondar-mandir memakai baju panjang hitam. Altar sempat berfikir kalau ada orang yang meninggal karena semua orang yang dilihatnya memakai baju warna hitam, tapi pikiran itu dihilangkan oleh senggolan Nanda yang menunjukan kepapan nama tempat itu yang bertuliskan.



*Pasar sihir*
    Tempat belanja peralatan sihir dan semacamnya




“nah sekarang kalian aku berikan waktu satu jam untuk berbelanja keperluar sihir kalian sebelum kita berangkat kesekolah sihir.” Jelas pak tua beralis tebal. Tanpa menunggu perintah semua anak berlari menyebar kesegala arah seakan ada Bom didekat mereka.

Altar ingat sepertinya dia pernah diajak bapak mamahnya kesini waktu masih kecil dulu, dia juga ingat kalau ada sebuah toko tua di sebuah gang sempit yang menjual berbagai perlengkapan penyihir. Altar berjalan menjauh meninggalkan Nanda yang sedang mengejar Jek karena dia mulai berjalan lagi menuju toko pakaian dalam wanita khusus penyihir.
Dia ingat betul gang ini, gang gelap, basah, bertembok retak, seperti di film-film Hollywood dimana selalu diambil gambar gembel yang berada di dekat api. Di ujung gang terdapat toko serba ada dengan papan nama yang sudah tak bisa dibaca lagi.
Altar perlahan membuka pintu toko itu yang penuh dengan debu TIIING... suara bel pintu bergaung dalam toko, beberapa burung mengangkat kepalanya melihat kearah pintu. Seorang lelaki tua botak segera menyambut kedatangan Altar dari arah kasir.
“silahkan melihat-lihat anak muda. Ada yang bisa aku bantu?” Kata lelaki tua itu dengan gemetar.
“iya pak ada.” Sahut Altar sambil mengeluarkan buku catatannya dari dalam tas sempit yang dijejali karpet terbang tua milik orang tuanya. “aku membutuhkan seekor burung, burung pengantar pesan.” Tambahnya.
“kalau burung ada di rak ketiga itu nak, silahkan dilihat-lihat dulu dan dipilih. Ada bermacam-macam burung disini dari burung garuda sampai burung cucak rowo ada semuanya.” Lelaki tua itu menunjukan tempat burung-burung diletakkan.
Altar berjalan ke rak ketiga sambil melihat-lihat sekitar yang memang banyak debu pada barang-barang toko itu. Saat sampai ke rak burung tak banyak yang bisa dilihat. Tulang-belulang burung berada di sangkarnya dan masih tersisa beberapa burung disana. Tak heran burung-burung itu mati. Makanan, minuman burung itu sudah jarang di stok oleh pengurus toko.
Altar tertarik pada burung hantu di pojokan berwarna biru keungu-unguan. Dia pernah dengar dari ayahnya kalau di inggris para penyihir menggunakan burung hantu untuk mengantar pesan tapi beda kolam beda ikannya, lain di inggris lain di Indonesia, di Indonesia penyihir mengirim pesan dengan menggunakan burung bangau yang notabennya masih banyak dan tidak dianggap punah oleh pemerintah, jadi burung bangau bebas diperjual belikan.
“yang ini berapa pak?” Altar membawa burung yang dipilihnya kekasir dan menanyakan harganya.
“kalau yang itu 150 ribu nak.” Kata lelaki tua penjaga kasir.
“yah mahal amat! 75 deh. Boleh gak?” tawar Altar.
“jangan segitu anak muda. 120 gimana?”
“gak ah pak masih mahal itu. 80 deh.”
“115”
“ya udah pak.” Sambil memeragakan gerakan pada saat ‘end’ pada kata ‘loe, gue, end’ “ini kalau boleh ya pak, kalau gak boleh ya udah ini penawaran terakhir saya 10 ribu gimana?” tambah Altar.
“mmm....” penjaga kasir pikir-pikir dulu. “ya udah deh bawa aja, buat penglaris.” Jawab lelaki tua penjaga kasir pasrah.
“senang berbisnis dengan anda.” Altar menjabat tangan penjaga kasir dan keluar dengan perasaan berseri-seri.
Sesusai berjabat tangan dengan Altar lelaki tua penjaga kasir tadi menyadari 2 hal. Hal yang pertama adalah dia ingat kalau belum menyiram kotorannya yang ada di WC tadi pagi. Hal yang kedua adalah dia sadar kalau anak yang baru saja keluar dari tokonya adalah anaknya Harry Londo penyihir terkenal yang tinggal di Semarang yang merupakan pelanggan nomor 1nya itu.
Agar menambah efek dramatis lelaki tua itu menengok kejendela dan melihat ke gang diama Altar masih berjalan disana membawa burung hantu berwarna biru keungu-unguan. Dan lelaki tua itu berkata. “apapun yang terjadi nak. Minumnya teh botol sosro!”

Sabtu, 04 Februari 2012

sekolah sihir


SEKOLAH SIHIR

Dipagi buta dihari sabtu, Altar Zimbaque sudah bangun dari mimpi indahnya mimpinya untuk menjadi penyihir terhebat didunia fiksi buatan pengarang cerita ini. Bukan karena rajin atau memang Altar tidur kesorean melainkan dia bangun pagi sekali karena masalah sakit perutnya dan kita semua tau kalau sakit perut harus kemana.
Di negara Indonesia raya merdeka ini Altar Zimbaque akan memulai tahun pertamanya dalam sekolah sihir paling besar yaitu Wahkun Madrasah of Sihir.
Altar adalah pemuda tinggi berambut hitam berwajah manis dan agak memiliki kelainan tingkah laku dibanding anak sebayanya. Meskipun begitu Altar adalah anak dari pasangan penyihir hebat Harry Londo dan Genie ohjini sehingga membuatnya terkenal.
Tak terasa sudah 2 jam Altar berada di WC menuntaskan urusan perutnya. Tiba-tiba datang seekor burung bangau putih entah dari mana masuknya membawa surat untu Altar. Surat itu berisi demikian

  Dear Altar zimbaque
 
sehubungan dengan formulir yang anda kirimkan kepada kami untuk mendaftar di sekolah Wahkun madrasah of sihir. Kami memutuskan bahwa:
Nama:                Altar Zimbaque
Umur:                13 tahun
Nomor:               69
Domisili:            semarang

Telah Diterima dalam sekolah sihir kami. Maka ditunggu kedatangannya pada hari jumat besok di Mall matahari dengan membawa persyaratan yang tertera di formulir sebelumnya. Gak ada lu gak rame!!

                                                                                       Panitia pendaftaran
                                                                       
           
                                                                                    Jeferson Tungkak

Betapa senangnya Altar membaca surat pengumuman tersebut dia langsung berdiri dan tak sadar kalau dia baru saja memutuskan ekor sekundernya.
Tanpa basa-basi Altar kemudian berlari menuju kedua orang tuanya yang sedang berada di meja makan untuk sarapan.
“pak, akhirnya aku diterima di Wahkun” kata Altar memberitahukan ayahnya sambil melompat-lompat.
“iya iya sudah tenang aja, sarapan dulu sini!” suruh pak Harry sambil menggeser kursi supaya Altar bisa duduk.
“hmmmm... baunya enak sekali mah, pasti masak sup buntut buaya lagi ya?” tebak Altar kepada mamahnya yang sedang masak didapur. Memang Altar ini suka memanggil ayahnya dengan Bapak sedangkan ibunya dengan Mamah yang sebenarnya tidak serasi.
“penciumanmu kayak anjing deh nak, hebat banget.” Ibu Genie mulai menyajikan makanan di meja makan.
“yah mamah ngatain anak sendiri kayak anjing padahal aku kan kayak babi mah.” Altar membalas candaan ibunya.
Pagi itu mereka sarapan dengan lahap dan pak Harry berjanji kepada Altar untuk menemaninya belanja perlengkapan sihir besok.

Sudah 6 hari setelah Altar menerima surat dari Wahkun madrasah of sihir, itu berarti ini sudah hari jumat, hari dimana Altar harus berkumpul di Mall matahari seperti pada surat. Altar sudah tak sabar untuk berangkat dan menyruh ayahnya agar cepat emnyiapkan mobilnya.
Seperti yang ada di Inggris, kaum penyihir disini juga rahasia. Mereka menyembunyikan dirinya dari hiruk pikuk manusia normal yang ada di sekitarnya dan tak ingin ada yang mengetahui kalau mereka adalah penyihir.
Akhirnya Altar dan ayahnya sampai di Mall Matahari, Altar mulai mengenakan pakaian yang harus dipakai yaitu topi koboi, sarung tangan pelangi dan sepatu boots warna merah muda tak lupa karpet terbang yang dimasukkannya dalam tas. Terlihat mencolok memang, tapi ternyata tak hanya Altar yang memakai pakaian yang bisa dibilang konyol itu, beberapa anak di dekat lift juga mengenakan pakaian yang sama anehnya dengan Altar, itu berarti tak hanya Altar yang mendaftar dari semarang. Lalu Altar memutuskan untuk mendekati anak-anak dekat lift itu.
“hai, apa kabar? Apakah kalian baik-baik saja?” sapa Altar sangat formal seperti dalam acara rapat negara.
“hai juga, kabarku baik kok, kamu sendiri?” jawab seorang cewek cantik berambut lurus hitam legam dan pipi tembem yang bikin gemes kayak bakpao.
“aku juga baik kok. Kenalkan namaku Altar Zimbaque. Nama kamu siapa?” Altar mengulurkan tangan.
“namaku Nanda, Nanda Nanibia.” Nanda menyambut tangan Altar yang diselimuti saeung tangan pelangi. “dan kenalkan ini temanku Jek, Jek Kongo.” Dia menunjuk cowok di sebelahnya yang wajahnya tertutup oleh topi koboinya.
Ternyata cowok yang bernama Jek itu tidur dalam posisi berdiri. Cowok berkulit coklat gelap ini sangat pulas tidurnya dan berdiri seperti orang sadar dan jelas dia terlatih melakukan hal ini.
“ngomong-ngomong kita disini ngapain ya?” tanya Altar.
“kita disini nungguin panitia penyambutan dari Wahkun madrasah of sihir.” Nanda kemudian mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya. “mau beling rasa rumput laut?” dia menawari Altar.
“tidak, terima kasih. Jadi kau juga baru pertama kali masuk sekolah Wahkun?” tanya Altar mengakrabkan diri.
“iya, hei kau mempunyai karpet terbang model tahun 1987, ini sudah lama sekali bukan?” Nanda kagum dengan karpet terbang milik orang tua Altar yang kebetulan masih bagus dan terawat.
“iya ini milik orang tuaku. Sebenarnya kau ber...” tiba-tiba lift terbuka dan Altar menghentikan pembicaraan dan menjulurkan kepalanya dalam lift.
Serombongan anak memakai pakaian konyol seperti Altar berkerumun dalam lift yang dari luar tampak kecil dan dari dalam tampak luas seluas cintaku padanya.
“kalian mau sekolah atau hanya ingin bergaya dengan baju konyol kalian?” seorang pria beralis tebal, tua, berkeriput menawari Altar masuk dalam lift. Jek yang masih tidur ternyata dapat berjalan sambil tidur dan masuk lift dan perjalanan ke sekolah sihir dimulai.

bersambung...